(32) Memaafkan

2.6K 73 2
                                    

Selamat membaca

•Versi Baru•

***

"Ca, gue mau ngomong sama, Lo," bisik Alvin.

"Ngomong apa?" tanya Caca.

"Tapi nggak di sini," jawab Alvin.

"Lha di mana?" tanya Caca.

"Gimana kalau di kamarnya Nia aja, sekalian mindahin dia ke kamar," jawab Alvin.

Mindahin Nia?, ya jadi Nia ketiduran dipangkuan Caca.

"Ok," balas Caca.

Setelah itu Alvin mengangkat Vania.

"Mau lo apain anak gue?" tanya Kelvin.

"Mau gue pidahin ke kamar, kasian Caca capek mangku Nia," jawab Alvin.

Setelah itu berjalan menaiki tangga dan Caca pamait kepada semua yang ada di ruang keluarga rumah Alvin.

"Tan, Kak, Reth, Bri, Caca mau nyusul Alvin dulu ya," pamit Caca yang diangguki sama mereka.

Setelah itu Caca menaiki tangga menyusul Alvin.

"Kenapa ya mereka?" tanya Kelvin.

"Mungkin ada yang mau dibicarain berdua, Kak," jawab Brian.

"Bisa jadi," kata Kelvin.

Setelah itu mereka kembali bencanda tawa.

***

Setelah Alvin meletakkan Vania di atas ranjang kamar dia dan Caca yang sudah ada di situ, Alvin mengajak Caca untuk duduk disofa dekat jendela.

"Ca," panggil Alvin.

"Ya?" balas Caca.

"Gue minta maaf," kata Alvin.

"Untuk?" tanya Caca.

"Untuk semua kesalahan gue," jawab Alvin.

"Gue udah maafin dari dulu Vin, gue ngerasa fine-fine aja saat lo berbuat kayak kemarin-kemarin," kata Caca sambil tersenyum.

"Makasih ya, Ca," kata Alvin sambil memeluk Caca.

Caca menegang saat tiba-tiba Alvin memeluknya, tapi tak lama Caca membalas pelukan Alvin dan segera melepaskan diri, lalu berkata.

"Sama-sama, Vin," balas Caca.

Setelah itu mereka melepaskan pelukan dan turun ke bawah untuk bergabung bersama Risa, Kelvin, Dewi, Brian, dan Retha.

Saat sudah sampai di bawah, Risa, Kelvin, Dewi, Brian, dan Retha menggoda Caca dan Alvin. Semua kegiatan mereka menghasilkan senyuman dan ketawa yang bahagia.

Tidak terasa hari sudah sore dan mereka pamit untuk pulang. Mereka pulang dengan Brian mengendarai mobilnya, Brian terlebih dulu mengantarkan Caca, setelah itu baru mengantarkan Retha.

Sampai di depan rumah Caca, Caca turun dari mobil dan tidak lupa mengucapkan kata terima kasih dan masuk ke dalam rumah.

Saat sampai di ruang keluarga dia melihat kakaknya yang sedang tidur sambil memegangi handphonenya.

Ide usil Caca datang, dia mendekati Andra dan mengambil handphonenya Andra, setelah dihidupkan terpampanglah roomchat Andra dan Vanesa, lalu Caca membaca semua chatingan sang kakak sambil ketawa-ketiwi sendiri. Setelah puas dia mengembalikan handphone kakaknya ke tempat semula dan naik menuju kamarnya.

Setelah sampai Caca memutuskan untuk mandi dan bersantai.

***

Skip pagi

Keesokan harinya Caca bangun saat azan subuh terdengar, tidak seperti biasanya karena tadi malam Caca tidur cukup awal. Caca menjalankan kewajiban sebagai muslim yaitu sholat subuh, setelah itu dia mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah karena dia sudah selasai UN jadi dia hanya membawa satu buku, tempat pensil yang komplit isinya, dan tidak lupa dia membawa handphonenya.

Setelah selesai Caca turun ke bawah untuk sarapan.

"Pagi, Ayah, Bunda, Kakak," sapa Caca.

"Pagi, Ca," balas mereka bersamaan.

Setelah itu Caca duduk dan memakan sarapannya, setelah sarapan Putra tanya kepada Caca.

"Ca, kamu jadinya mau kuliah di mana?" tanya Putra.

"Oh iya lupa, Caca belum kasih tahu ya, jadi Caca pengen banget kuliah di Universitas Washington," jawab Caca.

"Nggak boleh," bukan Putra yang membalas, tapi Andra. Benarkan Andra pasti tidak setuju.

"Kenapa, Kak?" tanya Putri.

"Jauh, Bun. Kakak nggak bisa ngelepasin adik kakak satu-satunya, cewek lagi," jawab Andra.

Caca hanya diam menunduk, dia sedikit kecewa dengan kakaknya, tapi ya Caca tahu tujuan Andra melarangnya adalah baik, kakaknya tidak mau terjadi apa-apa dengannya apalagi jika kuliah di luar negeri itu jauh.

"Bunda tahu, Kak. Apa yang mau khawatirin, tapi coba kamu pikirkan impian adikmu, biarkan dia meraih mimpi dengan usahanya sendiri, yakin adikmu bisa," kata Putri.

"Iya, Bun," balas Andra.

"Kak, Caca harap kakak izini Caca ya," kata Caca.

"Iya," balas Andra.
"Yah, sahabat ayah yang punya SMA Upra itu Om Beni?" tanya Caca.

"Iya, anaknya sekelas sama kamu, namanya Alvin," jawab Putra.

"Dia teman dekat Caca, Yah," kata Caca.

"Iya, Ayah udah tahu, Om Beni yang cerita," balas Putra.

"Ya udah, Yah, Bun, Kak. Caca berangkat dulu," pamit Caca.

"Naik apa,Ca?" tanya Putri.

"Naik ojek online aja, Bun," jawab Caca.

"Gue antar, Dek," kata Andra.

"Nggak Kak, kakak 'kan mau ketemu sama Kak Vanesa," balas Caca.

"Kok kamu tahu?" kaget Andra.

"Tahu dong," balas Caca.

"Sama kakak kamu aja,Ca," kata Putri.

"Nggak ya, Bun. Caca mau sekali-kali naik ojek online, Kak Andra juga bentar lagi ke rumah sakit 'kan pasti sibuk, terus juga mau ketemu sama Kak Vanesa," balas Caca.

"Ya udah kalau gitu, Ca," kata Putri.

"Ya udah, Assalamualaikum," salam Caca dengan mencium punggung tangan Ayah,Bunda dan kakaknya.

"Waalaikumussalam," balas mereka.
Caca keluar dari rumah dan memesan ojek online, tidak lama driver ojek online datang dan mengantarkan Caca ke sekolah.

Hanya beberapa menit saja, Caca sudah sampai di depan sekolah, Caca membayar bapak ojek online tadi dan masuk ke dalam sekolah.

***

Ini dulu ya :)

Jangan lupa Vote dan Coment ya :)

Sukoharjo

Revisi : 18/08/2020

Alca || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang