Vote sebelum membaca 😙😙😙
Author's POV
Mereka semua sudah berusaha, berusaha sekeras mungkin untuk mencari Ibu dari Darcy tersebut.
Alleshia sudah melacak GPS ponsel Abigail dan ternyata, tidak tersambung. Lalu, Harry sudah beberapa kali menghubungi Nomor Abigail pada saat waktu yang tidak terduga, tapi tidak pernah, tidak pernah diangkat, bagaimana mau diangkat jika bahkan nomornya saja tidak aktif?
-
Abigail disana, dia menyibukkan dirinya untuk Melakukan pekerjaan Rumah. Tujuannya yaitu untuk melupakan Anaknya dan Harry dengan cara menyibukkan diri.
Pantang baginya untuk istirahat sedikit-pun, dengan Rumah lumayan besar dengan design Minimalis yang dia impikan dari dulu.
Dia berencana akan masuk ke Jenjang Kuliah jika nanti Jahitan di perutnya sudah pulih. Dia akan mandiri dan bekerja menjadi Karyawan yang sebenarnya.
Bukan seperti kemarin.
Dia sekarang berkunjung ke Panti, Panti asuhan tempat anak-anak balita dan Bayi-bayi di Rawat.
Dengan ditemani Mary- pembantu Jane, dia memasuki Rumah Panti Asuhan tersebut.
Suara riuh dari anak-anak mengisi indra pendengarannya, ada yang menangis, berteriak dan tertawa.
Dan, suara tawa dari bayi perempuan di Ujung ruangan yang sedang bermain mengalihkan pandangannya. Dia tersenyum sedih melihat itu.
Andaikan jika aku bisa bertemu anakku sekarang, pasti itu serasa Surga Dunia. Batinnya berbicara.
Pengurus Panti Asuhan tersebut menghampirinya, "nona Abigail?" Tanyanya.
Abigail tersenyum dan mengangguk, lalu dia duduk dibantu oleh Mary.
"Aku menyumbangkan ASI-ku untuk Bayi-bayi ini." Cicit Abigail melihat Bayi-bayi disana.
"Non-nona, se-serius?" Ujar Ibu pengurus panti tersebut.
Abigail mengangguk, "ya, aku akan rutin memberikan ASI-ku. Jadi, kalian tidak perlu membeli susu bayi lagi." Ujar Abigail.
Dia membawa 5 Box yang berisikan Botol kaca yang berisi ASI miliknya dan menyuruh Petugas-petugas untuk memasukan-nya pada pendingin.
Ibu penjaga Panti itu menangis bahagia, "terima kasih, Nona. Terima kasih." Ujarnya sambil memeluk Abigail.
Abigail mengangguk dan membalas pelukan Ibu itu dengan erat, "sama-sama."
--
Alleshia terbangun dari tidurnya ketika mendengar Suara bayi yang menangis, dia menghampiri Box bayi itu dan segera mengambil Darcy dari dalam Boxnya.
"Ssh, tidur lagi, sayang." Ujarnya sambil menimang-nimang Bayi itu.
Dia segera keluar dari kamar dan menghampiri kamar Merlin.
Ketuk? Tidak?
Dia akhirnya mengetuk pintu kamar Merlin, Alleshia menatap Merlin dengan iba.
"Maafkan aku, Merlin. Uhm, tapi bisakah kau m-membuatkan Darcy susu? Aku tidak mengerti cara membuatnya." Ujar Alleshia.
Merlin terkekeh dan mengangguk, kerutan dibawah matanya membuat Alleshia ingin mengurungkan niatnya. Tapi, Merlin sudah duluan berjalan ke Dapur.
Alleshia menimang Darcy dengan hati-hati, Perasaannya selalu sedih ketika melihat Darcy menangis. Malang-nya bayi itu harus ditinggalkan Ibunya.
"Abby, kau seharusnya berada di Posisi-ku sekarang. Kau seharusnya yang harus bangun tengah malam seperti ini." Ujar Alleshia lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard [H.S]
FanfictionRahim adalah salah satu organ spesial dan salah satu organ penting bagi wanita, Wanita diberikan kelebihan itu dan patut nya di jaga dengan sangat baik. Tuhan sangat memberkati makhluk yang bernama Wanita, makhluk kuat dengan kelebihan-kelebihan nya...