Vote sebelum membaca, komen pas lagi baca 😂😘😘
Alleshia's POV
"Tidak ada kamar lagi disini, Abby. Maaf." Ujarku saat Abigail mencari kamar untuk menginap disini.
"Tapi, aku bisakan tidur bersama-mu dikamar-mu saja?" Tanya-nya, aku melirik kearah Harry yang sedari tadi hanya diam. Dia membalas lirikan-ku dan mengangguk.
Sialan, kan tadi rencana-nya dia tidur bersama Abby! Dasar bodoh.
Aku me-melototkan mataku padanya, dia hanya menyeringai dan mengangguk.
"Ya sudah, kau tidur bersama-ku, Abby." Ujarku dan Abby tersenyum lalu memelukku.
"Terima Kasih."
Tadi, aku sudah menawarkan dia tidur dengan Harry saja. Tapi, dia tidak mau dengan alasan masih canggung dengan Harry. Cuih, canggung-canggung begitu pasti mereka dulu sudah sering bercinta. Dia juga malah meminta untuk tidur bersama Darcy, tapi sayangnya anak itu sudahku setting agar tidak mau tidur dengan Ibunya.
Dan terakhir, dia malah ingin tidur denganku saja. Kan sialan, dan Harry malah menganggukan kepalanya tanda setuju.
Pasti dia merencakan sesuatu. Aku tau itu.
--------
Malam menjelang, Rose sudah dipecat, dan sekarang dia akan pulang. Tadi, Abigail bertanya kenapa dia dipecat, dan kata Abby, seharusnya dia tidak dipecat.
Lalu Harry menjelaskan dia telah bersekongkol dengan si Make Up luntur itu. Kalian tau dia siapa.
Sekarang, aku sedang bermain bersama Darcy. Abby sedang mengobrol bersama Merlin dan Harry hanya diam memerhatikan anaknya.
Kurasa dia menjadi kolot karena terkejut Abigail kembali. Sedari tadi dia hanya diam, biasanya dia selalu bermain bersama Darcy.
Rose turun, Merlin yang kemarin sangat suka dengan kehadiran Rose-pun sekarang menjadi sedikut berubah. Dia turun membawa Koper-nya dengan keadaan Menangis.
Sesungguhnya, aku tau dia orang baik. Dia selalu baik pada-ku dulu, saat kami baru kenal. Pasti, karena si Make up luntur itu mempengaruhi dia dan juga dia menyukai Hunter, dia jadi jahat padaku.
Saat dia akan salam-salam pada kami untuk Izin pulang, dia menangis. Aku tau pasti dia sangat malu, aku juga jadi kasihan melihatnya.
Dia berlutut didepanku, duh, aku-kan jadi tidak enak. Aku-pun menariknya dan menyuruhnya duduk disebelahku.
Sedangkan si Kolot Harry itu hanya menunjukan wajah terkejutnya dan menggelengkan kepala padaku, dan Abigail hanya diam.
Dia memelukku erat, "maaf, Alle. Aku menyesal menuruti kata Camille. Harusnya aku tidak. Aku saat itu sedang membutuhkan uang lebih karena Ibu-ku sakit di Kampung. Jadi, aku menuruti kata Camille, Alle. Maafkan aku. Maafkan aku karena sudah menyukai Hunter." Aku mengangguk. Dan melepaskan pelukannya. Dia kembali berdiri dari duduknya.
Sesungguhnya, aku tak terlalu benci dengan Rose. Aku hanya benci kepada Camille. Dia sudah menyakiti kakak-ku, dia sudah membuat Darcy kehilangan Ibu-nya. Dan sekarang, dia bahkan hampir membunuhku kemarin dengan berbagai cara, hendak menusukku di Leher dan perut. Aku cukup trauma dengan itu semua.
Orang gila mana yang senang-senang saja saat hampir di Bunuh?
"Aku akan pulang." Ujar Rose dan dia berjalan kearah Pintu.
"Tidak, Rose." Bukan Abby, bukan Harry, bukan Merlin, bukan Aku, bukan Darcy juga.
Disana, Camille berdiri dengan Menangis, lagi. Didepan Pintu, shit!

KAMU SEDANG MEMBACA
Hard [H.S]
Fiksi PenggemarRahim adalah salah satu organ spesial dan salah satu organ penting bagi wanita, Wanita diberikan kelebihan itu dan patut nya di jaga dengan sangat baik. Tuhan sangat memberkati makhluk yang bernama Wanita, makhluk kuat dengan kelebihan-kelebihan nya...