[11] Blood

14K 877 76
                                    

Vote sebelum membaca muah

Abigail's POV

Aku terbangun dari tidur-ku, melihat burung-burung berkicauan dari jendela. Aku melihat kesamping dan tidak menemukan Harry dimana-mana.

Toh, dia juga tidak peduli denganku. Untuk apa aku mencari dia?

Aku mencuci muka-ku lalu turun kebawah, melihat Merlin sedang membuat sarapan. Aku berdiri disampingnya, "Selamat Pagi, Merlin."

"Hei Abigail, apakah kau masih merasakan Mual saat pagi hari? Kupikir, kau tidak lagi." Aku menggeleng sambil tersenyum, bahkan, Harry tidak pernah menanyakan pertanyaan seperti itu.

"Tidak, tapi kadang aku suka mengidam ditengah malam."

"Oh sayang, kau harus menuruti itu semua. Jangan sampai keinginan mu tidak terpenuhi, kasihan anakmu."

Harry tidak akan mau menuruti permintaanku, aku bersumpah. Dia kan hanya menganggapku angin lewat.

Bahkan, jika mungkin Anak Nicole meminta suatu dan aku juga, dia pasti akan menuruti kemauan Anak Nicole itu.

"Tidak, aku tidak mau merepoti Harry."

"Jangan begitu, sayang. Anak yang kau kandungkan anak Harry juga." Aku tetap menggeleng.

Aku membantu Merlin menuangkan Madu diatas Pancake, tapi Merlin segera merebut botol madu itu.

"Jangan Abby, nanti Harry marah." Aku menghembuskan napasku. Selalu begitu.

"Baiklah."

"Ah ya, kudengar Sepupu Harry akan datang malam ini. Dia abang sepupu Harry. Dan juga, mereka sangat mirip."

Oh, apalagi ini.

Akupun tidak memikirkan ucapan Merlin, aku berjalan mengelilingi Rumah Besar ini.

Selama aku tinggal disini, aku tidak pernah berjalan-jalan menyusuri Rumah ini. Tapi, aku tahu disini ada Taman dan Satu Kolam Renang yang besar.

Aku menuju Kolam Renang, dan melihat Ruangan yang seluruh dindingnya adalah Kaca.

Aku melihat seseorang Berpunggung besar sedang tertidur disana, Harry?

Aku berjalan manuju Ruangan itu, dia tidur disini?

Bukankah ia tadi malam akan pergi untuk Membeli hadiah untuk Anak Nicole?

Aku memasuki Ruangan itu, bilang aku tidak sopan, karena aku sangat penasaran.

Aku memerhatikan Harry dari belakang, ia tertidur di Kursi Kerjanya. Sedangkan, Sofa ada disini. Dia bersandar di Kursi itu dengan Tangan yang memeluk tubuhnya, dia kedinginan.

Aku mengambil Selimut yang terletak disofa itu dan menyelimuti Harry.

Aku mengelus kepalanya, hanya sedikit.

Kenapa lelaki Manis dan Imut ini dapat menyakiti-ku sangat dalam?

Dia sangat imut saat tidur dan sangat menyebalkan saat ia menganggapku hanya seorang 'partner'. Aku sakit Hati.

Aku memerhatikan wajahnya, tak sadar, air mataku turun kembali. Aku menunduk dan mengecup bibirnya.

Andaikan ia Suamiku.
Andaikan ia selalu siap saat aku membutuhkannya.
Andaikan ia selalu memelukku saat aku kedinginan.
Andaikan ia selalu memijat tengkukku saat aku Muntah.
Andaikan ia yang menahan Perutku saat aku Muntah.
Andaikan ia yang menyingkirkan Rambut ku saat aku Muntah.
Andaikan ia menyanyikan ku Lullaby saat aku hendak tidur.

Hard [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang