[21] Back, Harry

12.8K 785 99
                                        

Vote sebelum Membaca 😄😄

Author's POV

Alleshia berpikir keras, dia harus menyelesaikan ini semua.

Dia tidak boleh egois, tapi dia juga tidak mau mengorbankan dirinya.

Dan satu lagi, dia tidak mau menyeret Hunter kemasalah ini. Dia tidak mau masalah semakin rumit. Cukup ini saja.

Dia sedang sendiri dikamarnya, duduk di Meja Belajarnya dan benar-benar memikirkan masalah ini dengan Konsentrasi yang tinggi. Dia membayangkan dirinya berada di Posisi Abigail atau dirinya sendiri saat ini.

"Jika aku menyerahkan Abigail, pasti Abigail akan marah padaku."

"Tapi, jika aku menyembunyikan Abigail, pasti si Brengsek itu akan mengambil aku. Aku yang akan jadi korbannya."

"Abigail sedang hamil. Anak Harry. Tanggung jawab Harry. Jadi, aku tidak salahkan mengembalikan Abigail pada Harry?"

"Lagipula, Abigail terlalu bodoh jika ia akan mengurus anak itu sendiri. Dia kira uang banyak yang diberi Harry tidak akan habis-habis. Tentu akan habis."

Dia berbicara pada dirinya sendiri.

"Aku masih punya masa depan yang panjang. Sedangkan Abigail? Dia sudah terlanjur hamil, dia harus merawat anaknya."

"Masalahnya dia tidak mau kembali pada Harry, fck." Gadis itu mengacak rambutnya, wajahnya memerah ia ingin menyerah dari masalah ini. Tapi tidak bisa.

"Aku tidak mau menjadikan diriku korban. Dia kira aku siapa bisa seenak nya dia ajak ke Rumah." Dia menopang dagunya.

"Apa aku harus kabur bersama Abigail ke Negara lain?"

"Tapi, bagaimana dengan Sekolah-ku."

Alleshia pindah ketempat tidurnya dan hanya melihat ke langit-langit kamarnya itu.

Dia bingung, dia pusing, dia harus memilih yang mana?

I wanna be your end game.
I wanna be your first string.
I wanna be you A-team.

Alunan musik dari Taylor Swift menyadarkannya.

Nomor tidak dikenal menelfonnya, dia tidak ingin mengangkatnya. Tapi, jika penting atau menyangkut tentang Jane bagaimana?

"Ha-halo?"

"Un-block nomor ku atau aku benar-benar akan mendatangi-mu kembali ke Apartemen-mu itu." Gadis itu memejamkan matanya.

Kenapa si Brengsek itu lagi?

"Kenapa kau tau aku memblokirmu? Dan, nomor siapa ini?"

"Kau tidak perlu tau. Ini nomor anak buahku."

Alleshia mematikan Sambungannya secara sepihak. Lalu membuka kontak-kontak yang telah ia blokir dan meng-unblock nomor Harry.

Tak sampai satu menit, Ponselnya berdering kembali.

Alleshia's POV

Brengsek.

Itu nama kontaknya.

"Apalagi?" Ucapku.

"Ingat, waktumu tinggal 6 hari lagi. Jika kau tidak menemukan Abigail atau kau tetap bersikukuh untuk menyembunyikannya. Lihat apa yang akan terjadi. Berhati-hatilah, Bocah."

Bisakah aku kabur dari semua masalah ini?? Aku terlalu lelah.

Aku tak mau mengorbankan diriku, itu menjijikan. Tapi, aku juga kasihan melihat Abigail yang selalu menangis katanya jika ia bersama Harry.

Hard [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang