[40] Get Off

12.6K 716 131
                                    

Vote sebelum membaca 😘😘😙

Author's POV

"Ayolah, Abby. Kau tinggal di Rumah Harry saja." Bujuk Alleshia sambil mengguncang-guncangkan lengan Abigail ringan.

Abby menggeleng, "tak bisa, Alle. Jane mau dikemanakan?" Ujarnya sambil menatap sendu Alleshia.

Alleshia memutarkan bola matanya, "ajak Jane kerumah Harry, duh kenapa susah sekali?" Tanya Alleshia.

Abigail tetap menggeleng, " tetap tidak bisa, Alle. Sudahlah, lagi pula Harry juga tidak mengajak-ku tinggal di Rumahnya kembali." Ujar Abigail.

"Tidak, siapa bilang?" Tanya Harry yang telah kembali ke Rumah sakit kembali. "Kau tinggal saja di Rumahku." Ujar Harry sambil menunjukan senyumnya itu, walaupun kecil dan sangat tipis.

"Nah kan, Ayolah, Abby. Besok Darcy sudah boleh pulang, kan?" Abigail mengangguk mendengar ucapan Alleshia.

Alleshia berbisik, "kau harus lebih dekat dengan Darcy, Abby. Jangan canggung pada anakmu sendiri. Kau gila? Aku bahkan lebih dejat dengannya, buatlah dirimu lebih dekat. Kau Ibu-nya. Dia bahkan masih memanggilmu Ms.Jhonson. Suruh ia panggil kau Mommy saja." Bisiknya yang mana mambuat Hati Abigail serasa diremas.

Benar, aku sama sekali tidak dekat dengannya. Aku merasa berdosa. Aku sungguh Ibu yang jahat untuknya. Ya Tuhan. Batin Abigail berbisik.

Harry berlutut didepan Abigail, "tinggal-lah bersamaku?" Tanya Harry sambil menggenggam kedua tangan Abigail. "Please?"

Abigail tersenyum kecil, "y-ya. Untuk Darcy." Ucapnya kecil.

Alleshia terkekeh atas itu, "untuk Darcy atau untuk Harry?" Godanya.

Abigail bersemu merah, dan berusaha melepaskan genggaman tangan Harry yang sesungguhnya enak dan hangat ditangannya.

Aku akan membuat alasan kau tinggal di Rumah-ku karena aku dan Darcy, bukan siapapun. Batin Harry bersorak.

---

"Mommy?" Tanya Darcy ketika Alleshia menjelaskan siapa Abigail sebenarnya.

"Ya, dia Mommy-mu, Dee. Jangan panggil dia Ms.Jhonson, okay? Cukup, Mommy. Kau senang?" Tanya Alleshia lagi pada Darcy yang sepertinya senang dengan semua ini.

Darcy mengangguk dan tersenyum, "baiklah, Aunty." Ujar Balita itu.

Senyum-nya mengembang dan memeluk Abigail yang ada didepannya, Abigail mengeluarkan Air matanya sedikit, merasakan tangan mungil itu memeluk tubuhnya.

Alleshia tersenyum dibelakang tubuh Darcy, berharap Darcy masih bisa memperlakukan dia layaknya dulu, layaknya sebelum dia bertemu Ibu-nya. Dia senang karena akhirnya Balita itu bisa bertemu Ibu-nya.

"Aunty, aku sayang Aunty juga." Ujar Darcy menarik Alleshia kedalam pelukan kecilnya. Alleshia membalas keduanya dengan pelukan erat. Tak sadar, gadis itu menitikkan air matanya juga.

Apakah Tugas-ku sudah selesai dan berakhir sampai disini? Batinnya.

-----

Harry kembali mengacak Rambutnya, dia sedang berada di Kantornya. Dan dia tau, bahwa Alleshia tidak masuk hari ini untuk menemani Darcy keluar dari Rumah sakit.

Dia memandangi Foto yang sudah ia cetak beberapa minggu yang lalu, Gadis pirang itu tertidur bersama Anaknya di kamar milik Anaknya, saling berpelukan. Itu adalah pemandangan yang menyejukkan bagi Harry.

Dan juga, cincin yang berada di tangannya itu. Cincin lamaran yang ia beli pada Malam saat Alleshai tertidur dan Pagi-nya, saat Alleshia benar-benar baru terbangun, dan ia langsung menyerbu Gadis itu dengan Pertanyaan yang sangat membingungkan.

Hard [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang