[44] What?

12.7K 697 109
                                    

Vote sebelum membaca, komen yg lg baca :v 😘😚😙

Author's POV

Sudah hampir sebulan berlalu, Abigail yang sudah tampak seperti Istri sah Harry. Walaupun, tak ada hubungan yang jelas diantara mereka.

Pacaran? Tidak.
Menikah? Tidak juga.

"Abby, kita ke Rumah Sakit saja, ya? Kenapa kau pucat?" Tanya Harry saat melihat Abigail terbaring lemah di Kasur-nya sambil menonton.

"Tidak, Harry. Aku hanya masuk angin, tadi malam aku keluar dan duduk di Ayunan agak lama. Kupikir, angin malam membuatku seperti ini." Ujar Abigail sambil menggeleng, dan memerhatikan wajah Harry yang sedang mengerutkan dahinya disertai tatapan khawatir.

"Tidak, Abby. Besok pagi, kita ke Dokter, ya." Ujar Harry lagi, dia berbaring disamping Abigail dan menyelimuti Abigail untuk tidur bersamanya. "Sekarang kau tidur, bangunkan aku jika ada apa-apa." Ujar Harry sambil memeluk perut Abigail dari samping, membuat Abigail sedikit kehilangan rasa pusing dan mualnya.

------

Darcy membawa benda aneh itu dari kamar Alleshia. Dia mengunjungi Ayah-nya, Harry dan Hunter yang sedang berbincang kecil di Sofa ruang Tamu. Hunter sedang menunggu Alleshia bersiap-siap, karena mereka akan pergi sekarang.

"Dad, Uncle. Ini apa? Aku menemukannya di Meja yang ada di Kamar Aunty Alle." Ujar Darcy dengan suara cadelnya. Dia memberi testpack yang menunjukan garis dua merah dan bertuliskan pregnant kepada Ayahnya.

Harry meneguk Saliva-nya dengan sangat sulit ketika melihat itu, "ini ada di Kamar Aunty Alle?" Tanya Harry. Darcy mengangguk untuk menjawab pertanyaan Ayah-nya itu.

"Ya, dad. Tadi aku melihat Aunty Alle manaruh-nya di Meja yang ada dikamarnya saat ia keluar dari Toilet. Jadi, aku melihatnya, kukira tadi ini Termometer untuk aku demam, tapi sepertinya bukan." Ujar Darcy lagi. "Benda apa itu, Dad?"

Harry menggeleng, sedangkan Hunter hanya memainkan Ponselnya membiarkan Ayah dan Anak itu berbicara, "Hunter." Panggil Harry.

Hunter mendongak, dan Harry menunjukan Testpack itu kepada Hunter, Hunter malah terkekeh melihatnya.

"Kenapa? Kau hamil?" Tanya Hunter, sedangkan Harry hanya diam dengan wajah Datar.

"Alleshia." Jawab Harry datar. Hunter yang tidak mengerti hanya menaikkan sebelah alisnya saja.

"Kenapa Alle?" Tanya Hunter lagi sambil melihat ke arah Testpack yang dipegang oleh Harry.

"Dia hamil," ujar Harry.

Hunter hanya terkekeh sebentar dan mengedikkan bahunya, "kau ini sudah tua, sudah punya anak. Kenapa masih suka bercanda? Tidak lucu, pula." Ujarnya sambil membuka Kunci Ponselnya, berusaha menutupi rasa khawatir dan takut pada dirinya.

"Apa yang kau lakukan pada Alleshia? Dia hamil, brengsek." Ujar Harry, Hunter yang sedari tadi berusaha untuk tidak cemas itu akhirnya benar-benar menunjukan aslinya.

"Kau bercanda, mana mungkin Gadis macam dia bisa hamil diluar Nikah. Disentuh sedikit saja, penis-ku menjadi sasaran. Sudahlah, testpack itu tidak akurat." Ujar Hunter lagi berusaha Santai.

"Dia hamil, Anak muda! Dewasalah sedikit!" Ujar Harry.

Hunter akhirnya serius dan mendongak, "anak siapa, huh? Aku tak pernah melakukan sex dengan siapapun, apalagi dengan dia." Ujar Hunter.

Harry mengeraskan rahangnya, "ku kira aku percaya dengan Anak Muda macam kau? Jangan berbohong, jelas-jelas ini buktinya." Ujar Harry.

Darcy yang sedari tadi tidak mengerti hanya pergi dan memasuki kamarnya, bermain bersama mainan-mainan reptilnya itu.

Hard [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang