Vote sebelum membaca 😘😙😘😙komen pas lagi baca wkwk
Author's POV
Abigail terlah terbangun, dia sedari tadi hanya terdiam memikirkan apa yang telah mereka lakukan tadi malam.
Dia tak menyangka, dia terkejut. Antara menyesal, senang, bahagia, ragu dan takut.
Dia sedikit menyesal dengan mudahnya kembali menyerahkan tubuhnya pada Harry.
Dia senang karena dapat merasakan sentuhan-sentuhan Harry lagi.
Dia bahagia entah karena apa, mungkin karena dia masih mencintai Harry.
Dia ragu untuk kembali pada Harry.
Dan dia takut, jika ia akan berpisah kembali dengan Harry.
Dia terdiam menatap Langit-langit Kamar Harry. Tangan besar memeluknya dari samping, dan udara dari dengkuran Harry terasa di Lehernya.
Dia menoleh sedikit, menemukan muka Polos dan menawan milik Harry disana, tertidur dengan mulut sedikit terbuka.
Rasa perih di leher dan dadanya akibat gigitan-gigitan dari Harry membuatnya meringis sedikit dan menyentuhnya.
Harry benar-benar lebih liar daripada dulu saat Darcy, batinnya berbicara antara malu dan senang.
Dia kembali melamun melihat langit-langit kamar Harry dan membayangkan kenapa kejadian tadi malam bisa terjadi dengan mudahnya.
"Kenapa tidak memerhatikanku lagi?" Suara serak milik Harry, suaranya yang sudah berat dan serak bertambah serak saat bangun tidur. Abby menoleh kesamping, pipinya memerah melihat Harry yang sangat imut.
Abby tersenyum kecil, dan menggeleng sedikit, "tidak Harry, tidur lagi, ini masih sangat pagi dan hari ini Minggu." Ujar Abigail.
Harry menggeleng, dan mengisap wangi badan Abigail dari samping, "kau geek, kembali menjadi Perawan, eh?" Tanya Harry sambil sedikit terkekeh.
Abigail memerah, dan tidak membalas ucapan Harry. Seolah-olah Langit-langit kamar Harry sangat menarik ketimbang Harry sendiri.
Dia hanya tidak ingin menatap Harry, dia malu.
"Geek-ku kembali menjadi seorang Perawan? Kenapa rasanya lebih sempit daripada Perawan sendiri?" Tanya Harry berusaha menggoda Abigail sambil terkekeh.
Kenapa dia sangat menyebalkan, huh? Batin Abigail bersorak antara sedikit kesal dan malu.
"Tidak, Harry." Cicitnya kecil, Harry menghirup bau leher Abigail dan terkekeh akibat ucapannya.
"Tidak apa? Tidak perawan? Oh itu aku sudah tau, kan aku yang mengambilnya." Ujar Harry lagi-lagi menggoda Abigail.
Abigail tersenyum kecil, dan pipinya merah merona akibat Harry goda. Dan dia hanya diam.
Kenapa dia hanya diam, huh? Jika adiknya itu pasti sudah melemparku dengan Guci diujung ruangan, apakah dia kembali manejadi Polos selama empat tahun ini? Batin Harry.
"Geek, kuharap kau tidak menjadi Polos setelah lepas dariku empat tahun." Ujar Harry lagi, dia berusaha mengikis Kepolosan Abby. "Mantanku saja, sudah kutinggal bertahun-tahun, Polosnya tambah berkurang malah sudah habis. Nah kau? Geek, ayolah." Ujar Harry lagi.
Abigail terkekeh dan akhirnya menoleh kearah Harry.
"Apa, Harry? Kau kenapa?" Ujar Abigail lagi.
Harry mengembungkan pipinya, usaha-nya gagal.
"Jadi kau tidak merespon Ucapanku sedari tadi? Kuharap kau akan basah disana, ternyata meresponnya saja tidak." Ujar Harry yang tadinya menoleh kearah Abigail sekarang malah mengalihkan pandangannya dari Abigail.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard [H.S]
FanfictionRahim adalah salah satu organ spesial dan salah satu organ penting bagi wanita, Wanita diberikan kelebihan itu dan patut nya di jaga dengan sangat baik. Tuhan sangat memberkati makhluk yang bernama Wanita, makhluk kuat dengan kelebihan-kelebihan nya...