Bab 1

541 55 50
                                    

Viktor Alexander POV

Dingin. Sinis. Tidak berperasaan.

Tiga kata itu sudah mencakup semua sifat dari seorang cewek bernama Velandra Victoria.

Menurut kami—satu sekolah—jika Velandra Victoria ramah terhadap cowok adalah suatu keajaiban dunia yang paling keren. Habisnya, dia tidak pernah bersikap baik pada kami, kaum cowok. Memang ada diskriminasi terhadap cowok yang terpancar sangat kuat dari dalam diri Velandra Victoria.

Tahun ini, aku sekelas dengan si cewek dingin itu.

Saat dia menatap papan mading, dia terlihat kesal ketika membaca daftar nama-nama anggota di kelas 8B.

Ketika dia masuk ke kelas 8B, dia segera mengambil tempat duduk di paling belakang. Aku sendiri mengambil tempat duduk di kedua paling belakang. Setidaknya, aku tidak paling belakang separah Vela dan Nita—teman sebangkunya.

"Woi, bengong aja lo dari tadi!" seru Tama sambil menarik kursi terdekat lalu duduk di sebelahku.

Aku menatap Tama sebal. "Suka-suka gue dong!"

"Bukannya gitu," sahut Nando yang berada di belakangku. "Takutnya lo kemasukkan."

"Kemasukkan apa? Setan?" tanyaku sebal. "Lo berdua tuh ganggu banget, tau!"

"Lah, Frankie ga dibilang ganggu?" tanya Tama kesal.

"Emangnya, orangnya mana?" tanyaku sinis.

"Sebelah gue," sahut Nando.

Aku segera melihat ke sebelah Nando. "Ngapain lo ke sini?"

"Suka-suka gue dong!" seru Frankie dengan nada yang dimirip-miripkan denganku tadi.

Aku menatap mereka dengan bete. "Lo tuh ya, bener-bener..."

"Selamat pagi, anak-anak!" sapa Bu Maria.

Aku menatap mereka bertiga heran. "Hari pertama sekolah, ada guru?"

"Gue aja kaget," kata Tama.

"Lo kaget, gue apalagi!" seru Nando.

"Kenapa harus ada guru di hari pertama sih?" tanya Frankie jengkel.

"Tolong, hening ya semuanya!" seru Bu Maria. "Hari ini, ibu ingin mengadakan tes di awal semester. Ibu mengadakan tes ini untuk mengetes kalian, apakah kalian masih ingat pelajaran waktu kelas tujuh."

Satu kelas segera melontarkan beberapa kata protesan.

"Ih, apa-apaan? Kenapa jadi tes gini sih?"

"Parah. Gue harus mabal!"

"Woi, nanti bagi jawaban ke gue ya!"

"Kerjasama yuk!"

Sialan. Bu Maria memang sudah tidak ada otak!

"Hei!" seru Bu Maria lagi. "Semuanya tolong hening."

Bu Maria segera membagikan kertas ulangan yang sialan itu. Aku menatap Bu Maria dengan jengkel dan mengambil kertas ulangan itu dengan kasar.

Oke, aku memang ranking dua sewaktu kelas tujuh. Tapi bukan berarti aku bisa mengerjakan semua soal di kertas sialan ini! Lebih sialnya lagi, aku sudah lupa caranya menghitung! Kayaknya, yang milih aku biar ranking dua tuh agak ngaco ya! Mengerjakan soal di awal tahun ini saja tidak bisa!

Setelah selesai mengerjakan soal-soal yang bedebah itu, aku segera mengumpulkannya di meja guru.

"Lex, lo bisa?" tanya Tama padaku setelah selesai mengerjakan soal-soal yang sialan itu!

{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang