Bab 16

96 14 0
                                    

Velandra Victoria POV


Saat pulang sekolah, si brengsek masih ada di sekolah.

Sumpah, itu brengsek banget!

Aku nyelonong begitu saja ketika dia berusaha menahanku agar tidak pergi.

"Hei, La," katanya. "Tunggu dulu!"

Spontan saja, kami berdua menjadi pusat perhatian ketika gerbang sekolah telah terbuka dengan lebar.

Aku terus berjalan. Bahkan Nita dan Cindy pun terus menyuruhku untuk memelankan langkahku. Tapi aku tidak mau.

"La, pelan-pelan jalannya!"

"Ga mau," sahutku dingin.

Aku terus berjalan hingga sampai di mobilku dan menyuruh Nita dan Cindy masuk ke dalamnya. Mereka berdua untungnya ga banyak bacot dan segera masuk.

"Vela, gue mau..."

"Pergi," kataku dingin sambil berbalik tanpa menatapnya. "Pergi. Aku ga mau liat kamu."

Aku baru sadar bahwa kini, teman-teman yang seangkatan denganku sedang mengerumuniku dan melihat apa yang terjadi dengan muka yang keponya kebangetan.

"Tapi, La..."

"Pergi, ga?!" salakku kesal. "Lo ga pergi, gue tereak-tereak di sini!"

Dia hanya mundur selangkah demi selangkah dengan teratur. Kurasa, aku memang ditakdirkan untuk selalu merasa puas jika ada yang ketakutan denganku.

Aku buru-buru masuk ke dalam mobil dan segera pergi menuju rumahku. Yap, aku, Nita, dan Cindy memang ingin mengerjakan beberapa tugas di rumahku.

Saat sampai di rumahku, mereka berdua segera mengikutiku menuju kamarku.

"Lo kenapa, La?" tanya Nita dengan nada yang sangat peduli padaku.

Aku hanya tersenyum tipis. "Ga apa-apa."

"Ga usah ngomong gitu," tukas Cindy. "Muka lo tuh menunjukkan kalo lo ada apa-apanya."

Buset. Apa Cindy merupakan Kila yang kedua?

Aku menghela nafasku dan tersenyum masam. "Emangnya, lo berdua mau tau tentang apa?"

"Siapa cowok itu?" tanya Nita. "Cowok yang tadi lo bentak-bentak itu loh."

"Oh, itu cowok aneh," kataku berbohong. Eh, ga berbohong juga sih. Dia kan memang aneh.

"Masa sih?" tanya Nita. "Kata gue, dia malah ganteng loh."

"Iya. Bener tuh," kata Cindy menyetujui.

Aku bete mendengar mereka yang mengatakan bahwa dia ganteng. Percuma ganteng kalau ujung-ujungnya suka selingkuh!

"Najis. Ganteng dari mana?" tanyaku bete. "Lagian, kalo kalian berdua mau pacaran sama dia, pacaran aja sana!"

"Lah, siapa yang mau pacaran sih?" tanya Cindy heran. "Kita kan cuma ngomong kalo dia ganteng."

Aku memutar bola mataku. "Asal kalian tau aja, kalo kalian berdua mau pacaran sama dia, kalian harus hati-hati," kataku dengan nada yang misterius.

"Emangnya, kenapa?" tanya Nita kepo.

"Dia suka selingkuh," kataku sinis.

{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang