Kilana Jeannya Laurence POV
"Aduh, mana sih nama kontaknya?" tanyaku kesal sendiri.
Jariku terus men-scroll di handphone-nya Alex.
Ketemu! Tapi, namanya kok Rese sih?
Me
Nyet, ke sekolah sekarang. Gue mau mabal, tapi motor gue rusak.
Tidak sampai semenit, chat-ku pun dibalas.
Rese
Rusak? Kok bisa sih? Lo mau digampar sama ortu?
Me
Udah, ga usah bawel. Cpetan jmput gue!
Aku tersenyum miring setelah mengirim pesan itu dan kembali lagi ke kantin untuk melihat, apa yang sudah terjadi di sana.
Pastinya, aku akan mencari tempat strategis, yang tidak akan terlihat oleh siapapun.
###
Viktor Alexander POV
Jadi, ehm, kurasa ada yang tidak beres.
"Lo kenapa di sini?" tanyaku tidak suka.
Kakakku menatapku bingung. "Hah? Bukannya lo yang nyuruh gue ke sini gara-gara motor lo rusak ya?" tanya kakakku.
Aku mengernyit heran lalu memegang kantong celanaku dengan segera. Ah, benar juga! Handphone-ku kan ada di Kila! Pasti dia yang mengirim SMS itu!
"Hape gue ada di Kila," kataku datar. "Mending, lo balik aja deh. Motor gue masih sehat walafiat."
"Emangnya, gue ke sini mau ketemu lo?" tanya kakakku. "Gue mau ngomong dulu sama orang yang ada di sebelah lo."
Aku melihat Vela yang sedang menatap kakakku dengan dingin. Seulas senyum sinis, perlahan terbit dari bibirnya. "Masih berani ketemu sama gue?" tanyanya sinis.
Sekali lagi, kuberitahu—barangkali ada yang lupa.
Gue-elo. Dua kata sakti yang jarang disebutkan oleh Vela.
"Lo makin jutek aja deh," kata kakakku dengan alay.
"Dan lo makin keliatan rese," kata Vela dingin. "Udah berapa cewek yang kamu patahin hatinya?"
Kakakku terdiam.
"Berapa banyak korban yang sama kayak aku?" tanya Vela dengan nada mulai meninggi.
Aku mengernyit heran pada kedua orang itu. "Lo berdua saling kenal?" tanyaku.
"Iya." Mereka menjawab bersamaan dengan tampang yang berbeda. Kakakku menjawab dengan semangat sedangkan Vela menjawab dengan marah.
"Dan jangan bilang, kamu kenal sama orang ini, Lex," kata Vela.
Aku hanya bisa ber-hah ria. "Dia kan..."
"Apa? Kamu beneran ga kenal sama dia kan?" tanya Vela kesal. "Kamu kenal atau ga?"
Lah, aku jadi bingung. "Kenal," kataku akhirnya.
"Dari siapa kamu kenal dia?" tanya Vela makin marah.
"Dia tuh..."
"Udah deh," sahut kakakku bete. "Banyak drama banget sih lo berdua!"
"Eh, lo diem aja," kata Vela dingin. "Harusnya sih, lo juga ngaca. Hidup lo tuh yang penuh drama!"
"Kata siapa?" tanya kakakku dengan gayanya yang menyebalkan.
"Barusan gue yang bilang!" bentak Vela lalu menatapku lagi. "Jadi, kamu kenal sama dia?"
"Kan tadi gue udah bilang, La. Gue kenal sama dia," kataku mencoba bersabar dan memahami apa yang terjadi. "Dia..."
Entah kenapa, rasanya sulit untuk mengakui dia sebagai kakakku. Habisnya, kakakku memang tidak ada ganteng-gantengnya! Pinter? Boro-boro! Sama aku saja, dia jauh lebih rendah! Tapi anehnya, banyak cewek yang mau jadi pacarnya dan korbannya.
Rasanya memang memalukan punya kakak seperti dia.
Vela menunggu lanjutan dari kalimatku sedangkan kakakku malah membuang mukanya. "Dia..." Aku menarik nafas yang panjang. "Dia...kakak gue, La."
Kalau saja aku bisa memutar waktu, aku ingin sekali. Karena setelah aku berkata begitu, Vela berjalan mundur secara perlahan lalu berlari meninggalkanku dan kakakku.
Dan aku masih belum mengerti, apa yang sebenarnya terjadi?
###
Kilana Jeanny Laurence POV
Aku tersenyum miring melihat semua kejadian itu. Diam-diam, aku merasa puas karena rupanya usahaku ini berhasil. Bukan usaha yang buruk. Siapa suruh, Vela tidak mau cerita tentang...
"Gue rasa." Aku mendengar Alex berkata pada kakaknya. "Sampe di rumah nanti, lo harus cerita sama gue. Apa yang udah terjadi, apa yang sebenernya terjadi. Semuanya. Lo harus cerita sama gue karena emang cuma lo yang bisa cerita sama gue. Vela ga mungkin mau cerita sama gue."
Rasanya aku berteriak "Gue suka gaya lo, Lex!" sambil nari-nari kegirangan (tapi yang jelas, hal ini tidak mungkin kulakukan karena bisa merusak reputasiku sebagai Penilik dan Saiton). Habisnya, gayanya Alex memang keren! Setelah dia berkata begitu pada kakaknya, Alex segera meninggalkan kakaknya dengan santai namun dalam keadaan yang serius.
Lagi-lagi aku tersenyum miring ketika kakaknya Alex ditinggal sendirian di taman sekolah. Biarin aja dia miris sendiri! Siapa suruh dia cowok playboy yang berani selingkuh di depan pacarnya?
Aku segera berjalan meninggalkan taman itu—dengan diam-diam pastinya—dan kembali menuju kelas dengan santai.
Kini, tugasku hanya satu.
Menemukan penulis surat kaleng itu dan menentukan hukuman yang pantas. Sepantas-pantasnya.
684 words
singkat padat jelas, tapi jawabannya keluar di bab ini.
mantannya Vela=kakaknya Alex
kakaknya Alex=mantannya Vela
hailah! Apa bedanya!
kesel juga ye gua sama diri sendiri.
omong-omong, di bab ini, si Kila keren banget ya ngebajak hape Alex-nya!
kalo mau apdet bab berikutnya, komen yang banyakkkk sama voteeee
kalo bisa, promote jugaaa biar gua makin semangat nulisnya!
kalo ga, gua ga akan mau nerusin cerita ini!
#fixguangambekcuy!
jangan lupa komen sama vote. itu aja sih
sama follow CHAVERALIVENA di insta
kalo mau nanya, boleh kok. dm aja.
sekian.
salam dari kakaknya Alex yang ternyata mantannya Vela.
Bab 16 is coming soon...
KAMU SEDANG MEMBACA
{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--Completed
Novela JuvenilCover by : @tehucupae Rank 204 #kisahremaja (28/8/18) Rank 162 #anaksekolah (28/8/18) Rank 14 #pengkhianat (28/8/18) Ini bukan soal Velandra Victoria dengan Viktor Alexander. Ini bukan masalah cinta saja. Ini juga masalah pertemanan dan persahabatan...