Kilana Jeanny Laurence POV
"Woi," bisikku pada mereka. "Yang mau bayarin makanan kita siapa?"
"Bos kita," kata Nando, Tama, dan Frankie serentak.
"Balek?" tanya Cindy. "Kalo yang bayarin dia sih, gue makan sepuasnya dong."
Kami semua tertawa kecil.
"Astaga. Vela cantik banget hari ini!" seru Nita.
"Dan Alex keliatan urakan banget," kata Nando. "Aduh, aku jadi mau kita dijodohin juga deh, Nit."
"Anjir, alay!" seruku dan Cindy kompakan.
"Najis banget lo, Do!" seru Tama pelan.
"Sumpah, jijik gue dengernya!" seru Frankie ga mau kalah.
Nita hanya tertawa kecil menanggapi ucapan Nando.
"Tapi ya, kebayang kalo yang Sheina yang fanatik sama Alex atau Tiara yang ngecengin Alex ngeliat Alex hari ini," kataku. "Bisa-bisa mereka nempel-nempel sama Alex terus!"
"Yeee...ga gitu juga keles," kata Frankie. "Ga nempel-nempel juga. Cuma mereka pasti ga percaya kalo Vela sama Alex tuh dijodohin."
"Nah, bener tuh," sahut Tama. "Omong-omong, kita ga makan nih?"
"Makan aja, keles," sahutku malas. "Gue sih mau mantauin mereka dulu."
"Oke, oke," kata Tama. "Gue makan dulu ya."
"Gue juga deh," sahut Cindy, Frankie, Nita, dan Nando.
"Oke," sahutku enteng.
Aku memperhatikan mereka berdua. Perlahan tapi pasti, seulas senyum kecil terbit dari bibirku.
Rupanya, sahabatku yang pernah patah hati ini sudah dewasa.
###
Viktor Alexander POV
"La," kataku dengan nada jahil. "Kalo mau nambah empat porsi, bilang aja ke gue ya."
Vela menatapku tajam dan sinis. "Kalo lagi makan tuh, diem. Itu kan etika makan," kata Vela sinis.
Sialan. "Kan gue udah pernah ngomong kalo gue lagi makan tuh ga bisa diem," kataku santai.
"Oh begitu," kata Vela dengan nada menantang. "Kalau begitu, kamu sudah mencemari nama baik keluargamu di depan mataku sendiri."
"Eh, anjir!" seruku keceplosan.
"Alex," kata mamaku. "Yang sopan, Nak."
Aku hanya tersenyum masam sambil melanjutkan makanku dengan cepat. Setelah habis, aku buru-buru ijin ke toilet pada orangtuaku.
"Mau ke mana kamu, Lex?" tanya papaku.
"Mau ke toilet bentar," kataku dengan nafas yang mulai tidak teratur.
Aku buru-buru lari ke toilet dan menatap diriku di cermin. Aku benar-benar berantakan saat ini. Aku menyalakan air keran dan mulai mencuci tanganku serta membasahi mukaku dengan tergesa-gesa. Kurasa, nafasku mulai tidak teratur. Tapi aku tidak tau apa yang harus kuperbuat.
Tepat ketika aku ingin keluar dari toilet, aku papasan dengan Tama (aku juga mengundang para curutku serta sahabatnya Vela tadi siang secara diam-diam).
"Lex, lo kenapa?" tanya Tama khawatir.
Aku tersenyum tipis padanya. "Ga apa-apa. Cuma kayaknya gue rada capek aja," kataku.
"Kalo lo ada apa-apa, lo tereak aja biar kita semua bisa nolongin lo ya!" seru Tama.
"Oke," sahutku singkat lalu kembali ke meja makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--Completed
Teen FictionCover by : @tehucupae Rank 204 #kisahremaja (28/8/18) Rank 162 #anaksekolah (28/8/18) Rank 14 #pengkhianat (28/8/18) Ini bukan soal Velandra Victoria dengan Viktor Alexander. Ini bukan masalah cinta saja. Ini juga masalah pertemanan dan persahabatan...