Bab 12

102 15 2
                                    

Viktor Alexander POV


Seminggu setelah berbicara dengan Kila, dia benar-benar datang ke rumahku.

Yah, bukan hanya Kila. Nando, Frankie, dan Tama pun datang.

"Mana kakak lo?" tanyanya galak.

"Eh, selow, selow," kataku sambil cengengesan. "Ada di kamar. Lagi sama cewek."

"Sama cewek?" tanya Kila.

"Lo ga tau kalo dia playboy?" tanyaku sinis. "Ya udah, mending lo ga usah ketemu dia deh."

"Ga mau," cetus Kila tajam. "Gue harus ketemu sama dia."

"Eh, iya, iya," kataku bete. "Eh." Tama menoleh padaku. "Pacar lo ribut banget sih!"

"Siapa yang jadi pacar gue?" tanya Tama sambil bergidik lalu menunjuk Kila. "Dia?"

"Lo pikir, Frankie pacar lo?" tanyaku sambil memutar bola mataku.

"Ih, amit-amit banget dah," kata Tama sambil masuk ke dalam rumahku tanpa permisi.

Frankie, yang kusebut namanya, dia menggerutu. "Rese banget sih lo!"

Aku hanya tertawa dan mempersilakan mereka masuk ke dalam rumahku. Seperti biasa, Frankie, Nando dan Tama menatapku penuh harap agar aku menggedor pintu kamarnya kakakku.

Aku segera memukul-mukul pintu itu dengan keras. Sampai menendang pintu, malah. "Woi, bukain pintunya, Nyet!" seruku keras.

Kakakku segera membuka pintunya dengan cepat dan memasang tampang bete padaku. "Ganggu aja dah lo. Ada apaan?" tanya kakakku.

Ada yang mendengus sinis ketika kakakku membuka pintu kamarnya. Oh, ternyata itu dengusannya Kila.

"Oh, ganggu banget ya?" tanya Kila sinis. "Lagi ngapain lo?"

Kakakku segera menatap Kila dan terkejut. "Elo...kenapa bisa ada di sini?"

"Kaget?" tanya Kila makin sinis.

Aku dan Tama saling bertatap heran. Sedangkan aku melihat Frankie dan Nando biasa saja, seolah-olah mereka sudah tau apa yang telah terjadi.

"Eh, elo kenapa bisa ada di sini?" tanya kakakku agak nyolot.

"Ehm, sori," kata Kila pada aku, Nando, Tama, dan Frankie. "Gue boleh kan ngomong duaan sama kakak lo?"

Aku segera mengangguk kaku. "Boleh kok."

Aku segera mendorong teman-temanku agar menuju kamarku dengan segera. Mereka mengikuti perintahku dengan ogah-ogahan.

Sampai di kamarku, mereka segera protes.

"Kenapa sih kita ga boleh denger?" tanya Nando bete.

"Gue kan penasaran banget, keles," kata Frankie alay.

"Kok mereka bisa kenal sih?" tanya Tama heran.

Semuanya mendadak hening ketika mendengar pertanyaan yang Tama lontarkan.

"Kenapa? Ada yang salah dari pertanyaan gue?" tanya Tama. Tak lama kemudian, Tama menatap Nando dan Frankie. "Lo berdua juga, kenapa bisa kenal sama kakaknya Alex?"

Kedua bocah yang disebut namanya oleh Tama pun langsung terdiam. Mereka hanya menatapku dan Tama—yang penasarannya setengah mati—dengan pandangan kosong.

{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang