Bab 34

90 7 7
                                    

Viktor Alexander POV

"Yah, lumayan lah," kata Tama. "Setidaknya kita dapet makanan gratis buat hari ini."

"Elo semua sih bakal makan gratis sampe pulang," kataku jengkel. "Gue harus bayarin mereka berempat! Dan asal lo tau aja, porsi makannya Vela emang porsinya orang gendut, tau!"

"Hah? Serius lo?" tanya Tama.

"Kok tau sih?" tanya Frankie.

"Ehm," kata Nando. "Curiga nih saia."

Aku mendelik sebal. "Abisnya, tiap kali dia mabal tuh selalu bawa cemilan," kataku. "Cemilannya juga bukan cuma satu dua aja, bisa sepuluh lebih tau! Apalagi kalo dia udah bawa permen. Wah, bisa-bisa satu boks diborong sama dia."

Ketiga curut di depanku segera menyipitkan mata mereka.

"Kok lo makin sering ngomongin Vela sih?" tanya Nando.

"Kok lo tau segalanya tentang Vela?" tanya Tama.

"Lebih tau daripada gue sama Nando yang udah pernah jadi sahabatnya lagi!" seru Frankie.

Aku mendelik sebal lagi. "Terus, emangnya kenapa bo?!"

"Bentar," kata Nando. "Lo sumpahan belom pacaran sama Vela?"

Aku menggeleng. "Emangnya kenapa?"

"Aduh, Lex!" seru Frankie lalu memukul kepalaku. "Lo bodo banget sih!"

"Apaan sih?" tanyaku tak sudi dipukul begitu saja.

"Udah jelas-jelas Vela suka sama lo, dan lo nyia-nyiain hal itu?!" tanya Frankie.

"Emangnya, Vela suka sama gue gitu?" tanyaku pura-pura tidak tau.

"Lo tuh ya!" seru Nando sambil menunjuk-nunjukku. "Udah jelas Vela suka sama lo, masih nanya, hah?!"

Aku mengangat bahuku. "Ga mungkin, keles."

"Mungkin aja," kata Tama dengan tatapan menyelidik. "Vela kan orangnya dingin gara-gara kakak lo dan satu-satunya orang yang bisa mencairkan kedinginannya cuma kakak lo, atau seseorang yang mirip dengan kakak lo. Yaitu elo, Lex."

Aku menatapnya datar. "Jadi, menurut lo, dia lagi nyari seseorang yang mirip sama kakak gue, gitu?"

Tama mengangkat bahunya. "Mana gue tau," katanya.

"Ah, tapi ga mungkin dia kayak gitu," kata Nando. "Dia ga mungkin nyari seseorang yang mirip sama masa lalunya. Gue tau, Vela tuh orangnya ga mungkin begitu."

"Vela tuh selalu liat dalemnya juga. Dia selalu liat isi hati lo, kebaikan yang udah lo lakuin, apa aja yang udah lo korbanin...itu yang Vela liat," kata Frankie. "Lagian, absurd banget kalo Vela nyari seseorang dari masa lalunya!"

"Oke," kata Tama. "Anggap aja itu ga mungkin. Kalo ga mungkin, berarti dia bener-bener suka sama lo, kan?"

Aku mengangkat bahuku. "Menurut gue sih, tetep aja ga mungkin Vela suka sama gue. Percuma gue berjuang buat dia juga. Dia ga pernah mau ngeliat gue berjuang kok. Gue capek, sumpah!" seruku mendadak curhat.

Nando menatapku datar. "Perlu lo ketahui, yang namanya cinta itu ga ada capek. Kalo lo capek, berarti lo ga cinta sama dia," kata Nando. "Kalo lo mau bener-bener berjuang, ga mungkin ngerasa capek kok. Karena apa yang udah lo lakuin itu ga mungkin sia-sia, Lex. Kecuali yah, kalo lo udah ngeluh capek kayak sekarang," kata Nando.

{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang