Kilana Jeanny Laurence
"Lo berdua kenapa ga bisa jaga rahasia sih?" tanyaku jengkel. "Gue bilangin ke Vela, lo berdua langsung abis loh!"
"Bilangin aja," kata Nando datar. "Lagian, gue rasa, emang udah sepatutnya Alex tau soal ini. Gue kasian sama Alex yang ga tau apa-apa, Ila."
"Iya. Gue juga kasian, Ila," kata Frankie.
Sehari setelah kami datang ke rumah Alex, kedua bocah sialan ini datang ke rumahku untuk kubabat abis.
"Kasian sih kasian," kataku sinis. "Tapi, kalo lo berdua ngasih tau yang sebenernya, kan lebih kasian!"
"Iya, tapi..."
"Tapi apa?" tanyaku sebal. "Udah deh, gue tau apa aja yang udah lo berdua kasih tau dari Tama. Untung Tama rada comel."
Nando dan Frankie segera terbatuk-batuk dengan keras.
"Oh, dari Tama ya," kata Nando menyindir.
"Aduh, gue butuh minum woi!" seru Frankie sambil tertawa.
Aku segera melotot pada mereka. "Heh, diem dulu. Nah, kata Tama, lo berdua belum kasih tau nama mantannya Vela siapa, kan?"
Mereka berdua manggut-manggut.
"Nah, kalo kata gue sih, mending jangan dikasih tau. Tunggu sampe Vela ngijinin kita buat cerita atau biar dia aja yang cerita sendiri," kataku panjang lebar. "Pokoknya, gue ga mau tau. Lo berdua harus jaga rahasia kalo ga, bukan cuma Vela yang bakal babat lo berdua. Gue juga bakal bikin lo berdua sial seumur hidup!"
Ancamanku itu rupanya benar-benar keren. Terlihat hasilnya dengan muka pucat dari kedua anak itu.
"Tapi, Ila," kata Nando mencoba menjelaskan. "Lo tau sendiri, Vela orangnya gimana. Dia kan paling ga kuat kalo ngebahas yang gituan."
"Kalo ga kuat, ya kuatin aja," sahut Frankie ga jelas.
Aku dan Nando menatap Frankie. "Apa sih? Gaje!" seruku dan Nando bersamaan.
Frankie memasang tampang sebal lalu kembali serius. "Eh, tapi bener juga sih kata Nando. Vela kan paling ga mau ngebahas kayak gitu. Bisa-bisa dia nangis lagi kayak waktu itu yang sama lo di toilet," kata Frankie.
Ingatanku terlempar pada setahun yang lalu, waktu kami masih kelas 7.
"Vela. Lo kenapa?" tanyaku pada Vela.
Vela masih terisak lalu memelukku.
"It's okay, La. Ada apa?" tanyaku.
Saat itulah, Vela menceritakan yang sebenarnya. Dan untuk pertama kalinya, aku melihat Vela yang dulu, kembali lagi. Dia menceritakan semuanya sambil menangis dan kesal.
"Iya sih. Tapi..."
"Terus, kita harus gimana?" tanya Nando. "Gue ga mau kalo kita cuma diem-diem aja."
Aku menyetujui perkataan Nando. "Ya kali, kita diem-diem aja! Gue ga mau! Kita kudu harus mesti wajib kerja. Udah jelas, mereka saling suka. Kita harus berjuang mempersatukan mereka!"
"Mereka?" tanya Frankie dan Nando. "Siapa?"
"Vela sama Alex...oh iya. Lo berdua belum tau ya," kataku sambil mendekatkan tubuhku pada mereka. "Jadi gini. Pas kemaren, gue ikut ke rumah Alex tuh murni biar ketemu sama kakaknya aja. Nah, kenapa gue bisa ikut ke rumah Alex? Karena..."
KAMU SEDANG MEMBACA
{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--Completed
Fiksi RemajaCover by : @tehucupae Rank 204 #kisahremaja (28/8/18) Rank 162 #anaksekolah (28/8/18) Rank 14 #pengkhianat (28/8/18) Ini bukan soal Velandra Victoria dengan Viktor Alexander. Ini bukan masalah cinta saja. Ini juga masalah pertemanan dan persahabatan...