Velandra Victoria
Tidak ada yang lebih enak daripada makan gratis dan bisa morotin orang seenaknya.
"Udah puas makannya?" tanya Alex sinis.
Aku tertawa dalam hati. "Udah," kataku. "Jadi, kita mau ke mana?"
"Eh, omong-omong gue udah ijin ke orangtua lo kalo lo bakal gue bawa pergi sampe jam dua belas malem," kata Alex. "Ga apa-apa kan?"
Aku mengernyit heran. Sejak kapan orangtuaku dengannya saling berbicara? Kenapa Alex berkata begitu seolah-olah mereka sudah kenal dekat?
"Kapan kamu ngomong ke orangtuaku?" tanyaku heran.
"Pas mereka...eh, kenapa gitu emangnya?" tanya Alex balik.
Aku menyipitkan mataku. "Kamu..."
"Lo ga usah sok nyelidikin gue gitu deh," kata Alex. "Intinya, gue udah dapet ijin dari orangtua lo dan lo bakal sama gue sampe jam dua belas malem. Oke?"
Walaupun Alex berkata begitu, tetap saja ada rasa curiga yang aneh yang sialnya, sulit untuk kusingkirkan dalam hatiku.
"Oke," kataku akhirnya. "Tapi, kalau aku sampai di rumah dibabat abis sama kedua orangtuaku, aku bakal salahin kamu dan aku bakal gorok kamu ya."
Alex menyeringai. "Silakan kalo lo berani," kata Alex. "Ikut gue ya! Tapi, gue mau pulang dulu ke rumah. Ganti kendaraan. Pake motor, biar lebih cepet."
Aku mengangguk dan kami berjalan menuju tempat parkir. Mobil Alex segera melaju dengan cepat setelah kami berdua berada di dalamnya. Dalam waktu sepuluh menit, mobil ini sudah sampai di depan rumah Alex.
Aku melihat ada tiga mobil yang terparkir secara vertikal dan dengan rapi. Ada mobil Audi (itu mobil milik Axel), mobil Fortuner, dan mobil Porsche.
Astaga, anak ini benar-benar kaya, rupanya!
"Mau masuk dulu ga, La? Orangtua gue ada di dalem," kata Alex.
Aku mengernyit heran. "Buat apa?"
"Yah, barangkali lo mau ngeliat muka orangtua gue yang asli, bukan yang difoto gitu," kata Alex sambil berjalan santai ke dalam rumahnya.
Aku tersenyum kecil dan berkata pelan, "Boleh deh."
Aku masuk ke dalam rumah itu dan benar saja, ada orangtuanya Alex yang rupanya sedang makan sore...atau ehm, entahlah. Karena sekarang sudah jam enam lewat sembilan menit.
"Om, Tante," sapaku ramah.
"Oh, kamu temennya Alex ya?" tanya mamanya Alex dengan nada yang anggun.
"Iya," kataku.
"Namamu siapa?" tanyanya lagi.
"Vela," kataku. "Velandra Victoria."
Aku melihat kedua orangtua Alex terperangah, seperti tidak percaya dengan kehadiranku di tempat ini, dan mereka tidak sanggup berkata-kata.
"Kamu Vela?" tanya mamanya Alex dengan tampang tidak percaya.
Aku menatapnya bingung. "Iya. Emangnya ada apa?"
"Astaga, ya Tuhan! Cantik banget!" serunya terkagum. "Kasih tips ke tante dong, biar cantik terus kayak kamu."
Aku menatapnya aneh. "Hah? Saya ga punya tips apa-apa biar cantik, Tante."
KAMU SEDANG MEMBACA
{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--Completed
Teen FictionCover by : @tehucupae Rank 204 #kisahremaja (28/8/18) Rank 162 #anaksekolah (28/8/18) Rank 14 #pengkhianat (28/8/18) Ini bukan soal Velandra Victoria dengan Viktor Alexander. Ini bukan masalah cinta saja. Ini juga masalah pertemanan dan persahabatan...