Bab 41

97 9 4
                                    

*Suasana bagi rapot*

Velandra Victoria

"Dan sekarang, dari kelas 8B!" seru Sheina selaku MC dadakan.

"Juara ketiga dari kelas 8B adalah..." Nita menggantungkan kalimatnya. "Viktor Alexander!"

Semuanya bersorak ketika nama Alex dibacakan.

Jujur saja, satu sekolah agak shock ketika mengetahui bahwa Nita menjadi MC. Habisnya, selama ini, perangainya di depan orang banyak kan alim, pendiam, ga banyak bacot seperti Cindy...

Tapi, itu kan pendapat bagi orang-orang awam yang tidak mengenal Nita yang sesungguhnya.

Oleh sebab itu, aku, Cindy, Kila, Alex, Nando, Frankie, Tama, dan Sheina tidak terlalu kaget ketika mendengar Nita ditunjuk jadi MC.

Alex naik ke atas panggung sambil tersenyum masam. Kurasa, diam-diam dia merasa kecewa karena rankingnya menurun.

"Juara kedua dari kelas 8B adalah..." Sheina menggantungkan kalimatnya seraya menatap kepadaku. "Velandra Victoria!"

Kila dan Cindy segera menjerit seraya menggoncang-goncangkan tubuhku.

"Eh, sakit tau!" seruku sinis. Di sekolah, aku masih terbiasa dengan sifatku yang sinis dan dingin. "Lepasin, elah!"

"Aduh, mentang-mentang rankingnya naik, jadi sensian gini," kata Cindy dengan nada menggoda.

"Dih, makin songong aja dah lo!" seru Kila.

Aku melotot ke arah mereka seraya menahan tawa.

Sejujurnya, hari ini aku ngantuk banget! Aku baru bisa tidur jam tiga pagi! Dan itu gara-gara mikirin Alex (ups, kelepasan).

Aku buru-buru maju ke atas panggung dan segera disoraki oleh satu sekolah. Dengan nada mengejek, aku berkata pada Alex, "Gimana sih? Rankingmu kok malah turun?"

"Jangan sombong dulu dong, Tante," balas Alex mengejek. "Lagipula, lo-nya aja yang terlalu berambisi mengalahkan gue."

"Idih, aku sih udah optimis ga bisa ngalahin kamu. Taunya, malah kamu yang nyerah," kataku sambil menyeringai.

"Eh, udah-udah," kata Nita menggunakan microphone. "Kok malah pacaran di panggung sih?"

Pulang-pulang, aku sungguh-sungguh akan menampol mulutnya yang sialan itu karena perkataannya, aku dan Alex mendapat teriakan ciee dari satu sekolah.

"Sialan kamu, Nit! Pulang-pulang kutabok baru tau rasa kamu!" kataku jengkel.

Nita hanya menyeringai senang. "Nah sekarang, yang juara satu sekaligus juara umum dari kelas delapan adalah..."

"Cindy! Cindy! Cindy!"

"CINDY MARGARETHA!" seru Nita dan Sheina bersamaan.

Semua meneriakkan nama Cindy. Aku melihat Cindy dengan tampangnya yang bete. Dia memang paling tidak suka diteriaki begitu. Bahkan saat berjalan saja, Cindy sempat menabok mulut salah satu siswa kelas delapan. Kalau tidak salah, orang itu adalah Jennie.

Oh iya, walaupun Tiara juara satu di kelas 8A, namun total nilainya lebih kecil daripada Cindy. Cindy memang terbaik.

Cindy naik ke atas panggung lalu menatapku bete. "Ngeselin semua deh, sumpah!"

"Ya mau gimana lagi?" tanyaku sambil mengangkat bahuku. "Kamu kan memang pintar."

"Ya tapi, ga usah ditereakin juga keles," kata Cindy bete.

"Elah, ditereakin aja ribet," celetuk Alex. "Nikmatin aja."

"Itu kan elo, Lex," kata Cindy sinis. "Gue kan ga mau kuping gue cepet rusak gegara ditereakin melulu."

{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang