Viktor Alexander POV
Kaget. Jelas. Ngerasa ketampar? Ga usah ditanya. Nusuk banget ke hati? Itu apalagi!
Sialan. Kenapa dia bisa berkata seperti itu padaku? Padahal, tadinya aku sudah merasa puas karena bisa bertanya soal Ria pada Vela. Taunya, malah aku yang ga bisa ngomong apa-apa.
"Mabal seharian lagi, Lex?" tanya Tama saat sampai di rumahku.
"Lo kok keliatan capek banget sih?" tanya Nando.
"Ada apa, Lex?" tanya Frankie.
Kenapa mereka mendadak perhatian sama aku gini sih?
"Ga kenapa-napa kok," sahutku. "Lo bertiga mau minum ga?"
"Minum apa?" tanya mereka serempak.
"Bebas. Lemon tea, kopi, jus...lo bertiga maunya apa?" tanyaku.
"Hmm...gue kopi aja deh," kata Tama. "Biar hari ini gue susah tidur."
"Woi, sadar diri!" seru Nando. "Udah mau ujian, bege!"
Kami semua tertawa. "Jadi maunya apa?" tanyaku lagi.
"Kopi aja deh," kata Nando sambil nyengir.
"Ih, ga tau diri, dasar!" seru Frankie sambil menimpuk Nando dengan bantalku. "Gue juga kopi aja, Lex. Gue mau babuk nih anak dulu!"
Aku tertawa pada Frankie. "Iya deh, iya."
Aku segera keluar dari kamarku dan menuju ke dapur. Aku membuatkan mereka kopi dengan segera.
"Lo udah balik, Lex?"
Seluruh tubuhku mendadak kaku ketika mendengar suara itu. Suara itu, suara yang...sialan. Benar benar sialan!
Aku tersenyum sinis ketika aku telah sadar dari kekakuanku. "Masih inget rumah? Gue kira, cuma inget sama cewek doang."
Dia segera merangkulku dengan (sok) akrab. "Jutek banget sih."
"Bisa ga, ga usah ngerangkul gue kayak cewek yang pernah lo rangkul?" tanyaku sambil menyingkirkan tangannya dari bahuku. "Najis!"
"Lo kok gitu banget sih sama gue?" tanyanya heran. "Emangnya, lo kenapa?"
Aku hanya tersenyum sinis dan tidak menjawab pertanyaannya. Aku mengaduk ketiga gelas berisi kopi itu dan segera menaruhnya di atas nampan. Ya kali, aku bawa pake tangan.
"Buat siapa, Lex?"
"Bisa ga sih, ga usah banyak nanya dan balik ke kamar lo?!" tanyaku dengan nada yang mulai meninggi. "Kayaknya tujuan hidup lo cuma gangguin gue ya!"
"Eh, gue nanya baik-baik, bego!"
"Lo nanya baik-baik saat hati gue ga baik-baik aja!" ujarku kesal.
Tunggu, rasanya aku pernah mendengar kalimat yang sama deh. Tapi, dari siapa...oh iya, dari Vela. Kurasa, jika aku berhadapan dengan orang ini, sifatku mirip dengan Vela deh.
"Emangnya lo kenapa, Lex?" tanyanya lagi.
Aku membawa nampan itu dengan kesal. "Diem ah, lo! Ga usah banyak bacot!" ketusku.
"Eh, ga sopan banget sih lo sama gue!" serunya kesal.
"Emang. Ngapain gue sopan sama orang yang ga pernah ngehargain cewek?" tanyaku sinis lalu pergi menuju kamarku lagi.
Aku pergi ke kamarku dengan buru-buru dan pastinya, hati-hati. Setelah sampai di kamar, mereka bertiga segera bertanya padaku.
"Tadi, lo marah-marah sama siapa, Lex?" tanya Nando.
KAMU SEDANG MEMBACA
{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--Completed
TeenfikceCover by : @tehucupae Rank 204 #kisahremaja (28/8/18) Rank 162 #anaksekolah (28/8/18) Rank 14 #pengkhianat (28/8/18) Ini bukan soal Velandra Victoria dengan Viktor Alexander. Ini bukan masalah cinta saja. Ini juga masalah pertemanan dan persahabatan...