Bab 33

81 5 4
                                    

*tempat: Malang

  waktu: liburan UN*

Velandra Victoria POV

"Sumpah! Gue cinta Malang, cuy!" seru Tama sambil merentangkan tangannya lebar-lebar, seperti yang ada di sinetron murahan.

"Cinta Malang, atau Kila, Tam?" tanya Nando jahil.

"Eh, cinta Malang dong!" seru Tama spontan.

Kami semua tertawa mendengar ucapan spontan dari Tama.

Yap, saat ini kami semua sedang berada di Malang. Kedua orangtuaku sudah kembali ke Australia sekitar dua atau tiga hari yang lalu. Intinya, sekarang aku bebas lagi. Dena, kubiarkan di rumah sendirian. Toh, dia masih ada US dan UN. Dia kan kelas enam.

Sesuai dengan janji, kami berada di Malang ramai-ramai. Saking ramainya, Alex sampai kesulitan menghitung jumlah uang yang akan dipakai di Malang sekarang.

"Sini. Taro barangnya di kamar masing-masing ya," kata Alex memerintah.

Aku sekamar dengan Kila, Cindy, dan Nita. Sedangkan para cowok sih, entah berapa kamar yang mereka pesan. Yang jelas, mereka kebagian kamar.

Kami berempat buru-buru menaruh barang bawaan kami di kamar hotel. Rasanya aku ingin berteriak hingga seluruh dunia tau bahwa hari ini aku sedang bebas tanpa beban (tapi tidak mungkin kulakukan. Berteriak dapat merusak reputasiku sebagai siswi dingin dan tidak berperasaan).

Kila sudah tidur-tiduran di atas kasur, sedangkan Nita dan Cindy sedang memilih cemilan untuk diantar ke kamar. Astaga. Tingkah laku mereka benar-benar frontal dan seperti anak-anak.

Seandainya aku tidak pernah berubah jadi dingin begini, kurasa aku sudah menjadi yang paling gila diantara mereka semua.

"VELA!" teriak seseorang dari luar jendela.

"Siapa tuh?" tanya Cindy.

Aku mengangkat bahuku. "Mana aku tau!"

"Ah, paling-paling juga si Alex yang gila itu," kata Kila malas. "Keluar jendela gih!"

Maksudnya keluar jendela itu menuju ke balkon. Jendela itu memang memiliki ukuran sebesar pintu. Yah, fungsinya sih untuk menjemur handuk atau pakaian yang basah. Intinya sih, mirip balkon gitu lah.

Aku keluar dari jendela itu menuju balkon lalu melihat ke sebelahku. Oh astaga. Ternyata Alex. Kukira orang gila.

"Apa?" tanyaku datar.

Alex hanya nyengir. "Ga apa-apa. Lo berempat beneran mau sekamar aja nih?" tanya Alex.

Aku mengangguk. "Lagipula, kita tidurnya ga motah kayak kalian berempat kok," kataku enteng.

"Eh, gue ga motah ya," kata Alex kesal. "Yang tidurnya ga bisa diem mah curut gue doang."

Aku memutar bola mataku. "Curut kan mencerminkan bosnya juga," kataku. "Sekarang, kita mau ke mana?"

"Sekarang sih, kita puas-puasin dulu di hotel. Paling, nanti malem kita cari makan. Gimana?" tanya Alex.

Aku mengangguk. "Boleh juga. Omong-omong, mau nyari makannya naik apa?"

"Naik mobil lah!" seru Alex. "Rental aja. Cari rental kan gampang. Atau ga, pesen go-car juga bisa kan?"

Oh iya ya. "Oke. Jadi, sekarang kita bisa bebas di hotel dulu nih?" tanyaku.

{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang