Viktor Alexander POV
"Cie, ngegalau mulu," kata Tama sambil mengambil kursi yang terdekat, lalu duduk di sebelahku.
Aku menatap Tama bete. "Apaan sih lo?"
Di belakangku, Nando dan Frankie segera mengikuti gaya bicaraku. "Apaan sih lo?" dengan bibir yang dicibirkan padaku.
Mereka bertiga tertawa, sedangkan aku hanya tersenyum bete. "Rese deh."
"Aduh, bosku yang satu ini lagi galau beneran," kata Nando sambil tertawa.
"Lagi ngambek juga," kata Frankie menimpali.
Mereka tertawa lagi. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku dengan perlahan. Tak sengaja, ujung mataku menangkap sosok Vela sedang berjalan masuk menuju kelas bersama Nita, Cindy, Kila, dan Sheina. Berhubung Kila beda kelas, dia segera memisahkan diri dan menuju kelasnya sendiri.
Oh iya, omong-omong soal Kila, handphone-ku kembali dengan sehat walafiat. Aku sempat marah padanya karena mengirim SMS pada kakakku. Tapi, dia segera meminta maaf sampai membungkukkan badannya padaku.
"Eh, ngelamun lagi!" seru Tama sambil memetikkan jarinya di depan wajahku. "Ngeliatin Vela ya?"
Aku memutar bola mataku. "Serah, nyet."
Tama hanya tersenyum samar lalu ngobrol dengan kedua orang sinting (dibaca: Nando dan Frankie) yang ada di belakangku.
Aku menatap Vela dengan heran. Kenapa sih dia meninggalkanku begitu saja ketika aku sudah mengatakan yang sebenarnya? Dan kenapa pula dia harus menjauhiku selama dua hari ini? Kemarin, kami benar-benar tidak berbicara sama sekali!
Tanpa sengaja, Vela juga menatapku sekilas dengan sinis lalu mengalihkan pandangannya ke arah Cindy.
"Ouch, ditatap sinis itu emang sakit," kata Nando.
"Padahal sekilas. Tapi bermakna," kata Frankie.
"Udah sekilas, dialihin ke yang lain lagi," kata Tama. "Hidup itu memang sakit."
"Eh," kataku tanpa menatap mereka. "Bisa diem ga? Berisik tau!"
Ketiga temanku itu malah senyum-senyum ga jelas dan kembali melanjutkan obrolan mereka yang payah.
Astaga. Sumpah deh, rasanya aku ingin berteriak pada Vela dan menyuruhnya untuk mabal lagi! Kan ujian akhir semester ganjilnya sudah selesai dari kemarin-kemarin!
Aku hanya menatap Vela dengan kesal. Nita, yang ada di sebelahnya Vela, menyenggol-nyenggol Vela sambil menunjuk-nunjuk padaku menggunakan isyarat kepala. Vela segera menatapku dingin lalu kembali berbincang-bincang dengan Nita dan Cindy, juga Sheina. Sepertinya mereka ada urusan yang penting.
Aku tersenyum ketika Sheina menyapaku dengan gayanya yang alay seperti biasa.
"Hai, Lex," kata Sheina sambil duduk di depanku. "Lo kenapa?"
"Tadi, lo berempat ngomongin apa sih?" tanyaku kepo. "Kayak yang rame banget."
"Oh itu," kata Sheina berusaha menyembunyikan sesuatu. "Ga penting-penting banget sih kalo buat cowok. Urusan cewek."
Urusan cewek? Cih! Urusan cewek itu kan selalu penting!
Tapi, aku berusaha untuk tidak peduli. "Oh gitu," kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--Completed
Novela JuvenilCover by : @tehucupae Rank 204 #kisahremaja (28/8/18) Rank 162 #anaksekolah (28/8/18) Rank 14 #pengkhianat (28/8/18) Ini bukan soal Velandra Victoria dengan Viktor Alexander. Ini bukan masalah cinta saja. Ini juga masalah pertemanan dan persahabatan...