HARI PERTAMA MASUK SEKOLAH
Mulai hari ini, gue resmi jadi murid di SMA Pranata. Gue enggak tahu kenapa Bunda begitu maksa gue untuk lanjutin taun terakhir gue di SMA berduit ini ketimbang di sekolah gue yang dulu, SMA Global.
Ada bagusnya juga sih, gue selangkah lebih maju buat nemuin Bintang. Kemungkinan cowok itu memang anak sini, gue tahu dari iPod dia yang masih ada di gue. Di list lagunya ada jingle acara tahunan SMA Pranata, enggak cuma itu, mars SMA Pranata juga ada di sana. Kayaknya itu cowok emang cinta banget sama sekolahnya.
Gue enggak pernah bilang ke Bunda soal kemungkinan Bintang anak Pranata. Jadi, alasan Bunda maksa gue sekolah di sini pasti bukan karena itu. Lagi pula, Bunda enggak percaya sosok Bintang itu ada. Dikira selama gue buta itu, gue ngayal kali ya? Padahalkan gue cuman buta, bukan gila. Ah, gataulah. Bunda selalu punya alasan bagus buat menampik semua fakta-faka tentang keberadaan sosok yang selalu ada buat gue itu.
Sebenarnya, gue dari awal agak curiga sama Bunda, semenjak gue dapat donor mata lagi, Bunda jadi sering main rahasia-rahasiaan sama gue.
Gue sempet berpikir Bintang yang kasih matanya buat gue, dan Bunda rahasiain itu. Kayak di cerita-cerita romantis gitu. Nyatanya enggak, please deh. Gue udah tahu, yang donorin matanya ke gue bukan dia. Lagian cowok itu masih datang ngendap-ngedap kayak bangsat buat kasih ucapan selamat saat gue selesai operasi. Terus dia buru-buru pergi, hilang gitu aja sampe sekarang. Gatau kenapa dia kayak gitu, dan jujur gue kecewa berat. Makannya sekarang gue mau cari dia. Harus ketemu!
*Bangsat di KBBI artinya orang yang bertabiat jahat sejenis maling dkk.
Tertanda,
Stella Sherenita***
A.N
Ini semacam selingan gitu ya. Isinya curhatan Stella tentang misinya cari si Bintang. Nggak cuman Stella, nanti si Bintang juga curhat. Yang begini enggak bakal selalu ada di setiap ganti part kok.
Ini tuh ga harus dibaca sih, tapi wajib 💃💃💃
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [COMPLETED] Kecelakaan yang dialami Stella membuatnya merasa berada di dasar terendah dalam hidup. Saat itu, Stella membenci hidupnya. Ia juga teramat membenci dalang dari hilangnya pengelihatan dan fungsi satu kakinya. Na...