BAB 2 ー Biang Onar Pranata

22K 1.7K 121
                                        

[ALDEBARAN ALECHZANDER]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ALDEBARAN ALECHZANDER]

***

"Lo kalau mau liatin gue, bayar!"

***

Gelar biang onar tidak akan diberikan kepada Bara, Aldi, dan Andre jika mereka selalu diam dan tidak pernah berulah. Tentu saja, sesuai dengan gelar yang diberikan, ketiga siswa kelas 12 IPA 7 itu tidak pernah absen untuk berulah. Setiap hari, ulah ketiganya selalu membuat Pak Sobar-WAKASEK Kesiswaan di SMA Pranata-berolahraga dengan wajah marah karena harus kejar-kejaran untuk menangkap tiga murid pembuat onar yang tidak pernah kapok diberi hukuman.

"Hey! Jangan lari kalian!" teriak Pak Sobar membahana di koridor.

Teriakan Pak Sobar tidak dihiraukan ketiganya. Mereka lari dengan sangat cepat sehingga guru sepuh yang baru saja mereka isengi tertinggal jauh.

"Pak, hari ini Bapak ganteng! Sayonara ...," teriak Aldi untuk yang terakhir kalinya.

Mereka sampai di taman rumput belakang perpustakaan. Di sana ada tembok menjulang yang selalu mereka lompati untuk membolos ke luar sekolah.

"Cape buset," keluh Andre bersandar pada tembok pembatas. Mereka bertiga terengah-engah karena terus berlari. Sudah dipastikan, Pak Sobar menyerah untuk mengejar karena guru sepuh itu merasa lelah berkali lipat dari murid-murid yang dikejarnya.

Di tengah napasnya yang ngos-ngosan, Aldi tertawa. "Gue masih ngakak denger suara teriakan Pak Sobar dalem toilet," ujarnya mengingat hal yang menjadi alasan ketiganya dikejar-kejar Pak Sobar.

"Sinting emang si Bara, ngumpulin kecoa sebanyak itu buat ngerjain Pak Sobar." Andre geleng kepala, nyengir kepada temannya yang sedang duduk selonjoran dengan satu kaki ditekuk.

"Gue mana tau yang di dalem toilet ternyata Pak Sobar. Lagian itu guru ngapain pula nyasar di toilet siswa," tandas Bara diiringi tawa rendah karena geli mengingat teriakan histeris Pak Sobar dalam toilet.

"Salah Pak Sobar sendiri berarti ye. Biasanya yang ke toilet di jam-jam segitu 'kan si Bimo, gue kira dia yang bakal kena." Aldi tertawa.

"Tau amat lo jawdal si Bimo ke toilet. Jangan-jangan ...," ucapan Bara sengaja digantungkan. Ia menatap Aldi dengan senyum misterius seraya memainkan alisnya.

"Anjay gausah mikir aneh-aneh lo. Si Bimo 'kan emang doyan boker di jam-jam segitu, masa lo gak sadar itu anak tiap hari izin ke toilet tiap jam ke empat!"

Bara tertawa melihat reaksi Aldi yang berlebihan. "Emang gue mikir apa, Di? Kok jadi tegang gitu? Santai kali," goda Bara masih dengan tawanya.

"Esianjirsialan," umpat Aldi pelan dengan tampang kesal.

"Sob, denger," titah Andre mendadak serius.

Kedua temannya langsung memberikan perhatiannya pada Andre.

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang