Extra Part - Bintang Jatuh

23.1K 1.4K 102
                                    

"Bodoh dan enggak tahu diri namanya, kalau sampai gue buang gitu aja atau hancurin sesuatu yang paling gue mau dan gue harepin selama ini."

•••

"Bar, si Rigel tuh," ujar Andre sambil menyikut Bara yang berdiri di sebelahnya.

"Widih sama cewek, eh kok kayak kenal ...." Aldi ikut nimbrung sambil menyesap minuman berwarna oranye.

"Lah, Stella kan itu?" tanya Andre pada Aldi.

"Mereka balikan? Sejak kapan?" Aldi balik bertanya pada Andre.

"Lo berdua bisa diem enggak?!" geram Bara.

Aldi dan Andre langsung senyum-senyum konyol di belakang Bara. Keduanya tahu dan paham betul jika Bara tidak suka melihat dua orang itu datang bersama.

Sudah setahun, sejak malam itu Bara mengakui dirinya Bintang dan jujur soal perasaanya pada Stella. Namun, sampai sekarang ini, hubungan antara Bara dan Stella tidak pernah berkembang. Stella hanya sebatas tahu perasaanya, dan Bara hanya terus-terusan ada di samping cewek itu sambil menunggu cewek itu jatuh padanya.

Sayangnya, sampai saat ini pun, bintang yang Bara inginkan masih tidak siap untuk jatuh padanya.

Bukanya Bara tidak sabaran, ia rasa bahkan ia sudah kelewat sabar menunggu Stella. Selama satu tahun—dari mereka masih SMA sampai sekarang sudah kuliah—hubungannya dan Stella tetap ada di garis teman sedikit rasa pacar. Sementara itu, di sisi lain, hubungan Stella dan Rigel berkembang jauh lebih baik. Keduanya sudah akrab lagi dan itu jelas membuat Bara cemas dan cemburu. Ia takut Stella akan kembali jadi pacar Rigel. Dilihat dari kedekatan kedua orang itu sekarang, Bara melihat ada sebuah peluang besar untuk keduanya kembali bersama.

Panas melihat Rigel dan Stella, Bara memutuskan untuk pulang saja. Ia tidak berniat untuk berlama-lama hadir di pesta perusahaan Alechzander itu. Bahkan pada awalnya Bara tidak berniat datang, ia lebih memilih tidur saja di rumah ketimbang buang-buang waktu menghadiri pesta mewah di hotel seperti ini.

Tanpa sepengetahuan Aldi dan Andre, Bara melangkah menjauhi area pesta. Saat sampai di lobi hotel, ia merasakan tangan kanannya dipeluk seseorang. Bara menoleh, seorang cewek cantik yang tengah memeluk lengannya itu tersenyum pada Bara.

"Lo ngapain keluar?" tanya Bara pada cewek yang tidak lain adalah Stella.

"Karena lo enggak ada di dalem," jawab Stella masih tersenyum pada Bara. Ia mengikuti langkah Bara sambil terus memeluk lengan cowok itu.

"Gue mau balik, mending lo masuk lagi ke dalem," titah Bara sambil berusaha melepaskan tangan Stella darinya.

"Yaudah gue juga ikut balik." Stella kukuh dan makin mengeratkan pelukannya pada lengan Bara. Dari ekspresi wajah Bara saat ini, Stella jelas tahu Bara sedang dalam mood yang jelek.

"Terserah," ucap Bara dingin.

"Bara, lo kenapa sih? Jutek banget sama gue. Gue ada salah?" tanya Stella bingung. Mereka sudah berjalan memasuki area parkir di mana mobil-mobil mewah berjejeran.

Tidak ada sahutan dari Bara. Cowok itu bahkan tidak melirik sedikit pun pada Stella. Sorot mata cowok itu dingin menatap lurus ke depan.

"Bara," panggil Stella.

"Aldebaran," panggilnya lagi sambil mengayun-ayunkan lengan Bara.

"Bintang?"

Masih tidak ada sahutan. Stella mulai kesal sendiri lalu melepaskan pelukannya pada lengan Bara. Dengan cepat ia bergerak ke hadapan Bara, bermaksud menghentikan langkah cowok itu. Sayangnya, Bara malah menabraknya dan nyaris membuatnya terjatuh. Untunglah Bara sigap menahan tubuh Stella.

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang