[ALTAIR ARDIATAMA]
***
Sikap Bara pada Stella semakin semena-mena. Lelaki berambut kecokelatan itu semakin bawel dan banyak tingkah. Ia menyuruh Stella macam-macam, hal-hal remeh yang bisa ia lakukan sendiri pun dititahkan pada Stella, benar-benar keterlaluan.
"Stella!"
Stella merasa telinganya nyaris putus karena Bara terus saja memanggil namanya dengan berteriak, seperti memanggil pembantu saja.
"Apa lagi, Bara?" tanya Stella jengah.
"Lo mau ke mana?" teriak Bara pada Stella yang sudah mencapai pintu kelas, hendak keluar.
"Mau ke toilet," jawab Stella lelah. Rara yang berdiri di samping Stella menatap Bara kesal, si Bule itu sangat menyebalkan sekali hari ini, minta ditampar.
Bara berdecak kesal. "Yaudah sana, buruan balik," titahnya sambil mengibaskan tangan mengusir.
Stella mendesah, melirik Rara lalu menggeleng kecil. Keduanya keluar dari kelas 12 IPA 7 menuju toilet di lantai bawah. Sebenarnya, Stella ingin kabur dari Bara yang terus memerintahnya ini itu. Memijatnya, mengipasinya, membukakannya tutup minuman, melakukan ini, melakukan itu. Stella sudah seperti dayang-dayang saja.
"Lo iseng amat dah ngerjain anak orang sampe segitunya," ujar Aldi geleng-geleng kepala.
"Kasian Stella, dibuat menderita," gumam Andre dramatis. "Lo dari dulu ga berubah-berubah ye, seneng banget dah jadiin cewek-cewek cantik cuman maenan."
Aldi tertawa melihat tampang dramatis Andre yang terlihat idiot. "Etapi, keknya Stella beda kasus, Ndre. Si Bara nih enggak pernah sampai begini isengin cewek."
Andre menggaruk kepala bingung.
"Lo inget-inget deh semua korban si Bara," ujar Aldi gemas. Ia melirik Bara yang cuek saja dibicarakan dua temannya.
"Iye juga ye, sama Stella malah si Bara yang keliatan agresif. Baru sadar gue," sambar Andre. "Biasanya cewek-ceweknya yang ngejar, Bara terima, mainin, lalu tinggalkan."
Bara cuek saja, tidak ambil pusing dengan ucapan Andre, karena memang yang terlihat selama ini begitu adanya. Selama ini Bara hanya senang bermain-main dengan gadis yang menyukainya, tidak pernah sampai berminat untuk membalas perasaanya. Mereka-mereka hanya Bara gunakaan saat ia bosan, dan saat mereka-mereka sudah terlalu membosankan untuk Bara, mereka akan ditinggalkan. Begitulah yang diketahui dan dipercayai orang-orang, padahal orang-orang yang mengecap Bara seperti itu sama sekali tidak tahu yang sebenarnya.
Aldi terkekeh sambil melirik Bara. "Gue nyium bau-bau keterlibatan hati, nih."
"Bacot, bisanya komen mulu lo pada," tandas Bara seraya menoyor Aldi dan Andre.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [COMPLETED] Kecelakaan yang dialami Stella membuatnya merasa berada di dasar terendah dalam hidup. Saat itu, Stella membenci hidupnya. Ia juga teramat membenci dalang dari hilangnya pengelihatan dan fungsi satu kakinya. Na...