[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
[COMPLETED]
Kecelakaan yang dialami Stella membuatnya merasa berada di dasar terendah dalam hidup. Saat itu, Stella membenci hidupnya. Ia juga teramat membenci dalang dari hilangnya pengelihatan dan fungsi satu kakinya.
Na...
[Aku minta maaf untuk umpatan kasar cowok-cowok di cerita ini. Mungkin ada beberapa yang enggak nyaman dengan kata 🐶, bgst dsb. Bara emang laknat sih mulutnya. *marahin Bara*]
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[GAMMALDI ADIJAYA / ALDI]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[ANDRE RENDRAGRAHA]
*** "Ga usah belagak sok suci dan sok baik kayak malaikat, kalau nyatanya lo itu bangsat!"
***
"Tujuan lo apa?"
"Bukan urusan lo."
"Lo bisa cari cewek lain buat lo mainin, jangan dia."
"Lo harusnya ngomong gitu sambil ngaca!"
"Lo enggak tahu apa-apa! Peringatan gue yang kemarin masih berlaku, sebaiknya lo patuhi itu."
"Lo pikir gue peduli?" tanyanya dengan suara mengejek.
Suara ribut baku hantam terdengar lagi. Aldi yang bertugas untuk mengawasi keadaan di luar gudang terus berkerut alis bingung, ia tidak mengerti apa yang sedang diributkan dua orang bersaudara itu. Aldi sebenarnya tidak perlu merasa heran, sedari dulu, dua orang itu memang tidak pernah akur dan selalu ada saja yang diributkan.
"Ga usah belagak sok suci dan sok baik kayak malaikat, kalau nyatanya lo itu bangsat!"
Suara hantaman cukup keras pada pintu gudang mengakhiri perkelahian itu. Aldi mengurut dada karena kaget dengan suara keras tepat di belakangnya.
"Bener-bener dah, itu orang dua sama-sama titisan monster. Ngeri, untung gue cuma disuruh jaga pintu." Aldi bergidik ngeri saat mengintip melalui kaca jendela yang sudah buram.