BAB 3 ー Cogan Berhoodie

18.7K 1.5K 101
                                    

[RIGEL ALECHZANDER]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[RIGEL ALECHZANDER]

***

"Lo tau? Dia itu Rigel Alechzander. Cowok yang paling cuek setengah mampus sama dunia. Itu cowok pendiem abis, ekspresinya selalu datar kayak papan triplek, orangnya cuek banget sama sekitar. Dia tuh susah ditemuin, jarang keliatan nampakin diri, aura keberadaannya tipis kayak setan."

***

Stella dan Rara melangkah memasuki kantin lantai atas yang tidak begitu ramai. Mereka sengaja memilih kantin ini sebab kantin di lantai bawah pasti penuh dengan siswa-siswi kelas 10 dan kelas 11.

"Gue aja yang pesenin makan ya," ujar Rara kala mereka sudah mengambil tempat duduk. "Lo pesen minumnya aja, di sana yang enggak terlalu banyak yang beli." Tunjuk Rara ke penjual minuman.

Stella mengangguk, tidak lupa sambil tersenyum.

"Gue gamau ah kalau sampai lo ke senggol-senggol orang. Gue udah merasa berdosa karena tadi ninggalin lo sampe lo kena bully tiga ondel-ondel," ucap Rara murung.

"Enggak apa-apa Ra, gausah khawatir berlebihan gitu. Gue baik-baik aja, tapi thank's ya udah khawatir. Gue seneng nih punya temen baru yang baik banget," ucap Stella diiringi tawa kecil.

"Semoga lo betah ya temenan sama gue. Kebanyakan temen gue yang dulu-dulu pada kabur karena gabetah," ujar Rara ringan. Tidak peduli pada kenyataan bahwa selama ini banyak yang tidak menyukainya. "Gue ke sana deh, udah mulai penuh antriannya." Rara memutuskan obrolan dan langsung ngacir ke tempat mie ayam.

Stella pergi ke penjual minuman dan memesan dua buah jus untuknya dan Rara. Di tempatnya, sembari menunggu pesanannya dibuatkan, Stella menatap ke tempat penjual mie ayam. Dilihatnya Rara yang sedang mengantri, entah mengapa ia jadi kepikiran soal ucapan Rara tentang tidak ada yang betah berteman dengan dirinya. Meskipun gadis bertubuh mungil itu mengucapkannya dengan santai, tapi samar tertangkap oleh Stella bahwa gadis itu sedih.

Rara enggak punya banyak teman ya?

Stella memandangi Rara terus, kasihan. Tiba-tiba saja pandangannya terputus, seorang berdiri di hadapannya dan memblokir pandangan Stella ke tempat penjual mie ayam.

"Gimana luka lo?" tanya orang itu.

"Oh? Enggak kenapa-kenapa," jawab Stella setelah terdiam sesaat. Ia mengangkat lengannya yang sudah diperban rapi. Lelaki yang mengenakan hoodie ini hanya mengantarnya ke UKS, ia langsung pergi karena sudah ada perawat sekolah yang akan menangani luka Stella.

Laki-laki di hadapan Stella tidak menyahut lagi, pandangannya mulai beralih ke daftar minuman. "Jus buah naga satu," pintanya datar, tanpa senyum.

Pada akhirnya, Stella diam, laki-laki di sampingnya juga menunggu pesanan dalam diam. Hanya suara blender dan keributan penghuni kantin yang menjadi pemecah kesunyian di antara keduanya.

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang