13. Tempting

7.7K 904 185
                                    





Ini dia yang namanya Model Park Jimin. Padahal tingginya hampir sama denganku—barangkali hanya lebih tinggi dua senti saja—tetapi kuakui, dia sungguh mempesona memang. Surainya hitam yang pekat, kulit tubuhnya lembut dan bersinar seputih susu. Aku iri pada bibir yang tebal memerah dan tampak selalu basah nan lembab, berkilap menggairahkan sekali. Tipikal lelaki penggoda dengan peluang sukses seratus persen membuat pasangannya jatuh terpuruk oleh keindahannya.

Sekelebat hati menjadi jengkel sekali mendapati kenyataan Pak Direktur dekat dengannya. Bahkan otak sudah berhipotesis sembarang, jangan-jangan Direktur Kim sudah pernah terjatuh dan tidur berkali-kali dengan lelaki memikat ini.

"Wah! Semakin hari, dia semakin menggairahkan."

Aku terperanjat oleh suara memuji yang tiba-tiba terdengar di samping telinga. Kim Taehyung ssi sudah melipat tangan di dada, wajahnya berbinar tampak semacam salah satu si bodoh yang terjatuh oleh pesona Model Park. "Ah, ingin sekali segera menusuk lubangnya hingga robek dan membuat suaranya parau semalaman." Taehyung ssi terkikik, aku menggidik lantaran terdengar asusila sekali ucapannya. "Jangan tertarik padanya Do ssi, dia milikku."

Padahal selama ini kukira Taehyung ssi adalah lelaki jenaka dengan wajah tanpa dosa, tetapi nyatanya, dia tak ada beda dengan lelaki mesum lainnya.

"Lalu? Apa Pak Jeon tidak menggairahkan?" Aku memancing, menariknya melirik ke arahku.

"Kookie juga nikmat sekali. Lubangnya sama sempit dengan milik Jimin. Ah, aku sudah mencicipi semalam."

Apa katanya? Kookie? Panggilan yang menggelikan sekali. Terlebih, selain mesum, Taehyung ssi benar-benar buaya darat.

"Hati-hati karmanya Tuan Kim!" Aku berdecak, dia mengedik bahu dengan cengiran. Ah? Apa semua yang bermarga Kim itu terlahir mesum?

"TaeTae?"Model Park memanggil dengan senyum penuh kegirangan, Taehyung ssi lantas datang mendekati. Aku masih memperhatikan.

"Aku merindukan, Tae ...." Dia bergayut manja, melingkarkan tangan di leher Kim Taehyung. Para pekerja lainnya tampak biasa saja dengan pemandangan itu, barangkali hanya aku yang mengernyit dan bergidik. Mereka seolah terlalu sering bermesra-mesraan di tempat umum semacam ini. Sekelebat aku yang merasa bersalah pada Pak Jeon.

"Si Jeon mengganti fotograferku, dia pasti benar-benar tak suka denganku! Ya, aku sih tak masalah, tetapi aku lebih suka jika TaeTae yang mengambil gambarku." Dia masih berucap manja dan santai sekali, seolah tak masalah sama sekali ucapannya itu terdengar di telingaku. Padahal sedikit kecewa, karena dia terlihat tidak suka jika aku yang akan mengambil gambarnya.

"Do ssi juga keren loh, kau pasti akan suka hasil gambarnya." Taehyung ssi membela.

"Kubilang aku tak masalah, hanya saja aku ingin bersama Tae." Manjanya semakin menjadi-jadi. "Aku akan mengadu pada Kak Jongin saja!"

Air wajah lantas berubah khawatir kembali. Apa katanya tadi? Mengadu pada Kak Jongin? Kak Jongin?! Wah, aku semakin penasaran saja dengan kedekatan mereka.

"Fotografer Do, Model Park, semua sudah siap!" Salah satu kru memanggil kami.

"TaeTae, aku bekerja dulu." Kulihat anggukan kepala Taehyung ssi sebagai balasan dan tangan lelaki mesum itu pun tak segan-segan meremas bokong Model Park sehingga membuat lelaki manis itu melenguh sebelum beranjak pergi.

"Dasar mesum!" umpatku membuat Kim Taehyung terbahak dan melingkari tangan di leherku sembari berjalan bersama.

"Sudah kuperingati Do ssi, jangan tertarik pada—Ah! Tetapi tak mungkin juga ya, Do ssi kan ada main dengan Direktur Kim." Ucapannya disusul ringis kesakitan lantaran aku memukul perutnya dengan siku.

Bittersweet Our Symphony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang