Aku tahu Pak Jongdae sedang menjelaskan peraturan dan tata cara bekerja di Perusahaan JN, namun aku tak tertarik sama sekali padanya. Mataku lebih lekat menatap Pak Direktur yang tengah hikmat membolak-balik file berkas lamaran yang kubawa bersama tadi. Dia terus saja tersenyum membaca berkas, tetapi entah mengapa aku merasa itu senyuman serta-merta mengejek untukku yang sedang terkejut lantaran pertemuan kami sungguh tak diduga-duga. Seolah-olah dia mengharapkan sekali akan aku dengan keterkejutan semacam ini.Dia sebenarnya masih sama seperti pertama kali waktu bertemu, maksudku ketampanannya. Dia masih tampan sekali, masih menawan hingga membuat dadaku berdesir hebat. Bedanya, dia tampak lebih elegan dengan kemeja formal semacam itu. Dia yang memakai celana jin dengan kaus oblong yang dipadu dengan kemeja kasual bercorak kotak hari kemarin, sungguh membuatku berpikir dia hanyalah seorang pengangguran tanpa arah yang serta-merta menghabiskan hidup berpetualang dari pelosok ke pelosok. Tak terpikir di benakku jika ia adalah seorang direktur perusahaan ternama. Seseorang yang akan menjadi atasanku.
"Jadi bagaimana Do Kyungsoo ssi? Do Kyungsoo ssi?"
Aku tersentak saat Pak Direktur menatap dan memanggil namaku.
"Ah, iya benar sekali—O tidak, maksudku baiklah. Eh, apa tadi yang Anda bicarakan?" Bicaraku ngawur. Sesungguhnya, aku tak mendengar apa-apa ucapan mereka. Manik mata terlalu fokus menatapi Pak Direktur yang menawan di hadapan mataku.
Dia terkekeh dan menyodorkan berkas kontrak di atas meja. Ah, senyum itu masih memikat sekali seperti hari kemarin. "Maksudku, silakan Anda tanda tangani, Anda diterima di perusahaan kami."
Mata elang itu menabrak mataku dan berhasil membuatku harus mengerling menatap segala arah lantaran rasa gugup dan salah tingkah sekelebat menyerang. Aku bahkan meraih pena di atas meja dan dengan cepat menandatangani tanpa berpikir panjang.
Sedetik kemudian aku menyesali keputusanku kala melirik tanda tangan di kontrak kerja. Seharusnya menolak! Berbahaya sekali bekerja di mana ada lelaki tampan yang memikat yang telah meniduriku dengan mahadahsyat malam itu.
Aku terkesiap lagi lantaran Direktur Kim menarik dengan sigap berkas kontrak kerja yang baru saja kutanda tangani terburu-buru. Aku ingin berkomplain, namun ia terlalu cepat berucap hingga membuatku bungkam.
"Baiklah, karena Anda sudah menyetujui kontrak kerja. Anda akan mulai bekerja besok." Dia menutup berkas terrsebut dan kembali tersenyum menatap.
Aku hanya bisa menelan ludah tanpa dapat berkata-kata.
"Pak Kim, hari ini tolong Anda tunjukkan pada Do Kyungsoo ssi, ruangan dan tempat kerjanya sebelum ia pulang. Jelaskan kembali apa-apa yang harus dilakukan olehnya di sini!"
"Baik, Pak."
Aku lantas mengutuk diriku sendiri yang terlalu bungkam. Seharusnya aku mengucapkan sepatah kata seperti berterima kasih atau kata-kata juga menyesal akan tangan yang menandatangani kontrak kerja tadi. Namun, pesonanya benar-benar mengacaukan. Dia terlalu memikat sehingga bibir sulit sekali menciptakan suara. Alih-alih, mata terus tak berpindah dari wajah tampannya.
Bahkan aku terus menatap lekat kala Pak Jongdae menarik diriku untuk pergi meninggalkan ruangan Pak Direktur dan menundukkan kepala mengucap salam.
____________
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Our Symphony
Fiksi Penggemar[COMPLETED] (21+) Boys Love. This story contains some sex scenes in detail, unappropriate words, and uneducated manners. Do not read if you're underage! Kyungsoo tak sengaja bertemu dengannya kala tertinggal kapal feri yang akan ditumpangi...