"Nak Kyungsoo? Kenapa datang malam-malam?" Ibu Kepala panti asuhan tampak terkejut kala melihatku memasuki bangunan panti asuhan. Keterkejutannya kemudian bertambah lagi kala menangkap sosok lain di belakang punggung. "Tuan Kim? Tuan Kim datang bersama Nak Kyungsoo?" ucapnya mempersilakan kami masuk ke gedung utama panti asuhan.
"Maaf kami menganggu malam-malam, Ibu Kepala." Kekasihku yang berucap di sela-sela Ibu Kepala membuka ruangannya di gedung utama. Aku melarang Pak Direktur untuk mengendarai mobil dengan kencang, sehingga kami sampai cukup malam.
Ibu Kepala lantas mempersilakan kami duduk di sofa ruangannya. "Tidak apa-apa, aku senang kalian datang kapan pun. Namun, jika sudah pukul sembilan seperti ini, kami sudah mendisiplinkan para anak-anak untuk tidur di awal waktu."
"Tidak apa Ibu Kepala, kami datang untuk hal lain kali ini," ucap Pak Direktur.
Ibu Kepala mengernyit. "Hal lain?"
Aku lantas mengeluarkan dua rantai kalung dari saku celanaku. "Ibu memberikan kunci ini padaku sebelum kematiannya. Ibu mengatakan jika ada peninggalan lain yang disimpan di dalam sebuah lemari yang ada di sini. Dan kemudian, beberapa hari lalu kami menemukan kunci lain yang merupakan peninggalan Tante Min, ibu Pak Direktur. Lalu kami rasa ini adalah kunci yang sama, kunci sebuah lemari yang sama," ucapku menjelaskan kepada Ibu Kepala panti asuhan.
"Eum. Aku belum pernah melihat lemari untuk kunci seperti ini." Ibu Kepala lantas meraih dua kunci tersebut dan pula memperhatikannya. "Ah, barangkali ini adalah kunci lemari kecil di dalam lemari Ibu kalian di kamar mereka di panti asuhan ini. Ayo!" ucapnya kemudian.
Ibu Kepala panti memberikan kembali rantai kalung kunci itu padaku dan ia beranjak dari duduknya. Ia mengajak kami melangkah meninggalkan ruangannya.
______________
Ibu Kepala panti bercerita jika Ibu dan Tante Min menempati kamar yang sama tiap kali menginap di panti asuhan. Kamarnya masih berada di bangunan utama, namun kami harus menaiki anak tangga menuju lantai atas dan kemudian berjalan cukup panjang menuju ujung bangunan gedung utama panti asuhan.
Ibu Kepala membukakan pintu kamar Ibu dan Tante Min kala sudah sampai di hadapannya. "Nyonya Min masih sering datang meskipun Nyonya Ryu telah tiada. Satu bulan sebelum kematian Nyonya Min, ia pun masih menginap. Dia terlihat gelisah saat itu, berkali-kali melihat ponselnya seolah menunggu panggilan. Ia juga memintaku untuk tidak datang menganggu kecuali jika ia memanggil."
Aku dan Pak Direktur saling berpandangan mendengar cerita Ibu Kepala. Tante Min benar-benar misterius, aku bahkan tidak tahu apa yang dilakukannya setelah kematian Ibu.
"Lemari itu. Di dalamnya ada lemari kecil lainnya. Aku tak pernah mencoba membuka, tetapi barangkali itu adalah kunci lemari kecil di sana." Ibu Kepala menunjuk lemari di seberang ranjang kamar Ibu dan Tante Min.
"Kalian juga sebaiknya beristirahat dan menginap." Ibu Kepala menambah ucapannya.
"Ah, benar. Tidak apa jika kami memakai kamar ini untuk beristihat, Ibu Kepala? Sembari melihat-lihat apa peninggalan Ibu di dalam lemari penyimpanannya." Pak Direktur bertanya pada Ibu Kepala.
Ibu Kepala tersenyum dan mengangguk. "Aku senang sekali jika kalian mau menginap. Bagaimanapun panti asuhan ini adalah milik ibu Nak Kyungsoo dan Tuan Kim."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Our Symphony
Fanfic[COMPLETED] (21+) Boys Love. This story contains some sex scenes in detail, unappropriate words, and uneducated manners. Do not read if you're underage! Kyungsoo tak sengaja bertemu dengannya kala tertinggal kapal feri yang akan ditumpangi...