Suara pintu kedai barbeque yang kami sewa untuk makan malam pegawai bergemerencing kala terbuka, membuat berpasang-pasang mata melirik ke arah pintu masuk.
Mataku membeliak kala melihat Sekretaris Ha yang masuk dari arah pintu, dia melambaikan tangan dengan senyum sumringah menyapa seluruh pegawai Studio JN yang sedang makan malam.
Namun, bukan wajah jenaka Sekretaris Ha yang membuatku terkesiap dan menelan ludah lantaran gemetar; melainkan lelaki tampan nan angkuh yang menyusul di belakangnya.
Jas dan celananya berwarna hijau tua. Kemeja hitam yang dibalut jas, tampak terbuka dua kancing bagian atas; menyingkap dada atas sawo matang yang atletis. Rambutnya tak terlalu hitam mengkilap, agak sedikit kekuningan; namun, tersisir rapi dan berkelas. Aku sendiri tak tahu, kapan kalanya Pak Direktur tidak tampan dan menawan. Kekasihku selalu memikat.
"Selamat datang Direktur Kim!" Semua pegawai Studio JN kemudian beranjak dari duduk dan menundukkan kepala memberi salam. Pak Direktur kemudian mengayun tangan mempersilakan mereka duduk kembali.
Aku melirik Pak Jeon meminta penjelasan kenapa ada kekasihku di sini. "Ini makan malam pegawai perusahaan, aku mengundangnya. Aku juga kan harus izin memakai uang perusahaan." Pak Jeon menjawab seolah mengerti makna lirikanku. Dia lantas mengedik bahu dan meninggalkanku. Pak Jeon datang mendekati Pak Direktur.
"Terima kasih sudah datang, Direktur Kim." Dia menjabat tangan Pak Direktur.
"Biasanya penjualan pakaian jenis yukata susah sekali terjual pesat di pusat perbelanjaan cabang perusahaan kita di Jepang. Tetapi, berkat hasil pemotretan yang menarik, pembeli menjadi tergiur. Pekerjaan yang bagus untuk Studio JN." Ceramah Pak Direktur berbalas tepuk tangan meriah dari para pegawainya.
"Malam ini kuperbolehkan kalian semua memakan apa pun yang kalian mau di kedai ini sepuasnya. Sekretaris Ha yang akan mengurus pembayarannya." Pak Direktur lantas memberikan black card-nya kepada sang sekretaris pribadi. Lagi-lagi para pegawai bersorak girang akan kemurahan hati Pak Direktur.
Dia lantas mendekat ke mejaku; menarik cuma-cuma lenganku hingga terpaksa bangkit dari tempat duduk. "Kalau begitu selamat menikmati makan malam," ucapnya kepada seluruh pegawai. Tanpa aba-aba kemudian dia berbalik melangkah dan menarik tanganku keluar dari kedai barbeque.
Masih bisa kudengar sorak sorai para pegawai Studio JN yang berucap terima kasih sembari mengucap selamat jalan. Ada beberapa pula meledeki Pak Direktur yang menculikku semena-mena.
______________
Langkahku terhenti kala kami sudah berada cukup jauh dari kedai barbeque. Pak Direktur pun ikut terhenti. Aku tahu Pak Direktur akan membawaku dengan mobilnya, tetapi aku enggan. Aku sedang tak ingin naik mobil.
"Kita mau ke mana?" tanyaku membuat Pak Direktur berbalik menatapku. "Kau ini seenaknya saja. Padahal aku sedang makan malam bersama pegawai lainnya, tetapi kau malah mengajak pergi sembarangan!" Aku membentak. Aku hampir saja lupa jika sekarang ini aku sedang marah padanya.
"Apa aku berbuat salah lagi? Maafkan aku, tetapi aku benar-benar merindu. Kau pergi seenaknya saja tadi pagi."
Seenaknya saja, katanya. Padahal siapa yang mendorong dan mengusirku untuk pergi bersama teman dekat tadi pagi. "Tetap saja itu tidak baik! Aku sedang makan malam bersama pegawai lainnya. Seharusnya kau membiarkan aku bersosialisasi! Mereka bahkan sudah membenci lantaran aku adalah kekasih bos mereka. Kau ingin aku semakin dibenci saja?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Our Symphony
Fanfiction[COMPLETED] (21+) Boys Love. This story contains some sex scenes in detail, unappropriate words, and uneducated manners. Do not read if you're underage! Kyungsoo tak sengaja bertemu dengannya kala tertinggal kapal feri yang akan ditumpangi...