Bab 20

660 80 8
                                    

“kak Pangeran cuman punya kak Anna. Lo paham?!”

-----

Seharusnya, hubunganku dengan Pangeran membaik. Sudah berjalan sekitar seminggu dan kami berdua kembali seperti semula. Teman dekat. Aku ingat Putri juga melarangku kembali dekat dengan Pangeran. Tapi ketika dia sudah menyerah karena keras kepalaku, dia hanya bilang untuk jangan terluka lagi. Aku berjanji padanya tentang hal itu.

Sayangnya, aku harus melanggar janji itu. Karena sekali lagi, luka ditorehkan pada hatiku dengan penyebab yang sama pula; Pangeran.

Berjalan di koridor sekolah ini terasa sangat sulit. Telingaku terisi oleh bisikan gosip-gosip terbaru. Dulu aku tak pernah peduli, namun sekarang sudah lain cerita. Kukepalkan tanganku seiring berjalan ke dalam kelas. Mencoba menulikan telinga, meski semua hanya kesia-siaan belaka.

“Eh, lo tau gak kalau Pangeran lagi deket sama adek kelas? Cendol-cendol apa gitu namanya. Gue lupa.”

“Oh! Pantas gue lihat Pangeran boncengin cewek lain semalam!”

“Pangeran pernah berduaan sama adek kelas lagi di rooftop!”

“Adek kelas itu ya, yang tadi dielus Pangeran rambutnya di depan kelas sebelas?”

“Jadi Pangeran pacaran sama adek kelas? Padahal gue kira dia pacarannya sama si queen Anna itu!”

“Ternyata muka cantik dan lamanya temenan gak ngejamin mereka bisa pacaran.”

“Sstt, itu si Anna lewat. Jangan keras-keras suaranya.”

Aku sampai di kelas. Kupikir aku akan selamat dari gosip murahan itu lagi. Tapi teman-teman di kelas juga ikut membicarakannya. Cindy, Cindy, Cindy terus. Meski di rumah aku selalu menganggapnya tidak ada, aku harus tetap menghadapinya dimana-mana. Saat Putri menyadari kedatanganku, dia langsung menggebrak meja hingga seisi kelas diam, “Lo semua ya! Kalau beritanya belum pasti jangan ngegosip dong! Murahan banget sih!”

Tika menyorakinya, “yee! Kita juga ngebicarain karena penasaran kali.”

“Kalau gitu tanya aja langsung sama Pangeran!” Reza langsung menguatkan suaranya, berdiri dan mengangkat tangan kanan seolah memiliki ide bagus.

“Tanya apa sama gue?”

Aku sontak melompat karena terkejut. Bingung sejak kapan Pangeran berdiri di belakangku. Serius, dia benar-benar mengagetkanku.

Reza berlari kecil ke arah Pangeran. Dia langsung bertanya dengan penuh antusias, “gosip lo deket sama Cindy si adek kelas itu, bener gak?”

Aku menatap wajah Pangeran. Takut kalau dia akan mengeluarkan jawaban ‘ya’ dari mulutnya. Namun Pangeran mengangkat kedua alisnya, “gosip? Gue kirain ada hal penting banget. Ternyata gosip. Unfaedah kalian dengerin hal-hal begituan. Buang-buang waktu.”

Lalu aku berusaha keras menyembunyikan senyuman di wajah.

♕♕♕

Aku melihat Maya, adik sepupu Putri di kantin sedang duduk bersama Cindy. Mereka makan dan saling berbincang. Sementara aku, Putri, Siti, Budi, dan Reza duduk dua meja lebih jauh dari mereka. Aku mencoba mengabaikan keberadaannya lagi.

Pangeran berada di kantor OSIS, untuk mengurus beberapa hal yang diperintahkan Kepala Sekolah. Aku tak tahu apa itu.

Reza dan Budi melempar-lempar makanannya satu sama lain. Untungnya Siti bisa menghentikan tingkah kekanakan mereka saat sebuah kripik mengenai wajahnya. Dia bahkan menjewer kedua telinga makhluk aneh itu sampai memerah.

Cinderella's SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang