MBF : 21

416 45 3
                                    

Apa yang gue takutkan saat bangun ternyata benar.

Mimpi buruk.

Kara sama sekali tidak mendengar jeritan dalam hati gue saat memintanya untuk tidak membangunkan gue dari tidur.

Tiba di rumah sakit, dokter lain termasuk dr.Seno terlihat tengah berusaha menyelamatkan mama tapi nihil. Usaha manusia tidak dapat bertanding dengan keputusan tuhan.

Mama pergi.

Anggaplah gue gila saat memarahi dokter yang mengumumkan waktu kematian mama.

Hingga tangan kekar dr.Seno meraih gue dan menyadarkan jika ini bukan hal yang benar terlebih dilakukan didepan jenazah mama.

Disudut lorong rumah sakit, gue termenung memaki diri gue sendiri.

Fikiran gue terus menerus mengulang kejadian satu hari sebelum gue pergi meninggalkan mama. Pertengkaran yang memang telah gue rutuki sejak saat itu.

"sayang dengerin mama dulu"

"buat apa ma? Mama kenapa? Kenapa mama jadi lemah kayak gini? Mama lupa apa yang udah dia lakuin sama kita 12 tahun lalu?"

"ini buat kamu nata"

"ma plis, kita udah baik-baik aja tanpa harus ada dia selama ini, aku ada mama aja udah cukup"

"tapi gak selama nya mama bisa ada buat kamu sayang"

"tapi gak selama nya mama bisa ada buat kamu sayang"

Kalimat itu, kalimat pengakuan mama yang sama sekali tidak gue gubris, mama telah dengan jelas berkata jika dalam waktu dekat dia akan pergi untuk selamanya. Itu adalah makna sebenarnya dari kalimat yang gue dengar.

Tapi dengan bodohnya gue meninggalkan mama dengan tangisnya malam itu.

Hingga ditengah perjalanan pulang ke rumah, gue masih membutuhkan waktu untuk mencerna semua keputusan tuhan ini.

Saat kerumunan orang datang untuk menunjukan simpati mereka, senyum terus tergurat di bibir gue tapi tak ada satupun dari mereka yang gue kenal.

Pandangan gue kosong, fikiran gue ikut terbaring bersama mama.

Pagi hari saat gue memenuhi kewajiban gue sebagai seorang anak yang mengantar ibunya ketempat peristirahatn terakhir.

Dua sosok manusia yang seharusnya tidak berada disini dengan beraninya berkunjung dan berdiri di depan kara.

"ngapain kalian disini?" ujar gue menggeram menghalangi kara dari mereka.

Papa, dan anak tirinya Reza.

Jika kesadaran gue benar-benar habis, gue sama sekali tidak segan menghajar kedua manusia ini sekarang juga. Tapi tidak disini, tidak sekarang, dan tidak di depan pusara mama.

*Bersambung😊😊

Finally update 2 chapter ya 😂
.
.
Btw hari ini Nata *eh
i mean sungjae,
dia lagi fansmeeting di manila, dan betapa terkejutnya aku liat fanspict yang ngambil potret si swami sama idola baru akuu😍
Yaaasss
Jung Joon young👇

Btw hari ini Nata *eh i mean sungjae,  dia lagi fansmeeting di manila, dan betapa terkejutnya aku liat fanspict yang ngambil potret si swami sama idola baru akuu😍YaaasssJung Joon young👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak seneng gimana coba ya liat suami sama selingkuhan akur gini 💋
Pertama kali jatuh cinta sama

Joon young itu
sejak nnton mv nya 'sympati'
Coba deh liat mv nya~
.
.
Oke, mulai besok kita geser jadwal update jadi ke malem ya 😊
Salam
Deapark-

My (boy) Friend | Bbyu Vol.1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang