MBF : 44

450 50 5
                                    

"mbak kara?" tanya seorang pelayan menghampiri gue

"iya" jawab gue.

"ini ada surat mbak" ujar pelayan itu memberikan secarik kertas.

"buat saya?" tanya gue dan pelayan itu mengangguk.

"hii did you miss me?"

Apaan nih? Tanya gue bingung dalam hati.

"ikut saya mbak" ujar pelayan tadi memandu gue agar mengikuti langkahnya.

Tiba disudut lain dari tempat itu, seseorang dengan kertas yang sama dan satu tangkai bunga datang menghampiri gue.

"sorry for acting stupid and doubting you"

Gue tersenyum membaca pesan kedua ini dan yakin kalo nata yang ada dibalik semua ini.

"lewat sini mbak" ujar pelayan itu
Lagi, seorang pelayan lainnya memberi gue dua benda yang sama.

"thank you for choosing this stupid man to accompany your life"

Tiba di sudut ruangan lainnya.

Seseorang berdiri membelakangi gue dan berbalik saat gue berjalan mendekatinya.

Air mata gue jatuh gitu aja.

"maafin gue kar" ujar nata.

Gue menggeleng dan berlari menghambur ke pelukannya.

"gue kangen elo nat" ujar gue menangis.

"sama, gue juga" jawabnya melepas pelukan gue.

"muka elo kenapa nat? kok lebam-lebam?" tanya gue khawatir saat lebih dekat melihat wajahnya.

"ini hasil dari perjuangan gue mengumpulkan keberanian kar" jawabnya sebelum mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya.

"kar, maaf karena gue sempet ragu sama elo. Maaf karena jadi pengecut yang mengatakan hal gak sepantasnya gue bilang sama elo. Kalo elo sempet mikir gue gak punya goals yang sama dengan harapan elo di hubungan kita, elo salah besar dan harus buang fikiran itu jauh-jauh sekarang juga"

"kara elyesia, I chose you to be the first and the last For continue what we started ten years ago. Mau gak elo nikah sama gue kar?"

Speechless.

Gue gak bisa ngomong apa-apa lagi.

Nata udah bertindak jauh diluar ekspektasi gue terhadap dia dan gue rasa, teramatlah sangat tidak tau diri kalo sampe gue minta lebih dari apa yang gue dapat sekarang.

"gue gak punya alasan segila itu buat nolak elo nat. Sure, I do" jawab gue mengembangkan senyum nata sembari menyematkan sebuah cincin dijari gue.

Hari ini bagaikan mimpi.

Duduk bersama nata dihadapan ibu untuk meminta restu.

"kamu tau jawaban ibu tanpa harus bertanya nak. Tentu, ibu percayakan kara sama kamu. Buat dia bahagia" jawab ibu memeluk serta gue bersama nata.

"elo berantem sama reza nat?" tanya gue hati-hati saat nata datang dari dapur membawakan susu coklat ikut duduk disamping gue

"bener? Sama reza?" tanya gue lagi dan nata hanya mengangguk.

"gue gak ada hubungan apa-apa nat sama dia. Elo bener, reza suka sama gue tapi gue gak-"

"gue tau kar, gue tau. Reza udah bilang semuanya sama gue" jawabnya memotong kalimat gue.

Nata terdiam seolah merasa bersalah dengan mengeratkan kedua tangannya pada mug hangat berisi susu itu.

"sakit?" tanya gue meraih wajahnya
Nata menggeleng dan melontarkan senyumannya.

My (boy) Friend | Bbyu Vol.1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang