Rewind : Nata

266 40 10
                                    

"Kak nata" seseorang berhasil menghentikan langkah gue karena panggilannya.

"Kenapa dind?" tanya gue saat dinda berdiri tepat disamping gue.

"Ini" ungkapnya memindahkan sebuah kotak dari tangannya pada tangan gue "kue coklat buat kak nata" sambungnya.

"Aku tau kak nata paling anti nerima kayak ginian. Tapi ini aku buat sendiri kak, dicoba ya" tangkasnya setelah itu berlari meninggalkan gue.

"Apaan nih?" tanya kara saat gue menghampiri nya di kantin siang ini.

"Wih kue coklat. Bagi ya nat!" teriak uci histeris dan mengambil alih kotak yang gue simpan.

"Tumben elo mau nerima barang sogokan gini! Dari siapa?"-kara

"Dinda" jawab gue singkat.

"Oh, anak PMR itu?"

Gue mengangguk mengiyakan.

"Elo naksir dia?" gue menggeleng.
"Terus, kenapa elo terima hadiah dari dia? Gue kan udah bilang, elo jang-"

"Bawel! Udah sih makan aja!" tangkas gue.

...

"Elo balik duluan ya, gue mau kumpul eskul dulu" ungkap gue saat bertemu kara di lapang sekolah.

"Oke" jawabnya singkat.

Aneh banget, biasanya kara paling bete kalo tau gue kumpul eskul dan ngebiarin dia pulang duluan sendiri.

Nah sekarang, ekspresi kara itu menunjukkan kalo dia seneng banget dengan apa yang gue sampaikan sama dia sebelumnya.

"Jangan mampir-mampir dulu. Langsung balik ke rumah"
Gak tau kenapa, kalimat itu keluar gitu aja dari mulut gue.

"Dih! Terserah gue dong, emang elo emak gue"
Kan. Nyesel gue jadinya.

...

"Kak nata" dinda menyapa gue saat perkumpulan eskul selesai "udah di coba kue nya? Gimana, enak gak?" tanya nya kemudian.

"Enak. Thankyou dind" jawab gue berbohong. Gue gak sepenuhnya bogong sih, dari ekspresi muka uci dan kara siang tadi. Gue bisa menyimpulkan kalo kue yang dinda maksud itu emang enak.

"Lain kali aku bikinin lagi ya, kak"

Aduh, ini anak udah gak beres.

Gue sebenernya udah hafal banget gelagat cewek-cewek model dinda kayak gini. Dan yang harus gue lakukan dalam situasi ini adalah bertindak tegas.

"Sorry dind, gak perlu. Aku gak mau ada yang salah faham" tangkas gue kemudian pergi.

Gue gak jahat, justru gue menolong dia agar tidak jatuh terlalu dalam pada pesona gue.

Susah sih emang, lahir dengan kutukan tampan.

...

"Ngapain lo pagi-pagi udah di rumah gue?" melihat kara yang sibuk dengan nyokap pagi ini bukanlah pemandangan baru sebenarnya.

"Apa lagi, ya sarapan barengan lah!" jawabnya singkat.

Gue udah hafal sih, kalo kara udah gentayangan di rumah gue pagi-pagi gini hanya ada satu alasan. Nyokapnya ada orderan kue di luar kota dan dia ditinggal sendiri di rumah.

My (boy) Friend | Bbyu Vol.1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang