MBF : 28

387 42 3
                                    

"oke, gue mau pake satu kupon kara malam ini" ujar nata meraih tangan gue.

Nata meletakkan tangan gue didadanya dan mendekatkan wajahnya perlahan.

Darah gue berdesir sampe naik ke ubun-ubun, jantung gue koprol kesana kemari.

Sumpah sih nata! Mau ngapain dia!
Jerit gue dalam hati.

Gue belum siap sumpah gue belum siap. Nata semakin mengikis jarak wajahnya dengan gue dan sesaat setelahnya-

"gue mau elo gak nyembunyiin apapun dari gue kar. Gue percaya penuh sama elo dan gue harap, elo gak pernah bohong sama gue" ujar nata menenggelamkan kepalanya diceruk leher gue.

Gue menghela nafas dalam, rasanya pengen banget gue mukul dia pake tongkat baseball sekarang juga!

Untuk kedua kalinya nata berhasil mempermainkan gue. Dan sialnya, kenapa gue selalu aja jatuh sama perangkapnya.

"jantung lo kok kenceng banget kar? Muka elo juga merah gitu. Mikir jorok ya lo"

Sial, gue sampe nahan nafas waktu nata melepas rengkuhannya.

"nafas kar nafas, elo mau mati muda?" ujarnya mengingatkan gue untuk bernafas.

"fiuhhhhhhh"

Dan jangan tanya reaksi nata terhadap tingkah gue.

Sial sial sial. Gue benci sama nata!

"dih, mau kabur kemana lo?" ujarnya menarik lengan gue saat gue beranjak dari sofa mengambil serta hape dan tas gue.

"sebel gue sama lo!" ujar gue meninggalkan nata dengan gelak tawanya.

Setelah tragedi memalukan itu, gue balik kerumah tetap dengan muka memerah. Sampe-sampe ibu nanya-

"kamu demam kar? Kok muka nya merah gitu?"

Sialan si nata!

Tapi disamping semua itu. Gue tetep bersyukur dengan apa yang terjadi hari ini

Melihat nata bahagia, adalah hal terpenting buat gue

Sebelum tidur, gue sempet cek hape dan menemukan text message dari Reza yang sudah dibaca sekitar tiga jam yang lalu.

From : Reza
Sorry kar aku ganggu,
kayaknya gantungan ponsel kamu
Ketinngalan di mobil aku.
Aku simpen dulu ya, sorry gak bisa
dibalikin besok atau lusa
Aku ada meeting di luar kota soalnya
Gapapa ya di aku dulu.

Gue sempet kaget menduga apa nata yang udah buka pesan dari reza.
Tapi gak mungkin kan nata diem aja kalo dia baca pesan ini, dia pasti langsung tanya gue.

Sangkal gue dalam hati

Pagi ini, rumah sedang ramai dengan beberapa pegawai ibu yang di alihkan ke rumah

"ada pesenan kue banyak ya bu?" ujar gue melenggang kaki kearah dapur yang berserakan dengan terigu dan bahan kue lainnya

"iya kar, ada orderan buat acara seminar lusa. Kamu belum berangkat? Ini udah jam tujuh lewat loh"

"kara kan nunggu dijemput nata bu"

"ya jangan nunggu natanya kesini dong kalo kamu udah siap, samperin nata nya. Siapa tau dia kesiangan bangun? Sekalian nih, bawa ini buat sarapan kalian"

Iya juga, tumbenan banget nata belum wara wiri dirumah gue jam seginian.

Seperti biasa, tanpa permisi gue masuk kerumah nata yang emang gak dikunci

My (boy) Friend | Bbyu Vol.1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang