Rewind : Kara

221 29 9
                                    

Gue gak tau apa alasan nata kenapa bisa semarah itu sama gue, pake nyangkut-nyangkutin kak ano segala lagi sebagai alasannya.

Lagipula, kalaupun gue keluar berdua sama kak ano, emang salah? Apa peduli nya dia. Toh dia udah ada dinda kan sekarang.

Sejak hari dimana nata marah sama gue itu, hubungan gue dan dia seakan berjarak. Gue males aja harus negur apalagi minta maaf duluan, lagian kan gue gak salah. Ngapain gue harus minta maaf.

"Kamu marahan kar, sama nata?" tanya ibu sejak dua jam yang lalu gue di paksa nganterin makanan kesukaan nata ke rumah nya. Tapi gue menolak.

"Enggak" jawab gue singkat memilih pergi.

"Hai sayang, ibu ada?" saat gue ingin melarikan diri dari ibu, mama datang dengan senyum merekahnya.

"Ada mah, lagi di dapur" jawab gue.

"Kamu kok udah dua hari ini gak ke rumah. Kenapa? Nata bikin kamu kesel ya?" upaya gue melarikan diri nyatanya gagal saat timbul pertanyaan yang sama dari mama.

"Enggak kok. Kara lagi mageran aja mah di rumah. Haha" sanggah gue mengulas tawa palsu "kara ke kamar dulu ya mah" pamit gue kemudian lari ke arah kamar.

"Kar, kara" sepuluh menit setelah gue masuk ke kamar, suara nyaring ibu dari lantai bawah bersautan dengan musik yang gue dengarkan.

Ck, apasih! Gak tau apa gue lagi bete.

"Kenapa bu?"

"Ibu sama mama tari mau pergi ya" jawabnya selagi sibuk membereskan kekacauan di dapur.

"Sekarang? Pagi-pagi gini? Kemana? Kok mendadak? Mama nya mana?" tanya gue random

"Kepo kamu sama urusan orang tua" dih nyokap gue nyebelin kan! Sama kayak anak kesayangannya si nata!

"Ibu pergi seharian kayaknya, pulang juga agak larut nanti. Kalo kamu takut, minta nata kesini aja buat nemenin kamu" tambahnya lalu pergi ke kamar.

Dan bener aja, setelah pergi dari jam sepuluh pagi, hingga jam sembilan malam gini dua ibu-ibu itu belum juga pulang.

"Ngapain lo kesini?" tanya gue sarkas saat nata masuk dan menghampiri gue yang duduk di depan tivi.

gue sebenernya seneng sih waktu nata datang, dia emang tau banget saat berada di rumah sendiri lewat dari jam delapan malam, gue pasti ketakutan.

Tapi karena gue dan dia sedang berada dalam mode perang, ya mau gak mau gue harus bersikap kayak gini.

"Gue balik lagi aja!" jawabnya yang semula hendak duduk lalu kembali menegakkan punggungnya.

"Jangann" teriak gue menahan.

"Makanya kalo penakut gak usah sok-sok an!"
Kan makin sebel gue, tapi sayangnya gak bisa jawab apa-apa.

Sepersekian menit berlalu, gue dan nata duduk di sofa berbeda tanpa membuka suara sedikitpun.

Nata sibuk dengan ponsel nya sedangkan gue pura-pura fokus pada acara tivi.

Gue yakin sih, nata pasti lagi sibuk chattingan sama dinda. Ketauan dari cara dia natap layar ponsel sambil senyum-senyum kayak orang hilang otak.

"Elo gak keluar sama dinda?" setelah mengumpulkan amunisi untuk membuka percakapan, akhirnya kalimat itu keluar dari mulut gue.

"Harusnya gue emang nonton sama dinda. Tapi gara-gara mandat dari nyokap, gue harus jagain cewek manja macem elo. Acara gue gagal!" kan kan. Boleh gue robek gak tuh mulut.

'Yaudah, pergi aja lo sana! Emang gue butuh elo disini!!!' rasanya pengen banget gue menyuarakan hal itu.

Sayangnya gue hanya bisa menjawab "Ya maaf deh! Bukan gue juga kan yang minta" dengan nada sedikit berbisik.

"Elo juga gak keluar sama cowok lo?" tanya nata "siapa namanya? Guru sok muda dan sok ganteng itu? Nano? Ona?"

Wait!

Kak ano maksud dia?

"Cowok gue? Siapa? Elo nanya gak sambil mimpi kan!?" jawab gue kaget.

Ya kaget dong, ada berita dari mana gue punya cowok. Ya kalo jadi doa sih untung, kalo enggak? Yang rugi kan gue, pantes aja gak ada cowok yang berani deket-deket gue belakangan ini.

"Bukannya elo pacaran sama guru baru itu?"

"Siapa bilang?!"

Nata sedikit berfikir saat jawaban gue mungkin tidak sama dengan fikirannya.

"Elo gila nat?" tanya gue saat beberapa saat kemudian nata mengembangkan senyumnya lalu tertawa tanpa alasan.

Otak si nata emang udah kusut kali ya.

"Wahh, udahan nih kalian perang nya?" sekitar jam sepuluh malam, para ibu-ibu yang menghilang dari pagi datang.

"Nah gitu dong, kan enak diliatnya. Mama sih lebih seneng liat kalian saut-sautan berantem marahan dari pada diem-diem an kayak kemarin" tambah mama ketika mendapati gue dan nata tengah sibuk bermain play station sambil teriak-teriak.




I miss u gaes ..

My (boy) Friend | Bbyu Vol.1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang