MBF : 46

538 46 9
                                    

Belakangan ini gue teramat disibukkan dengan proses penerbitan buku pertama gue sehingga mengesampingkan segala hal termasuk nata.

Tujuan gue hanya satu, gue ingin buku gue selesai sebelum mulai sibuk mempersiapkan pernikahan gue sama dia.

Gue salah? Menurut gue sih enggak. Tapi berbeda dengan nata.

Sejak diundang makan malam oleh papa nya dalam rangka berpamitan dengan reza yang akan melanjutkan study di luar negeri, nata seperti orang berambisi untuk merampungkan mimpi kita dalam pernikahan.

“besok kita mulai cari gedung ya kar” ujar nata ditengah perjalanan pulang kita dari rumah papa.

“besok gue ada meeting sama editor nat. lain kali aja ya” jawab gue jujur.

Entah karena tidak terlalu peka atau emang nata yang begitu sensitive, hari ini dia marah sama gue karena melupakan janji untuk fitting baju di butik.

Padahal gue punya kabar gembira hari ini, buku gue kelar di edit dan siap di cetak. Dan mulai dari sekaranglah gue bisa fokus dengan mimpi kedua gue bersama nata.

Pagi buta setelah perginya ibu ke toko, gue sempet mampir ke rumah nata untuk meminta maaf dan mengatur jadwal fitting. Tapi orang yang gue cari malah gak ada. Rumah nata kosong dan saat gue coba hubungin dia berkali-kali, panggilan gue sama sekali gak diresponnya.

UCI
Kar. Calon laki elo datang
kerumah guepagi-pagi
cuma buat curhat masa haha!

Sebuah pesan dari uci masuk di hape gue yang memberitahu jika nata ada di rumahnya.

Sekitar satu jam gue tunggu, akhirnya orang yang galau ini pulang juga.

“dari mana sih pagi-pagi udah pergi aja? Gue telponin juga gak di angkat” tanya gue

“gue ada urusan” jawabnya singkat dan berjalan melewati gue

“elo ngambek nat?”

“enggak”

“enggk kok jawabnya judes gitu?”

“gue lagi sariawan!”

Haha! Kalo aja gue berani. Gue udah terbahak sekarang melihat sikap kekanakan nata hari ini.

“sayang.. “ ujar gue menggoda nata
“kita ke butik sekarang ya, biar nanti urusan gedung aku yang urus. Kamu shift malam kan sekarang di rs?”

“gue cape kar, besok aja kita berangkatnya” jawabnya masih gengsi

“kok masih elo gue-an aja sih? Mau emang nanti anak kamu manggil ‘elo’ juga?” tambah gue lagi membuat nata salah tingkah dengan kalimat menjijikan gue.

“elo sakit kar?”

Bukan menjawab pertanyaan nata, gue hanya menggeleng sambil memeluk erat dia yang hanya diam membeku karena tingkah gue.

“maaf ya aku sibuk akhir-akhir ini. Aku pengen fokus persiapin pernikahan kalo buku aku udah terbit nat, dan kemaren aku udah tanda tangan kontrak. Buku aku bakal launching bulan depan, jadi sekarang kita bisa fokus sama mimpi kita” jelas gue panjang lebar.

“maaf ya kar, maaf karena gak bisa ngertiin elo- eh kamu maksudnya”.

Haha menang! Gue menang lagi kalo udah urusan ngerayu si nata.

Mengurus ini dan itu dibantu oleh ibu dan uci, persiapan pernikahan gue hampir menyentuh angka 90%.

Gue gak bisa terlalu banyak berharap dengan bantuan nata karena pekerjaan nya agar bisa izin selama satu minggu untuk pergi berbulan madu setelah menikah nanti.

My (boy) Friend | Bbyu Vol.1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang