"Elo pacaran sama dinda, nat?" tanya gue penasaran saat semilir angin membawa kabar mengejutkan siang ini.
"Iya, kenapa? Cemburu lo?"
Jawabnya singkat meninggalkan gue.Kok gue bete ya denger jawaban nata.
...
"Elo udah tanya sama nata?" tanya uci yang memberi gue satu kaleng minuman dingin di kantin sekolah.
Gue mangangguk mengiyakan. "Terus apa jawabannya?" tanya nya lagi.
"Iya, mereka pacaran"
"Whatt!!!" teriaknya histeris
"Kok bisa ya? Gue kira nata suka kar sama elo. Lah kok jadi dinda sih ya di tembak, cantikan juga gue kemana-mana!" protes uci"Gue kan udah bilang ci, nata itu cuma nganggap gue temen nya. Gak lebih, lagipula gue gak ada feel apa-apa tuh sama nata. Gue sama nata gak mungkin menjalin hubungan lebih dari apa yang kita punya sekarang!" tangkas gue.
"Elo ngomong seakan tau nasib besok aja, kar. Lagipula ya, siapa yang tau kan masalah jodoh? Boleh aja sekarang nata pacaran sama dinda, eh tau-tau kawin nya sama elo nanti"
Sumpah ya, uci dan mulutnya itu emang gak bermutu sama sekali!
Gue sebenarnya gak pernah nyangka kalo nata bakalan pacaran sama orang yang baru dikenalnya kurang dari 3 bulan ini.
Tentang dinda. Iya, gue kenal dan tau siapa dia. Awal masuk eskul PMR dulu, nata emang sering cerita kalo banyak banget juniornya yang suka caper-caper gak jelas depan dia. Dan salah satunya itu ya dinda.
"Elo gak balik sama nata?" uci berjalan di samping gue.
"Enggak" jawab gue singkat.
"Hai kar, mau pulang?" seseorang datang menghalangi langkah gue dan uci.
Kak Ano.
Salah satu guru muda yang pindah 3 bulan lalu di sekolah gue dan berhasil menyita perhatian sebagian dari fans nya nata."Iya kak. Ini mau pulang" jawab gue.
"Mau saya anter?" tawarnya.
"Enggak kak, makasih. Saya pulang barengan uci kak"
"Gapapa kali kar, kalo elo mau barengan kak ano. Gue bisa pulang sendiri kok"
Sial! uci gak membantu sama sekali.
"Elo lupa ci? Kita mau mampir ke toko buku kan nanti?" bisik gue dan untungnya otak uci yang hanya sejengkal ini mengerti dengan isyarat gue.
"Oh iya, gue lupa kar. Hahaha" jawabnya dengan tawa hambar.
"Yah, sayang banget. Yaudah saya duluan ya. Mari, kara, uci" tangkas nya lalu pergi.
Gue udah ngerasa ada hal aneh sih tentang sikap kak ano. Bukannya gue pede atau gimana, tapi ya sebagai perempuan yang udah duduk di bangku kelas 3 SMA ini, gue bisa banget membedakan bagaimana gelagat cowok yang minta perhatian lebih dari gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (boy) Friend | Bbyu Vol.1
أدب الهواة[ C O M P L E T E D ] Butuh waktu sepuluh tahun untuk gue bisa mengungkapkan apa yang selama ini gue pendam. Rasa sayang gue terhadap kara -Nata "cewek bar-bar yang selalu gue kagumi walau saat dia bangun lengkap dengan ilernya, entah sejak kapan ta...