MBF : 30

346 40 8
                                    

Dua hari setelah pertanyaan nata pagi itu, dia seolah menghindari gue dengan berbagai alasan

sorry kar, gue berangkat siang nanti, jadi gak bisa berangkat barengan sama elo”

“gue double shift gantiin nano yang gak bisa masuk kar, elo balik hati-hati ya”

“gue lembur kar hari ini”

Padahal gue tau, nata cuman punya jatah shift pagi sampe akhir weekend ini. Setidaknya itu yang kak cadel bilang, dan kak cadel gak mungkin bohong sama gue

Gue semakin yakin kalo nata marah dengan alasan yang selama ini gue duga

Nata tau gue sempet pulang bareng reza setelah janji sama dia kalo gue gak bakalan mau berurusan ataupun ketemu sama reza dan bokapnya

Gue ngerti kalo nata marah dan kecewa sama gue, dan malam ini. Gue harus jelasin apa yang terjadi dan minta maaf sama nata

“gue mampir ke rs ya nat, bawain elo makan takutnya lo gak sempet keluar cari makan nanti” ujar gue saat panggilan nata tersambung

“gak usah kar, elo langsung balik aja. Gue udah makan kok tadi” jawabnya singkat sebelum memutuskan panggilan

Semarah itu nat elo sama gue

Jujur gue sedih dengan sikap nata yang kayak gini, hati gue nyeri melihat dua kantong makanan yang sengaja udah gue beli sebelum gue memutuskan untuk datang ke rs dengan harapan bisa memperbaiki kesalahfahaman antara gue dan nata

Tapi mungkin timing nya belum pas, gue faham dengan rasa kecewa nata

Gue tau nata adalah orang yang berkomitmen dan besar harapan dia agar gue juga melakukan hal yang sama

Tapi dengan bodohnya, gue melakukan hal yang jelas akan berdampak pada penyesalan

Saat gue berniat meninggalkan halaman rs, gue melihat orang yang gue rindukan itu keluar bersama seorang perempuan

Dinda

Nata keluar pintu rs bersama dinda menuju sebuah tempat makan yang terletak tidak jauh dari sana

Ada letupan aneh dihati gue

Cemburu! iya gue cemburu

Nata bohong sama gue, dia memilih menolak makanan yang gue tawarkan hanya untuk bisa keluar dengan dinda mantan nya!

Mungkin ini cara nata membayar kesalahan gue. Fine! Gue anggap kita impas sekarang, gue gak bakal marah nat

Tapi sekuat apapun gue meyakinkan hati agar tidak kecewa, air mata gue tetap jatuh

“kara?” seseorang memanggil gue

“ngapain disini? Nyari nata?” Tanya kak demas mendekat setelah memastikan jika perempuan yang menangis dibawah lampu jalan itu adalah gue

“aku mau jenguk temen kak disini” sangkal gue mengusap sisa air dipelupuk mata gue

“serius jenguk temen? Jenguk temennya kok malah nangis”

“aku kelilipan kak” oke, alasan gue begitu klasik

Kak demas hanya terkekeh mendengar setiap pernyataan gue yang gak masuk di akal itu

Hingga akhirnya, gue bisa pergi membebaskan diri setelah membungkam mulutnya dengan makanan yang gue bawa

Gue pulang dengan keadaan kacau

Kecewa, marah, sedih, menyesal. Keempat hal itu membuat gue terjaga hingga pagi datang

“kar, ibu boleh minta tolong?” Tanya ibu menghampiri gue yang tengah bersiap berangkat

My (boy) Friend | Bbyu Vol.1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang