Sejauh ini, aku harap kalian suka dengan versi revisi yang aku buat ya!💗
Happy reading!✨
---
Zira memasuki gedung apartemennya langkah demi langkah. Gadis itu mendorong pintu kaca dan berjalan menuju lift. Belum sempat ia menekan tombol lift, seseorang menepuk pundaknya dari belakang membuat ia tersentak kaget.
Ia menoleh, mendapati seorang cowok yang tengah meringis ke arahnya. Zira mengenalinya sebagai Reno, salah satu cowok populer di sekolah. Zira juga mengenali cowok itu karena sering ia lihat menghabiskan waktu bersama Alvaro.
"Eh, sorry. Ngagetin ya?"
Zira hanya tersenyum kaku. "Ada apa?"
"Ceenazira, kan? Yang ditugasin kepala sekolah untuk ngajarin Alvaro?"
Zira mengangguk, mengiyakan kedua pertanyaan yang dilontarkan Reno sekaligus.
"Lo tinggal disini?"
Lagi, Zira hanya mengangguk. Reno sadar bahwa Zira sepertinya canggung berbasa-basi dengan dirinya membuat cowok itu langsung mengutarakan tujuannya memanggil Zira barusan.
"Kebetulan ketemu lo disini, ada yang mau gue omongin," ucap Reno. "Ngomongnya di lift aja, gue juga kebetulan mau ke apartemen Alvaro," lanjutnya.
Zira mengulurkan tangannya untuk menekan tombol yang berada di sebelah lift. Mereka menunggu beberapa saat sebelum pintu lift bergeser terbuka.
"Jadi gimana? Lo tolak tawaran itu?" Tanya Reno saat keduanya sudah berada di dalam lift.
Zira menekan tombol lantai 2. "Sepertinya."
"Gue tau lo nggak punya alasan untuk menerima tawaran itu," kata Reno seakan bisa membaca pikiran Zira. "Tapi gue sangat berharap untuk lo mempertimbangkannya."
Pintu lift berdenting bersamaan dengan pintunya yang bergeser memberi akses Zira dan Reno untuk keluar. Zira dan Reno sama-sama berhenti beberapa langkah dari lift. "Gue tau lo mungkin nggak akan percaya saat gue bilang Alvaro nggak seperti yang orang-orang pikir. Dia nggak seburuk yang anak-anak bilang, dia hanya---"
Reno menggantungkan kalimatnya, sadar bahwa mungkin ia akan berbicara terlalu jauh jika melanjutkannya.
"Hanya apa?"
"Ah, itu nggak penting," balas Reno. "Tapi gue sangat menaruh harapan untuk lo mempertimbangkan tawaran kepala sekolah," sambungnya.
"Nanti biar gue pikirin."
Kedua sudut bibir Reno tertarik ke atas. "Oke. Tapi gue nggak maksa, kok. Semuanya kembali sama lo. Lo pikirin aja baik-baik."
Zira mengangguk.
"Oh iya, jangan ngomong soal ini ya ke Alvaro. Bisa digeplak gue sama dia," ucap Reno. "Ya udah, gue duluan ya. Bye, Ceen--"
"Just Zira."
"Oh. Bye, Zira!" Reno melambaikan tangannya pada Zira, lalu berjalan beberapa langkah sebelum berbelok ke kanan di mana apartemen Alvaro berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost [Completed]
Teen Fiction[BAHASA] unable to find one's way; not knowing one's whereabouts "Maybe, we can fix each other." *** Hidup Zira semula datar-datar saja. Kemudian suatu hari, kepala sekolah memintanya untuk mengajari Alvaro, murid paling badung yang nilainya menempa...