26 • Night Changes

2.1K 377 44
                                    

Halo🙆

Satu chapter untuk menemani malam senin kalian💗

Happy reading!✨

---

"Bentar lagi lo ulang tahun dan kita nggak ngelakuin apapun selain minum-minum nggak jelas kayak gini?"

Satu pertanyaan bernada kesal dari Reno keluar. Sebentar lagi hari akan berganti, dan usia pemuda di hadapan Reno itu akan bertambah. Namun Alvaro tidak melakukan sesuatu yang berbeda, melainkan tetap melakukan rutinitas tiap malamnya seperti biasa; duduk di dalam kelab malam seperti hari-hari biasanya.

"Nggak ada yang perlu gue rayakan," tukas Alvaro, kembali menuangkan vodka ke dalam gelasnya. "Lo juga jelas tau gue nggak pernah suka melakukan hal-hal kayak gitu."

Reno menyeringai, "tapi tahun ini 'kan, beda. Well, lo udah menemukan alasan untuk menikmati hidup lo."

Alvaro memasang wajah tanpa ekspresi sembari meneguk isi gelasnya, tak ingin merespon apapun. Ia tahu maksud Reno sebenarnya. Apalagi kalau bukan tentang ia dan Zira.

"Gimana lo sama dia?" Tanya Reno, yang dibalas oleh kedikkan bahu Alvaro. "Nggak ada perubahan. Kenapa?"

"Pathetic," cibir Reno. "Alvaro Pradipta bisa jadi penakut juga kalau masalah cewek?"

Alvaro menyandarkan punggungnya ke sofa, menghela nafas panjang. Wajahnya terlihat tenang dengan sorot matanya yang teduh namun sekaligus sarat akan emosi. "I do like her," katanya. Reno tidak terkejut. Ia sudah menduganya sejak awal, bahkan mungkin sudah mengetahuinya sebelum Alvaro menyadari perasaan itu sendiri.

"Tell her, then," balas Reno. "Masih berpikir lo nggak pantas mendapatkan dia?" Tebak cowok itu.

Alvaro menggeleng, walau sebenarnya ia memang masih memikirkan hal itu. "Perasaan kayak gitu nggak bisa gue jadikan alasan untuk menjadikan dia milik gue."

"Lo mau perasaan yang kayak gimana lagi?"

"I want to make sure that i love her," kata Alvaro. "Benar-benar mencintai dia, bukan hanya sekedar perasaan suka yang jelas bisa hilang kapan aja. She deserves to be loved. Perempuan seperti dia terlalu sempurna untuk dimiliki hanya karena rasa suka, bukan cinta. She deserves someone who loves her with every single beat of his heart. She deserves someone who really wants her. She deserves all of it."

Reno terhenyak mendengarnya. Bertahun-tahun Reno mengenal Alvaro, tidak pernah sekalipun Reno pernah melihat Alvaro seperti ini. Ia bahkan pernah memandang Alvaro sebagai sosok yang sudah mati rasa karena cowok itu tidak pernah menunjukkan apapun yang ia rasakan. Namun, mendengar apa yang baru saja keluar dari bibir Alvaro, Reno semakin yakin, Zira membawa begitu banyak perubahan di dalam hidup Alvaro. Membuat lelaki itu kembali hidup setelah sekian tahun memandang hidupnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan tidak bertujuan, dan membuang hari demi harinya sia-sia.

"I should thank Zira for this," kata Reno.

"Untuk apa?"

"Sudah membuat lo kembali menjadi manusia."

"Jadi selama ini gue apa?" Tanyanya, sedikit bercanda karena ia tahu maksud Reno yang sebenarnya.

Reno tertawa. "Oke, gue ralat. Karena sudah membuat lo menjadi manusia yang punya rasa."

Tapi sungguh, Reno tidak main-main saat ia bilang ia ingin berterima kasih kepada Zira, walau ia sudah pernah melakukannya sekali. Melihat bagaimana Alvaro sekarang, Reno tahu setidaknya ada sesuatu yang membaik di dalam diri pemuda itu.

Lost [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang