Sorry updatenya sedikit telat😊
Happy reading!✨
---
Pagi ini, sebelum bel masuk menggema, Zira sudah duduk di perpustakaan sembari membaca buku yang ia pinjam. Zira memang lebih sering menghabiskan waktunya di sekolah dengan duduk di perpustakaan, dibandingkan dengan harus berbaur dengan siswa-siswa yang lain di kantin. Zira bukan tipe orang yang mudah berteman, karena gadis itu selalu merasa canggung dengan orang yang baru saja ia kenal atau temui. Mungkin itu adalah salah satu alasan mengapa keberadaan Zira bahkan hampir tak pernah disadari oleh anak-anak SMA Rajawali.
10 menit kemudian, bel masuk berbunyi, membuat Zira segera menutup buku yang ia baca dan mengembalikannya ke rak. Zira terlebih dahulu pergi ke toilet karena ia tiba-tiba merasa ingin buang air kecil. Ia masih punya waktu cukup banyak sebelum guru mata pelajaran pertama masuk ke dalam kelasnya.
Zira baru sampai di ambang pintu toilet sekolahnya saat ia merasa tubuhnya seketika membeku ketika melihat apa yang ada di depannya. Zira berharap ia sedang berhalusinasi.
Seorang pemuda jangkung yang tengah membelakanginya tengah beradu bibir dengan seorang gadis yang duduk di atas meja wastafel dengan kedua tangan yang melingkar di leher cowok itu. Keinginan Zira untuk buang air kecil langsung hilang begitu saja. Rasanya ia ingin segera kembali ke kelasnya, namun entah kenapa ia justru terpaku di tempatnya.
Zira baru mendapatkan kesadarannya kembali saat mendapati cowok itu yang tengah menatapnya lewat pantulan kaca yang ada di depan wastafel. Ah, Zira tahu cowok itu. Siapapun di Rajawali jelas mengenal pemuda itu. Dia Alvaro Pradipta, cowok pembuat onar yang sepertinya tak pernah puas membuat masalah di sekolah.
Zira tersedak nafasnya sendiri saat Alvaro mengangkat salah satu sudut bibirnya, melemparkan seringainya kepada Zira sebelum kembali memejamkan matanya. Zira mengepalkan tangannya kuat-kuat, lalu segera membalikkan tubuhnya dan bergegas pergi dari sana.
Alvaro Pradipta.
Arti nama Alvaro adalah Bijaksana. Namun untuk anak-anak Rajawali, terkhususnya para siswa, Alvaro adalah mimpi buruk. Berurusan dengan Alvaro berada di posisi terakhir sebagai hal yang mereka inginkan. Cowok itu bahkan sudah berurusan dengan guru BP di hari pertamanya pindah ke Rajawali saat kelas 11 dulu karena ia menghajar seorang anak kelas 10 yang tak sengaja menumpahkan minuman di lengan seragamnya.
Semenjak itu, Alvaro menjadi sosok yang disegani di SMA Rajawali. Posisinya yang mendukung karena Ibunya adalah penyumbang terbesar di yayasan--hal yang justru Alvaro benci setengah mati--membuat kebanyakan orang membiarkan Alvaro bertindak seenaknya.
"Alvaro! Lo nggak dengerin gue, ya?!" Satu sentakkan dengan nada kesal dari Reno membuat Alvaro yang tengah melamun langsung tersadar kembali.
"Ck, setan emang," dengus Reno kesal, lalu membuang puntung rokoknya ke tanah dan menginjaknya. "Udah cerita panjang lebar ternyata nggak didengerin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost [Completed]
Fiksi Remaja[BAHASA] unable to find one's way; not knowing one's whereabouts "Maybe, we can fix each other." *** Hidup Zira semula datar-datar saja. Kemudian suatu hari, kepala sekolah memintanya untuk mengajari Alvaro, murid paling badung yang nilainya menempa...