Nada berjalan melewati koridor dengan perasaan senang. Rambutnya yang sengaja dia buat curly kini dia mainkan dengan tangan. Terkesan sedang memamerkan. Matanya berbinar karena melihat ruangan kelas yang sudah ada didepannya.
"Morning!" Ucapnya pada teman-teman kelasnya. Tidak biasanya Nada terlihat segirang ini.
"Nggak bareng Nethan, lo?" Tanya Vino lalu direspon gelengen amit-amit oleh Nada. "Emang gue supir dia?"
"Bukan, lo babu gue."
Oh no. Nada menoleh, mendapatkan Nethan yang sedang menatapnya seakan ingin menerkam. Nada mengerjapkan matanya beberapa kali, bukannya dia tidak melihat Nethan dari tadi?, lalu cowok itu muncul dari mana.
Nethan mencekal tangan Nada dan membawanya keluar kelas.
"Apa sih!" Nada menepis tangan Nethan. "Kasar banget." Keluh Nada.
"Kenapa nggak jemput gue,"
"Gue bukan bodyguard atau pun supir lo."
"Iya, lo babu gue."
Nada berkacak pinggang, dia pikir hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan baginya, tapi ternyata tidak. Makhluk didepannya ini mungkin sebuah kutukan yang diberikan Sang Pencipta kepadanya.
Nada memicingkan matanya, mencoba mencari sesuatu. "Lo suka dekat-dekat gue?"
"Ondel-ondel kayak lo?, Najis!."
"What? Ondel-ondel? Maksud lo?!" Ada cabe gak sih?, pengen gosok bibir Nethan.
"Makanya ngaca, muka lo kayak ondel-ondel tau!"
Nada memutar kedua bola matanya, bilang saja kalau gengsi mengakui kecantikan yang dimiliki Nada.
"Terus kenapa gue harus jemput lo?"
Nethan mulai mengangkat jari telunjuknya, "pertama, gara-gara adek lo motor gue ditahan sama mami gue. Kedua, lo bikin kaki gue harus diperban. Ketiga, lo babu gue. Paham?"
"Kalo gue nggak mau dan nggak sudi jadi babu lo, kenapa?"
Nethan segera menjewer hidung Nada, membuat cewek itu spontan meringis kesakitan sambil mendorong tubuh Nethan agar jewerannya terlepas. "awww, sakit..lepasin kampret!"
Nada seperti cacing kepanasan ditempatnya, mengapa Nethan menjewer hidungnya, padahal hidung Nada sudah mancung. Ya mancung kedalam. Tidak juga sih, Faktanya Nada memang cantik.
Nethan melepas jewerannya itu, menyisakan bekas merah dihidung mungil Nada. Cewek itu terlihat hampir menangis. Peduli setan yang penting Nethan hanya ingin memperingatkan babunya itu untuk patuh pada majikan.
"Temenin gue bentar ke mall." Ucap Nethan lalu berjalan masuk ke kelas.
Nada menghentakkan kakinya.
"Apa lo liat-liat?" Tanya Nada galak pada siswa yang tak sengaja lewat didepan kelasnya.
Nada kemudian kembali ke kelasnya. Dia sempat melayangkan tatapan tak suka pada Nethan yang sudah duduk ditempatnya.
"Idung lo kenapa Nad?, abis dicium Nethan ya?" Tanya Aji yang sempat melirik Nethan yang terlihat cuek-cuek saja. Vino menyiku lengan Nethan, "itu anak orang lo apain sih?" Tanya Vino heran.
"Di ajarin patuh sama majikan." Jawab Nethan tanpa menatap ke arah Vino. Dirinya tengah sibuk memencet sesuatu di hanphonenya.
"Tau kepanjangan benci nggak Than?"
Nethan mengedikkan bahunya, "nggak tuh."
"Benar-benar cinta. Awas lo kualat." Ucap Vino seakan memperingati. Kali ini Nethan tidak merespon, memilih fokus pada handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nethanada (Selesai)
Ficção AdolescenteNethan itu benci sikap Nada yang tidak ingin mengalah dan selalu merasa benar. Nada itu benci Nethan karena selalu merusak apa pun yang dia punya. Walau tidak semua sih. Tetapi tetap saja Nada tak suka!. Ditambah lagi mulut Nethan yang suka ceplas...