Mencintaimu ternyata tidak mudah
***
Nada mondar-mandir di kamarnya. Sambil menunggu Dafri membukakannya pintu, Nada terus berpikir mengapa tantenya alias Sarah masih saja mengincarnya. Apakah Sarah benar-benar ingin Nada mati supaya tidak ada yang dapat membongkar rencana jahatnya?. Huh, awas saja kalau Denail sampai di apa-apakan oleh Sarah. Nada benar-benar akan murka jika hal itu terjadi.
Kesepakatan yang Sarah buat untuknya sampai saat ini masih dipegang oleh Nada. Dia tidak akan membuka mulut asalkan Sarah tidak menyakiti Denail.
Nada menatap jam di layar handphonenya, sudah jam delapan malam. Tetapi Dafri belum saja membukakannya pintu. Kemana saja anak itu?.
"Psssstttt.." panggil seseorang membuat Nada celingak-celinguk ditempatnya karena mencari asal suara itu.
"Woii disini!" Ucap orang itu seakan berteriak padahal berbisik.
Nada menengok ke arah jendela, kemudian dia memutar kedua bola matanya dengan malas.
"Gue nyuruh lo bukain pintu, bukan bukain jendela. Lo mau nyelametin gue lewat jendela?, nggak elit banget sih. Gue kaya maling dirumah sendiri tau nggak." Nada mengomel.
"Udah deh jangan banyak mau. Mau nyelametin lo lewat mana itu terserah gue. Masih untung gue mau nyelametin lo. Emang lo mau dikurung terus? Terus abis itu lo mukul pintu lo yang nggak bersalah itu." Timpal orang yang ada dijendela itu yang tidak adalah Dafri.
Nada mendengus, "iya bacot."
"Sini buruan!" Desak Dafri.
"Iya-iya sabar. Gue mau ambil topi sama handphone." Ucap Nada lalu mengambil benda tersebut.
Nada selalu memakai topi yang dipinjamkan Nethan kepadanya. Sengaja tidak mau dia kembalikan supaya Nada merasa bahwa Nethan selalu ada dengannya.
Nada segera melompat dari jendela. Dia menatap Dafri ragu-ragu. "Gimana turunnya?"
"Ya pake tangga lah. Emang lo punya sayap?"
"Iya tapi gue nggak tau turun pake tangga gituan." Protes Nada.
"Turun kayak tangga biasa tapi bedanya ini lo harus pegangan dipinggir." Jelas Dafri.
"Gue nggak mau mati konyol cuma gara-gara jatuh dari tangga, Daf." Ucap Nada memperingati.
"Duh serah lo. Lagian jatuhnya juga ke rumput. Jangan alay."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nethanada (Selesai)
Novela JuvenilNethan itu benci sikap Nada yang tidak ingin mengalah dan selalu merasa benar. Nada itu benci Nethan karena selalu merusak apa pun yang dia punya. Walau tidak semua sih. Tetapi tetap saja Nada tak suka!. Ditambah lagi mulut Nethan yang suka ceplas...