Sory gengs telat update.
Btw jangan kaget ye sama pairingnya 😂 kalo penasaran ikutin terus aja update'annya. Sory kalo gak sesuai sama pairing yg kalian suka. Gue bikin cerita sesuai sama apa yang gue suka aja hehehe...kalo yang gak suka tinggal berenti baca aja, jangan dihujat. Mental authornya cupu wkwk
Jangan lupa juga gengs difollow akunnya, and dilike ceritanya. Kalo mau komen y komen aja ehehe tapi, jangan tanya kelanjutan ceritanya gimana 😂😂 ntar juga tau wkwk
Selamat membaca.*Sreekkk*
Selimut tebal yang sebelumnya menutupi tubuh seorang gadis, tiba-tiba saja ditarik paksa oleh seorang wanita cantik yang kini sedang berkacak pinggang. wanita itu bernama Veranda, atau panggilan akrabnya ve.
"SHINTA NAOMI JUNIANATHA BANGUN!" Teriak ve pada gadis yang masih santai memejamkan matanya.
Merasa tak direspon, ve menarik kuat sebelah kaki si gadis. Sampai akhirnya gadis itu terjatuh, dan mengaduh sakit pada bokongnya.
"VERANDA JAHAT!" teriak si gadis sambil menyebut nama ve.
Ve langsung memberikan tatapan tajam pada gadis itu, ketika dengan tidak sopannya gadis yang jauh lebih muda dari ve hanya meneriaki namanya saja tanpa embel-embel.
"Tadi kamu panggil apa?!" tanya ve pada gadis yang bernama shinta naomi junianatha, atau yang akrab dipanggil naomi. Tak lupa ve juga menjewer telinga naomi, membuat gadis itu meringis kesakitan.
"VE-RAN-DA!" eja naomi, yang membuat ve semakin kesal pada gadis tsb.
Naomi semakin mengaduh sakit, ketika ve semakin kuat menjewer telinganya.
"Ampun bunda, sakit!" Ampunnya pada ve.
Ve melepaskan tangannya dari telinga naomi, lalu berdiri dan berkacak pinggang lagi.
"Stop panggil bubi dengan sebutan itu naomi! Sekarang cepat mandi, dan bubi tunggu kamu di meja makan!" Perintah ve pada naomi yang sibuk mengusap telinganya yang memerah.
Sedangkan ve langsung keluar dari kamar naomi menuju ruang makan yang terhubung dengan dapur.
Lima belas menit ve menunggu naomi, akhirnya gadis itu datang. Dan sudah memakai seragam putih dengan rok merah kotak-kotak, tak lupa juga dasi yang senada dengan motif rok yang naomi pakai."Hari ini bubi yang antar kamu ke sekolah" ucap ve pada naomi yang sedang mengunyah roti isi buatannya.
Naomi yang sibuk mengunyah hanya diam mendengar saja, namun di dalam hatinya senang. Karena yang mengantarnya ke sekolah pagi ini bukan lah mang danang, tukang ojek suruhan ve yang bertugas mengantar jemput naomi sekolah.
"Kamu gak mau tanya kenapa hari ini bubi yang antar? dan kemana mang danang?" Seru ve, yang melihat naomi hanya diam saja.
Naomi yang sedang asik menikmati roti isi, dan susu stroberi favoritnya pun melirik sekilas ke arah ve.
"Ya udah jawab aja sendiri pertanyaan bunda tadi. Naomi males ngulangnya, cape" kata naomi.
Ve terlihat kesal mendengar ucapan naomi. Bukan hanya karena ucapannya, tapi lagi-lagi naomi masih saja memanggilnya bunda.
"Aku udah kenyang, yuk berangkat!" Ajak naomi sambil merapikan seragamnya.
Ve yang diajak pergi tidak merespon naomi. Ia diam, dan masih menikmati sarapan paginya.
"Ish. Kok bunda malah lanjut makan sih!" Kesal naomi sambil menghentakan kakinya ke lantai seperti anak kecil.
Ve melirik sekilas ke arah naomi, seperti yang naomi lakukan tadi.
"Kalo kamu mau berangkat, dan diantar bubi. Stop panggil bunda!" Ucap ve tegas.
Naomi berdecak, lalu menyambar tas ranselnya. Dan pergi begitu saja meninggalkan ve seorang diri di ruang makan.
"Ck. Anak itu nyebelin!" Kesal ve, lalu menyusul naomi keluar.
Sesampainya ve di luar, ia tidak melihat naomi. Dan pintu pagar rumah ve juga sudah terbuka. Sudah dipastikan jika naomi pergi lebih dulu meninggalkannya.
"Nyebelin!" Kesalnya lagi.
Sementara naomi sudah pergi ke sekolah dengan ojek pangkalan yang ada di dekat rumah.
Lima belas menit naomi menempuh perjalanan, akhirnya ia sampai dengan selamat. Tapi, ada yang membuat naomi tidak bisa masuk ke dalam sekolah. Dan itu dikarenakan naomi belum membayar tukang ojek yang sudah mengantarnya.
"Duh, gue kan belum dikasih uang jajan sama bunda!" Resah naomi sambil merogoh isi tasnya, dan berharap ia menemukan sisa uang jajannya.
"Ish. Gak ada!" Kesalnya
Sedangkan tukang ojek yang mengantar naomi, masih setia menunggu bayarannya.
"Ada kaga neng duitnye?" Tanya si tukang ojek.
Naomi pun menggeleng kepala.
"Kenape malah geleng kepale neng? Abang kan tanya, duitnye ade ape kaga?" Kata si tukang ojek dengan logat betawinya.
Naomi tertunduk lesu.
"Saya gak punya uang bang buat bayar. Saya belum dikasih uang jajan sama bunda, lupa minta" ucapnya lesu.
Kini ganti si tukang ojek yang menggelengkan kepala.
Tiga menit naomi berdiri di samping tukang ojek, dan si tukang ojek yang belum juga pergi mengikhlaskan pelanggan pertamanya itu. Membuat naomi resah karena belum bisa masuk ke dalam sekolah.
"Bang, udah sih ikhlasin aja" kata naomi.
"Saya mau masuk, udah telat nih!" lanjutnya lagi.
Sebenarnya si tukang ojek ingin mengikhlaskan saja. Tapi, naomi adalah pelanggan pertamanya sebagai penglaris. Dan menurutnya pamali jika pelanggan pertama yang jadi penglarisnya belum membayar.
"Tapi neng-"
"Udah bang biar saya aja yang bayar" kata ve, yang baru saja tiba di sekolah naomi. Ve pun memberikan uang lima puluh ribu kepada si tukang ojek.
"Ambil aja kembaliannya" kata ve lagi, ketika melihat tukang ojek itu ingin mengembalikan uang kembalian kepadanya.
"Wahhh makasih banyak bu" ucap si tukang ojek senang, lalu pergi meninggalkan ve dan naomi setelah pamit pada keduanya.
Setelah kepergian si tukang ojek, keduanya saling diam. Lebih tepatnya naomi yang terdiam menunduk tidak berani menatap ve.
"Kenapa belum masuk? Ojeknya udah bubi bayar. Masuk gih!" perintah ve.
*Naomi diam*
"Lain kali kalo gak punya uang jangan main pergi. Nih uang jajan kamu" ve memberikan uang kepada naomi di tangannya.
*Naomi masih saja diam*
"Jangan nakal di sekolah. Nanti siang bubi jemput kamu" kata ve sambil membelai rambut panjang naomi lembut.
Dengan berani Naomi mengangkat kepalanya yang sempat menunduk, lalu menatap ke arah ve.
"Makasih" ucap naomi.
Ve tersenyum sambil kembali membelai rambut naomi.
"Ya udah bubi berangkat kerja dulu ya. Kamu cepetan masuk" pamit ve, dan perlahan berjalan menjauh dari naomi.
Naomi pun melambaikan tangannya, ketika mobil milik ve mulai pergi meninggalkan halaman sekolah.
"Lumayan uang jajan gue masih utuh" kata naomi menatap uang lima puluh ribu di tangannya dari ve.
Setelah drama naomi bersama tukang ojek tadi selesai, kini naomi masuk ke dalam sekolah untuk bertemu dengan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, bunda [END]
Short Story"Dia milikku, bukan milikmu!" Cerita ini mengandung unsur dewasa.