Fourty Three

909 84 15
                                    

Selamat membaca....

















































"Hallo, kamu lagi dimana?"

"Aku lagi di jalan mau pulang ke rumah"

"Sama siapa?"

"Sendiri"

"Yakin kamu sendiri?"

"Y-yyakin, emang nya kenapa sih?"

"Gapapa, aku cuma tanya aja. Ya udah kalo gitu sampai bertemu di rumah, bye!"

"Bye!"

*Tut!*

Telfon pun terputus.

"Hfft...hampir aja" gumam shania sambil mengelus dadanya.
Naomi yang berada di samping shania menggelengkan kepala.
"Pasti suami mama itu kan?" Tebak naomi yang diangguki oleh shania.
"Mama harus hati-hati ya sama dia. Naomi gak mau terjadi sesuatu sama mama, sinka, jacob, daddy marcel, dan calon adik aku ini" pesan naomi pada shania sambil mengelus perut ratanya.
*Shania tersenyum, lalu mengangguk kepada naomi*
"Pasti sayang, mama akan hati-hati sama dia" balas shania, lalu naomi memeluk shania yang fokus mengemudi dari samping.
Setelah itu keadaan di dalam mobil kembali hening.

Sementara deva yang baru saja menghubungi shania terlihat menggeram penuh emosi. Lantaran ia melihat shania dan naomi yang keluar dari rumah melody. Serta shania yang berbohong padanya, membuat deva gusar dan resah jika naomi menceritakan sesuatu pada shania atau melody.
"Sepertinya anak itu mencari masalah padaku. Haha liat saja apa yang akan aku lakukan padamu, naomi" ucap deva dengan tatapan menyeringainya.

***

"Ma" panggil naomi pada shania yang sedang bersandar di pintu mobil.
Shania yang melihat kedatangan naomi pun tersenyum, lalu memeluk dan mencium naomi penuh kasih sayang.
"Kita jadi kan hari ini ketemu bunda?" Tanya naomi sambil mendongak melihat wajah shania yang masih tersenyum.
"Jadi dong. Malahan tadi bunda kamu yang chat mama duluan, kalo dia minta ketemuan sama kita. Dan dia juga udah kasih alamat sama mama dimana kita akan bertemu. Tapi karena mama kurang jelas sama alamat yang bunda kamu kasih, jadi mama tanya aja ke daddy marcel. Dan ternyata kata daddy marcel tempatnya masih di daerah bekasi" jawab shania.
"Ya udah tunggu apa lagi, yuk kita berangkat sekarang!" Ajak naomi pada shania dengan semangatnya.
Shania mengangguk, lalu keduanya mulai masuk ke dalam mobil untuk ke tempat tujuan yang sudah diberitahu oleh ve.

Disepanjang perjalanan, tanpa shania dan naomi sadari. Keduanya sedang diikuti oleh seseorang dari belakang.
"Ma, kita sampai nya masih lama ya?" Tanya naomi yang sudah terlihat lelah.
Shania yang bingung pun melihat maps yang menunjukan lokasi tempat mereka akan bertemu dengan ve.
"Kalo diliat dari maps sih tinggal sedikit lagi baru kita sampai. Sabar ya, pasti kamu udah haus dan lapar" ucap shania sambil membelai rambut naomi, dan naomi mengangguk membenarkan ucapan shania bahwa ia begitu haus dan juga lapar.

Setengah jam lebih shania dan naomi menuju ke lokasi tempat mereka bertemu dengan ve. Akhirnya mereka tiba di sebuah rumah besar bercat putih dan abu-abu. Rumah besar itu jauh dari kata keramaian, karena berada di antara kebun kosong dekat pemakaman yang tak jauh dari pemukiman warga.
"Ini rumah siapa ya ma? Kok bunda ajak kita ketemuan di tempat kaya gini" ucap naomi pada shania yang juga terlihat bingung.
"Dari pada penasaran, kita masuk aja yuk" ajak shania sambil menggandeng tangan naomi. Dan naomi mulai mengikuti langkah shania dari belakang.
Sesampainya shania dan naomi di depan teras rumah besar itu. Shania menekan bell yang ada di dekat pintu beberapa kali, sampai akhirnya ponsel shania bergetar menandakan ada chat masuk, dan setelah di cek ternyata dari ve.

I love you, bunda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang