Selamat membaca...
Maaf gaje eheheMendung belum tentu hujan, itu lah yang dikatakan naomi di dalam hatinya. Ketika melihat cuaca pagi yang mendung, tapi hujan juga tak kunjung turun dari tempatnya. Padahal awan semakin gelap, seakan ingin berganti menjadi malam.
"Hujan-hujan pergilah, datang lagi lain hari" seruan athaa membuyarkan lamunan naomi yang sedang berada di luar kelas.
*athaa tersenyum pada naomi*
"Sendirian aja neng, aye temenin ya" kata athaa yang ikut bersandar pada tembok kelas mereka.
*Naomi melirik athaa di sampingnya*
"Udah dua hari semenjak kejadian lidya buang bunga sama susu yang gue dapet dari pengagum rahasia itu. Udah gak ada lagi bunga sama susu di kolong meja gue. Apa mungkin pengagum rahasia gue marah ya gara-gara lidya buang hadiahnya" ucap naomi tiba-tiba, membuat athaa yang berada di sampingnya tertawa kecil.
*naomi menyerngitkan dahinya bingung, ketika melihat athaa tertawa*
"Kenapa loe malah ketawa?" Tanya naomi, yang tak lama athaa menghentikan tawanya dan berubah menjadi senyuman tipis.
"Lucu aja" jawab athaa, membuat naomi semakin bingung dengan sikap athaa.
"Apanya yang lucu? Gue lagi serius malah diketawain" ucap naomi yang terdengar kesal di telinga athaa.
"Jangan serius-serius, ntar loe baper" kata athaa
"Tapi sayangnya gue udah baper sama pengagum rahasia itu. Gue sedih dia udah gak lagi ngasih bunga sama susu kesukaan gue setiap pagi" jujurnya pada athaa.
Athaa melongo mendengar ucapan naomi.
"G-gue gak salah denger mi?" Tanya athaa, yang dijawab gelengan kepala oleh naomi.
"Baru baper sih belum ke level suka" kata naomi.
Athaa hanya ber-oh-ria saja mendengar ucapan naomi.
"Lidya!" Panggil naomi, ketika melihat lidya yang baru saja datang sambil membawa sesuatu di tangannya.
"Hay mi" sapa lidya yang sudah berada di hadapan naomi
*naomi tersenyum*
"Hay juga lid" balas naomi.
"Naomi doang nih yang di say hay, gue engga?" Sindir athaa pada lidya.
*Lidya terkekeh kecil*
"Ngirian amat loe, kan tadi pagi udah dichat" ucap lidya sambil mengerling genit pada athaa.
Athaa langsung membuat ekspresi mualnya di hadapan lidya dan naomi. Membuat naomi terkekeh kecil, begitu juga dengan lidya.
"Oh ya mi, nih buat loe" tangan lidya terulur ke arah naomi. Ia memberikan bunga dan susu stroberi yang biasa naomi dapat dari pengagum rahasianya.
"Woaahhh bunga sama susu, makasih lid!" Naomi dengan senangnya mengambil semua itu dari tangan lidya.
Tapi tak lama naomi memikirkan sesuatu.
"Tapi lid, beneran bukan elo kan yang setiap pagi ngasih gue bunga sama susu?" Tanya naomi yang meyakinkan kalau pengagum rahasianya bukan lah lidya.
Lidya pun langsung menggelengkan kepala.
"Mungkin athaa" tuduh lidya tiba-tiba, sambil melirik athaa di sampingnya.
Athaa yang dituduh oleh lidya hanya memutar malas bola matanya.
"Udah jangan main tuduh-tuduhan, gue yakin bukan elo berdua. Tapi emang ada orang lain di balik semua ini" kata naomi yang melerai keduanya.
Lidya dan athaa mengangguk setuju dengan apa yang diucapkan naomi.
"Oh ya lid, gue boleh tanya sesuatu gak sama loe?" Tanya naomi, yang diangguki oleh lidya.
"Boleh" balas lidya.
"Mau tanya apa?" Lanjutnya lagi.
*Naomi mendekati lidya*
"Yang kemarin itu bokap loe ya?" Tanya naomi sambil menatap lidya serius.
Lidya pun balik menatap naomi, tapi dengan tatapan santainya.
"Iya, dia bokap gue. Kenapa emang?" Jawab lidya dan balik bertanya pada naomi.
"Ya gapapa sih, gue cuma mau tanya aja. Btw dia bokap kandung loe kan?" Tanya naomi lagi, yang langsung diangguki oleh lidya.
*naomi kenapa deh, Kok tiba-tiba nanyain papa* batin lidya yang heran pada naomi.
"Eh masuk yuk, udah mau bell" seru athaa yang menyadarkan naomi dan lidya yang saling bertatapan.
"Oh iya, yuk"
Ketiganya pun mulai masuk ke dalam kelas dengan pikiran naomi yang masih tertuju pada deva, ayah kandungnya.*pulang sekolah*
Siang ini naomi meminta izin kepada ve untuk kerja kelompok di rumah lidya, yang tentunya bersama dengan athaa. Karena ve tidak mungkin mengijinkan naomi pergi tanpa athaa. Apalagi naomi juga takut jika nanti nya akan bertemu dengan deva, di rumah lidya.
"Btw, rumah loe sepi amat lid. Bokap nyokap loe kerja semua?" Tanya athaa.
"Iya, mereka sibuk kerja" jawab lidya tanpa mengalihkan padangannya dari buku tulis.
"Bokap loe kerja dimana lid?" Kini ganti naomi yang bertanya.
*lidya menatap naomi*
"Gue juga gatau papa kerja dimana. Gue gak terlalu mikirin, yang penting papa pulang ke rumah" jawab lidya.
*membuat athaa menatap heran lidya*
"Kalo pulang ya kerumah lah lid, emang kemana lagi" seru athaa.
*Kini lidya ganti menatap athaa*
"Ya gue juga tau thaa, cuma bokap gue ini jarang pulang ke rumah. Bahkan bisa 3 bulan dia gak pulang karena sibuk sama kerjaannya" kata lidya, membuat naomi tau apa yang sebenarnya dilakukan deva di belakang lidya dan melody.
"Tugasnya udah selesai kan ya. Balik yuk thaa" ajak naomi pada athaa yang masih menulis.
"Bentar ya mi, gue nyalin catetan tadi yang belum kesalin" kata athaa, yang kembali menulis dibuku tulisnya.
*naomi hanya mengangguk, sambil merapikan buku miliknya*
Sambil menunggu athaa, sedari tadi naomi memandangi figura foto yang ada di ruang tamu lidya. Figura itu berisi foto lidya bersama dengan melody dan deva. Entah kenapa naomi suka melihatnya, sejak awal naomi masuk ke rumah lidya, foto keluarga itu membuat naomi membayangkan jika yang ada di dalam figura itu adalah dirinya.
"Ya udah yuk mi, balik. Gue udah selesai nih" ucap athaa yang membuyarkan lamunan naomi.
Naomi mengangguk dan mulai memakai tas ranselnya.
"Eh, papa udah pulang" seru lidya, ketika melihat deva masuk ke dalam rumah tanpa memberikan salam.
Naomi yang berdiri di belakang athaa pun terkejut melihat kedatangan deva.
"Lagi belajar kelompok?" Tanya deva pada lidya, sambil melihat satu persatu pada ketiganya.
"Iya pa, baru aja selesai. Dan mereka berdua mau pulang" tunjuk lidya pada kedua temannya itu.
Deva kembali melihat ke arah athaa dan naomi. Tapi tatapan deva begitu fokus mengarah pada naomi.
Naomi hanya menundukan kepala, ia tidak sepenuhnya berani menatap deva.
"Kalian mau pulang? Ya udah yuk biar om anterin" kata deva yang menawarkan pada keduanya.
"Engga usah om, takut ngerepotin" tolak athaa.
*deva tersenyum*
"Gak ada yang ngerepotin kok, lagian kan kalian temannya lidya. Ya udah yuk biar om anter aja" deva pun berusaha lagi untuk bisa mengantarkan athaa dan naomi pulang.
"Mi, gimana? Mau gak?" Tanya athaa yang meminta persetujuan pada naomi.
Naomi yang sedari tadi diam menahan ketakutannya hanya menggeleng kepala pada athaa.
*duh gimana nih* dalam hati athaa yang bingung.
"Y-ya udah deh om, kalo emang gak ngerepotin" akhirnya athaa setuju dengan deva yang mengantarkan mereka pulang.
"Ya udah tunggu apa lagi, yuk. Lidya, papa antar mereka dulu ya. Kamu di rumah aja" pamit deva pada putrinya itu.
*lidya mengangguk*
"Hati-hati ya kalian" kata lidya pada kedua temannya sambil melambaikan tangan.
Setelah kepergian deva yang mengantarkan naomi dan athaa. Lidya masuk ke dalam kamar untuk mengistirahatkan badannya yang terasa lelah.
Sementara sepanjang perjalanan, keadaan di dalam mobil deva hening. Lebih tepatnya naomi lah yang banyak diam diantara mereka. Jika deva bertanya, naomi hanya menjawab seadanya. Sampai akhirnya mobil deva berhenti tepat di depan rumah athaa. Athaa pun turun dari mobil deva, yang sebelumnya mengucapkan terimkasih kepada deva dan juga pada naomi.
Kini hanya ada naomi dan deva di dalam mobil. Dan naomi masih duduk terdiam di jok belakang.
"Karena saya sudah tau dimana rumah kamu, jadi sepertinya saya tidak perlu lagi bertanya apa-apa sama kamu" ucap deva, yang mulai menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan daerah rumah athaa.
"Kalo diliat-liat, kamu cantik juga ya. Saya suka bibir kamu, sexy seperti milik shania" kata deva, sambil memperhatikan naomi dari kaca spion tengah mobilnya.
Naomi yang mendengar ucapan deva langsung menunduk takut.
Tiba-tiba deva menghentikan mobilnya, ia menepikan mobil di tempat yang sepi. Membuat naomi bingung sekaligus takut kenapa tiba-tiba deva menghentikan mobilnya di tempat yang sesepi ini.
"Hay" sapa deva, yang tiba-tiba saja duduk di jok belakang berasama naomi. Naomi yang melihat deva di sampingnya langsung menggeser cepat duduknya.
"O-om mau ngapain?" Tanya naomi dengan perasaan takut.
Sedangkan deva tersenyum menyeringai menatap wajah naomi.
"Menurut kamu kalo ada perempuan dan laki-laki cuma berdua di dalam mobil terus duduk di jok belakang itu ngapain?" Tanya deva yang semakin menyudutkan naomi.
Naomi pun menggelengkan kepala tanda tak tau dengan apa yang dimaksud deva padanya.
"Kamu gatau? Sini biar aku kasih tau kamu" dengan gerakan cepat deva sudah menindih tubuh naomi. Membuat naomi benar-benar ketakutan dan menangis kecil.
"Cup, cup, cup, jangan nangis naomi sayang. Aku gak akan menyakitimu, aku hanya ingin memberikanmu kenikmatan dunia yang sesungguhnya" kata deva dengan menyentuh pipi naomi dan merapikan rambut naomi yang menutupi wajah cantiknya.
Naomi berusaha mendorong deva agar menyingkir dari tubuhnya. Tapi tenaga deva terlalu kuat, sementara naomi semakin melemah.
"O-om j-jangan" mohon naomi diiringi tangisannya, ketika deva ingin mencium bibirnya.
"Kenapa hmm? Ciuman saya enak lho. Kamu harus coba" kata deva yang kembali mendekatkan bibirnya dengan bibir naomi.
*naomi semakin terisak*
"Om jangan!" Kini naomi berteriak, membuat deva sedikit menjauhkan wajahnya.
"Kalau kamu tidak mau saya perlakukan seperti ini. Kamu dengarkan kata-kata saya! jangan sekali kali kamu berani memberitahu kepada shania ataupun lidya, siapa saya selama ini di belakang mereka! Berani kamu macam-macam, aku akan melakukan sesuatu yang tidak akan pernah bisa kamu lupakan seumur hidup!" Ancamnya pada naomi.
*naomi mengangguk takut*
"S-saya janji hiks tidak akan memberihatu mereka" janji naomi pada deva.
*deva tersenyum*
"Bagus, anak pintar" kata deva sambil menepuk pipi naomi.
Setelah itu deva pun bangun dari atas tubuh naomi. Membuat naomi bernapas lega dan langsung menyingkir dari deva.
"Sekarang, duduk lah dengan tenang. Aku akan mengantakanmu pulang ke rumah" perintah deva pada naomi.
Deva pun kembali ke tempat duduknya sendiri yang berada di balik kemudi. Lalu mulai melajukan mobilnya untuk mengantarkan naomi pulang ke rumah.*tbc*
Btw jangan lupa baca ff baru saya ya, judulnya "Stockholm Syndrome"
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, bunda [END]
Conto"Dia milikku, bukan milikmu!" Cerita ini mengandung unsur dewasa.