Selamat membaca...
Maaf kalo gaje dan banyak kesalahan heheVe pov
Malam ini, aku tidak akan lagi membuat susu stroberi favoritnya. Bahkan aku tidak akan lagi menyiapkan makan malam, atau sarapan pagi untuknya. Semua kebiasaan itu tidak akan lagi aku lakukan, mulai malam ini atau mungkin seterusnya. Karena aku yang telah menyerahkan naomi pada shania, kini harus siap menanggung resiko untuk menahan rindu pada gadis ku itu.
"Naomi, maafkan bubi. Bukannya bubi tidak menyayangimu, tapi bubi hanya ingin memberikanmu kesempatan. Ya, kesempatan untuk mu bisa bersama dengan ibu kandungmu, shania" ucapku, sambil memandangi foto ia sewaktu kecil dulu di layar ponselku.
Meskipun kini naomi telah bersama dengan shania, tapi aku akan tetap mengawasi naomi dari kejauhan. Karena aku tidak ingin, jika sewaktu-waktu deva berbuat nekat kepada naomi. Dan aku tidak ingin menyesali perbuatanku sendiri, karena sudah menyerahkan naomi pada shania.
Ve pov end
Naomi yang sudah terbangun dari tidurnya kini menatap bingung pada koper berwarna ungu yang sangat dikenalinya. Dan ia pun bertanya-tanya, kenapa koper itu bisa ada disini.
"Bunda" gumam naomi, yang tiba-tiba saja teringat ve. Dan teringat akan ucapan ve padanya tadi pagi.
Naomi pun segera turun dari tempat tidur dan mencari keberadaan ve. Dan berharap jika saat ini ve masih ada disini.
"Naomi, ada apa?" Tanya shania, ketika melihat naomi sedang mencari sesuatu.
"Bunda mana? Bunda tadi kesini kan?" Kata naomi, yang kini berjalan ke arah pintu untuk keluar. Namun dengan cepat shania menahannya.
"Mau kemana kamu?!" Tanya shania dengan tatapan tajamnya dan mencengkram kuat tangan naomi.
Naomi yang diperlakukan seperti itu membuatnya takut dan menundukan kepala.
Sedangkan shania segera sadar dengan apa yang dilakukannya kepada naomi. Ia pun melepaskan cengkramannya dan kembali menatap lembut naomi.
"Maaf" lirih shania.
Naomi hanya mengangguk, lalu memberanikan menatap shania dengan mata yang berkaca-kaca.
"Bunda mana?" Tanya naomi.
Sementara yang ditanya mencoba tersenyum lalu mengajak naomi untuk duduk di sofa. Setelah itu mencoba menjelaskan kepada naomi, jika mulai hari ini ve telah menyerahkan naomi padanya.
"Ve tadi memang kesini, tapi hanya sebentar. Dia kesini untuk mengantarkan koper yang berisikan barang-barangmu. Karena ve sudah menyerakanmu padaku" ucap shania, membuat naomi terkejut dan menangis mendengarnya.
"Naomi" panggil shania, sambil mengangkat dagu naomi dengan jarinya. Dan memaksa naomi yang menangis untuk melihat ke arahnya.
"Jangan nangis ya, aku tau kamu sedih dengan keputusan ve. Tapi mungkin ini saatnya kita bersama. Karena sekarang aku tau, kalau kamu sudah mengetahui siapa aku sebenarnya. Begitupun sebaliknya, aku juga sudah tau siapa kamu sebenarnya. Jadi aku mohon, tetaplah bersamaku" shania memohon kepada naomi dengan menggenggam erat tangannya.
Sedangkan naomi, entahlah. Ada perasaan senang di dalam hatinya karena bisa bersama shania, ibu kandungnya. Tapi jika mengingat sosok veranda, rasanya naomi ingin pulang ke rumah saat itu juga.
"Naomi mau ketemu bunda" rengeknya, sambil terisak.
Shania menghembuskan nafasnya kasar mendengar naomi merengek ingin bertemu dengan ve.
*Maaf naomi, mama tidak bisa menemukanmu dengan ve. Mama takut kalau ve berubah pikiran dan mengambilmu kembali dari mama* batin shania sedih
Tiba-tiba shania menjauh dari naomi, lalu menghubungi seseorang di sebarang sana. Dan samar-samar naomi mendengar jika shania meminta pertolongan pada seseorang itu."Naomi" panggil shania yang sudah selesai menelfon seseorang. sementara yang dipanggil hanya menatap sayu pada shania.
"Ayo kita pergi dari sini" ajak shania, tapi dengan cepat naomi menolaknya.
"Kenapa?" Tanya shania, ketika naomi menolak untuk diajak pergi.
"Aku gak mau pergi, aku mau disini" jawab naomi, sambil melepaskan tangan shania dari pergelangannya.
"Sayang, kita gak bisa lama-lama disini. Kita harus pergi ke tempat yang baru" kata shania, mencoba memberi naomi pengertian.
"Tempat yang baru? Dimana?" Tanya naomi, membuat shania tersenyum sambil memainkan rambut naomi yang ia selipkan di telinga.
"Apartemen. Tempatnya engga jauh dari sini, dan kamu bisa tinggal disana lebih dulu. Karena aku belum bisa membawa mu pulang ke rumah dan memberitahu kedua adik mu juga papa, kalau kamu itu anak mama" jawab shania.
Sementara naomi bersyukur dalam hati, karena shania mengajaknya ke apartemen. Bukan pulang ke rumah shania yang nantinya akan bertemu dengan deva.
"Tapi kamu gapapa kan tinggal di apartemen dulu?" Tanya shania.
"Gapapa" jawab naomi pelan, dan membuat shania tersenyum.
"Kamu tenang aja, di sana kamu gak sendirian kok. Ada teman mama yang akan menemani mu dan mengantarmu ke sekolah" kata shania sambil membelai rambut naomi.
Sedangkan dalam hati naomi, ia tersenyum mendengarnya.
"Ya udah yuk tunggu apa lagi, kita berangkat sekarang" ajak shania pada naomi yang kini digandengnya sambil menggeret koper milik naomi.
Naomi mengangguk, dan mulai mengikuti langkah shania.
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, bunda [END]
Cerita Pendek"Dia milikku, bukan milikmu!" Cerita ini mengandung unsur dewasa.