Thirty Four

783 94 6
                                    

Selamat membaca...
Maaf gaje ehehe





































































Pagi ini hujan turun dengan sangat derasnya. Membuat naomi yang masih berada di atas kasur begitu enggan beranjak dari tempat tidur untuk mandi lalu pergi ke sekolah. Ve yang membuka pintu kamar naomi menatap heran, ketika melihat naomi masih dengan pakaian tidurnya.
"Lho, kok belum siap-siap? Ini udah jam 6 lho sayang, nanti kamu terlambat" kata ve, sambil menghampiri naomi.
"Hari ini gak sekolah dulu ya bun, naomi males banget nih" sambil berkata, naomi berusaha merebahkan tubuhnya lagi ke kasur. Namun dengan cepat ve menahannya.
"Eits, gak boleh tiduran lagi. Sekarang ayo mandi, setelah itu bubi antar kamu ke sekolah" ve berusaha menarik naomi dan membawanya ke kamar mandi. Tapi yang terjadi justru ve terjatuh bersama dengan naomi di tempat tidur. Dengan posisi ve yang menindih tubuh naomi.
*tiba-tiba ve tersenyum licik*
"Bunda mau ngapain?" Tanya naomi, ketika ve memajukan bibirnya dan memiringkan kepala.
"Mau cium kam..."
"No!" Teriak naomi, sambil menutup mulut ve dengan telapak tangannya.
"Mau mandi, lalu berangkat ke sekolah. Atau bubi cium kamu sekarang juga" kata ve yang sudah melepaskan tangan naomi dari mulutnya.
Dengan perasaan kesal, akhirnya naomi mengalah.
"Yaudah iya naomi mandi"
"Mandi sama apa?"
"Sekolah!" Kesal naomi sambil menyingkirkan tubuh ve yang menindihnya. Setelah itu naomi berjalan gontai ke arah mandi, membuat ve menggelengkan kepala.

Hampir setengah jam ve berada di meja makan menunggu naomi yang sedang bersiap-siap. Tapi yang ditunggu-tunggu justru tidak juga menampakan diri. Membuat ve resah, karena waktu sudah menunjukan pukul /7 pagi.
"Jangan-jangan anak itu ketiduran di kamar mandi" tebak ve.
Saat ve ingin menghampiri naomi ke kamar, ternyata naomi sedang menuruni anak tangga.
"Maaf bun lama, tadi naomi pup dulu. Terus pup nya susah gitu, kayanya kebanyakan makan kue kering deh beberapa hari ini" kata naomi sambil berjalan ke arah meja makan, lalu diikuti ve di belakangnya.
"Kue kering? Perasaan bubi gak ada beliin kamu kue kering dari kemarin" bingung ve.
Membuat naomi merutuki kebodohanya.
*duh, kenapa gue harus bilang gitu sih! Gimana kalo bunda tanya kue keringnya dari...*
"Kue kering dari siapa naomi?" Belum ada satu menit naomi memikirkannya, ve pun sudah bertanya.
*naomi menyengir*
"Dari athaa kok bun" bohongnya.
Membuat ve hanya mengangguk mengerti.
*duh, maafin naomi ya bun. Naomi terpaksa bohong demi kebaikan* batin naomi.
"Yaudah sekarang kamu ke mobil duluan. Nanti bubi nyusul, kita udah gak ada waktu lagi untuk sarapan" perintah ve, ketika naomi ingin mengambil roti dan selai favoritnya ditahan oleh ve.
"Tapi nanti bunda bawain roti sama susu nya ya" kata naomi sambil berjalan keluar rumah, dan ve mengangguk mengiyakan apa yang diminta naomi.
5 menit naomi menunggu ve, akhirnya ve datang dengan membawa roti dan susu yang naomi minta.
"Ini roti sama susu nya. Kamu makan sekarang ya" perintah ve yang diangguki oleh naomi.
"Makasih bunda"
"Hmm"
Setelah itu mobil ve meninggalkan halaman rumahnya menuju ke sekolah naomi.

Setengah jam lebih perjalanan, akhirnya ve dan naomi tiba di sekolah. Kini ve sedang menemani naomi untuk menemui guru piket.
Saat ve dan naomi menemui guru piket, ternyata disana juga ada beberapa orang tua murid bersama anak-anak mereka yang terlambat. Karena memang cuaca pagi ini sangat tidak mendukung.
"Tolong yang baru datang lebih dulu mengisi absen, setelah nanti dipanggil satu persatu kalian baru diperbolehkan untuk masuk" ucap guru piket menggunakan toak nya.
Saat itu juga naomi langsung menulis nama nya dan nama ve sebagai orang tua dibuku absen keterlambatan.
5 menit naomi menunggu namanya dipanggil, akhirnya nama naomi lah yang paling akhir disebut oleh guru piket.
"Naomi, ayo cepat masuk" perintah guru piket.
Naomi ya sudah berpamitan kepada ve pun melambaikan tangannya sebelum masuk ke dalam.
"Bye, bunda"
"Bye"
Melihat naomi sudah masuk ke dalam, ve pun berpamitan kepada guru piket yang bertugas.
"Kalau begitu saya permisi dulu bu" pamit ve.
Namun baru beberapa langkah ve berjalan, guru piket tersebut teringat sesuatu dan memanggil ve.
"Ibu veranda" panggil guru piket tsb kepada ve.
Ve yang dipanggil namanya pun menghentikan langkahnya dan berbalik badan. Ve menatap heran pada guru piket naomi yang sedang berjalan menghampirinya.
"Ya saya, ada apa ya bu?" Tanya ve
*guru piket itu tersenyum*
"Maaf sebelumnya kalau saya terlalu lancang. Tapi saya hanya ingin menanyakan sesuatu kepada ibu veranda" ucap guru piket tsb dengan lembut dan sopannya.
"Menanyakan sesuatu? Sesuatu apa ya bu?" Tanya ve penasaran.
"Apa betul ibu veranda ini, ibu dari shinta naomi?" Jawab guru piket itu dan balik bertanya kepada ve dangan tidak enaknya.
Ve yang ditanya seperti itu menatap heran guru piket tsb.
"Iya benar, saya ini ibu dari shinta naomi. Memangnya ada apa ya ibu bisa bertanya seperti itu?" Kini ve terlihat serius, begitu juga dengan guru piket tsb.
"Sebenarnya, sudah beberapa hari ini naomi dikunjungi oleh seorang wanita" ucap guru piket kepada ve.
*ve menyerngitkan dahinya*
"Wanita?" Beo ve, yang diangguki oleh guru piket tsb.
"Iya, dia seorang wanita. Dan wanita itu mengaku jika dirinya adalah ibu dari naomi. Karena saya tidak begitu hafal orang tua murid kelas satu, jadi saya mengiyakan saja untuk mengijinkannya bertemu dengan naomi. Wanita itu juga selalu datang dijam istirahat berlangsung, dan selalu membawa kue kering untuk naomi. Bahkan saya juga dibawakan makanan olehnya. Dan disaat saya bertanya langsung kepada naomi, apakah wanita yang selalu datang menemuinya adalah ibu nya. Naomi mengatakan iya, jika wanitu itu adalah ibu nya"

Disaat itu lah Ve langsung menekan kuat dadanya yang begitu serasa sakit mendengar apa yang dikatakan oleh guru piket tersebut.
*Jadi tadi pagi naomi bohong sama aku?* batin ve.
"Ibu veranda? Ibu tidak apa-apa?" Tanya guru piket, ketika melihat ve menekan dada.
*ve langsung menggelengkan kepala*
"S-saya tidak apa-apa bu" jawab ve, yang berusaha kuat dan menutupi kerapuhannya mendengar apa yang dikatakan guru piket tsb.
"Maaf, kalau ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan ibu veranda" ucap guru piket tsb.
*Dan lagi-lagi ve menggelengkan kepala*
"Ibu tidak salah. Oh ya, apa saya boleh tau siapa nama wanita itu?" Tanya ve, yang hanya ingin meyakinkan jika wanita yang dimaksud guru piket tersebut adalah shania.
"Namanya shania, bahkan saya sampai hafal untuk mencatatnya sendiri dibuku kehadiran tamu" jawab guru piket tsb.
*Ternyata benar dia shania. Jadi naomi bohong sama aku demi shania* batin ve yang lagi-lagi menahan sakit di dadanya.
"Ibu veranda bisa bertemu dengan wanita itu nanti. Dan saya pastikan dia akan datang kesini lagi diwaktu jam istirahat berlangsung" ucap guru piket itu lagi.
*ve tersenyum paksa mendengar ucapan guru piket tsb*
"Baik, terimakasih bu atas infonya. Kalau begitu saya permisi" pamit ve yang diangguki oleh guru piket tsb.
Kini ve sedang berjalan menuju parkiran dengan bayang-bayang ucapan guru piket tadi padanya.
"Bubi gak nyangka kalau kamu akan berbohong demi dia, naomi" ucap ve sambil menatap foto naomi dilayar ponselnya. Dan saat itu juga lah ve menangis, tangisan ve pun bersamaan dengan hujan yang masih turun dengan derasnya. Payung yang tadi menjadi tempat berlindungnya pun diabaikan oleh ve. Ia tidak peduli jika hujan membasahi dirinya.

"Maaf mba, ini payungnya terbang" sebuah suara menghentikan langkah ve  dan tangisannya.
Ve yang sedari tadi menundukan kepala pun mendongak ke atas, melihat seseorang yang mengambilkan payungnya. Dan ketika ve melihat wajah seseorang itu, betapa terkejutnya ve.

"Deva!"

"Ve!"





*tbc*


FYI
Yang jadi Deva disini bukan si paus alias kinal ya. Tapi yang jadi Deva itu Deva Mahenra.
Terimakasih

I love you, bunda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang