Fourty Two

842 89 3
                                    

Selamat membaca...



















































Sesuai permintaan shania kepada naomi untuk membuktikan jika yang dikatakan naomi adalah benar. Kini keduanya sedang dalam perjalanan ke rumah lidya untuk menjenguk lidya yang sakit, namun sebelum itu naomi meminta kepada shania untuk menemaninya menjenguk athaa lebih dulu. karena athaa masuk rumah sakit akibat kecelakaan lusa lalu dan harus dirawat dalam waktu yang cukup lama. Karena mengingat kondisi athaa yang sangat memprihatinkan.
"Kalau apa yang aku katakan itu benar, boleh kan aku meminta sesuatu?" Kata naomi, sambil melirik ke arah shania di sampingnya yang terlihat fokus menyetir.
"Memangnya kamu mau minta apa?" Tanya shania, lalu melihat sekilas pada naomi.
*Naomi tersenyum*
"Aku mau ketemu bunda" jawab naomi, membuat shania menghentikan mobilnya dan langsung menatap naomi di sampingnya.
"No!" Tolak shania
Naomi yang mendapat penolakan langsung menatap shania.
"Aku mohon, sekali ini aja. Aku janji ini yang terakhir kalinya aku bertemu bunda, setelah itu aku milikmu" kata naomi yang memohon kepada shania.
Shania sendiri sedang memikirkan dan mempertimbangkan apa yang naomi minta.
"Baiklah, aku ijinkan kamu bertemu dengan ve. Tapi untuk yang terakhir kalinya, setelah itu kamu milik mama"  akhirnya shania pun mengabulkan permintaan naomi.
"Tapi dengan satu syarat" kata shania lagi, membuat naomi menatap shania kembali.
"Apa?" Tanya naomi.
*kini ganti shania yang tersenyum*
"Mulai detik ini panggil aku mama" ucap shania.
Meskipun permintaan shania itu mudah, tapi bagi naomi itu sulit. Walaupun begitu, naomi harus melakukannya demi bertemu dengan ve.
"O-oke, aku panggil kamu ma..ma" setuju naomi, membuat shania tersenyum senang dan kembali melajukan mobilnya ke rumah lidya.
Setelah itu, selama diperjalanan keadaan di dalam mobil pun hening, hanya ada alunan lagu dari radio. Dan tak lama keduanya sampai di rumah lidya.
*Gak ada mobil deva, itu artinya cuma ada tante melody dan lidya di rumah* batin naomi
"Ayo turun" ajak shania, tapi dengan cepat naomi menahannya.
"Kenapa?" Tanya shania, ketika naomi menahannya untuk turun.
"A-aku takut" kata naomi.
*Shania menatapnya heran*
"Takut?" Beo shania, yang diangguki oleh naomi.
"Apa yang kamu takutkan sayang, hmm?" Tanya shania lagi, sambil mengusap lembut pipi naomi dengan ibu jarinya.
"Naomi cuma takut nanti mama emosi di dalam, setelah tau yang sebenarnya tentang siapa deva. Dan naomi juga takut nanti mama pingsan lagi, terus kandungan mama kenapa-napa" jawab naomi, membuat shania justru tersenyum mendengarnya.
"Mama seneng banget kamu khawatir, tapi kamu tenang aja. Kalaupun nanti mama kenapa-napa di dalam, ada kamu yang akan menguatkan mama" kata shania, membuat naomi tersenyum dan menggenggam erat tangan shania.
"Ya udah yuk kita turun" ajak shania lagi yang diangguki oleh naomi.
Kini shania dan naomi turun dari mobil, berjalan beriringan sambil bergandengan tangan.

Sesampainya di depan pintu rumah lidya, naomi mengetuk pintu rumah itu beberapa kali. Dan tak lama seorang wanita betubuh mungil dengan pakaian kantornya keluar, yang tak lain adalah melody.
"Selamat siang tante" sapa naomi pada melody.
*Melody tersenyum*
"Selamat siang" balas melody.
"Pasti kamu mau jenguk lidya, iya kan?" Tebak melody yang diangguki oleh naomi.
"Hehe iya nih tante, boleh kan naomi jenguk lidya?" Tanya naomi.
"Tentu boleh dong sayang, ayo masuk" akhirnya melody pun mempersilahkan naomi dan shania untuk masuk ke dalam. Dan sesampainya shania di dalam, ia terkejut melihat figura foto yang terpajang di dinding ruang tamu.
*deva* batin shania, ketika melihat foto keluarga melody yang terdapat foto deva, suaminya.

"Oh ya naomi, ini siapa?" Tanya melody sambil menunjuk ke arah shania.
Naomi yang melihat arah tunjuk melody menepuk dahinya seperti melupakan sesuatu.
"Duh naomi sampe lupa hehe. Kenalin ini mama aku, namanya shania" kata naomi yang mengenalkan shania pada melody.
Shania yang sebelumnya begitu fokus melihat ke arah figura foto, kini menjabat tangan melody yang terulur ke arahnya sambil tersenyum paksa.
"Shania"
"Melody"
Namun tak lama senyum melody berubah menjadi bingung dan heran menatap ke arah shania.
"Kalo ini mama kamu, ve itu bunda kamu. Jadi ibu kamu ada dua dong mi?"  Tanya melody yang langsung diangguki oleh naomi.
"Iya tante, ada dua hehe" cengir naomi, yang semakin membuat melody bingung dan heran.
"Ah ya sudahlah, kalo gitu tante ambilkan minum dulu untuk kalian. Sambil menunggu silahkan kalian duduk dulu. Oh iya mi, kalo kamu mau liat lidya tinggal naik aja ya. Anggap aja rumah sendiri" kata melody sambil berjalan ke arah dapur.
"Siap tante" teriak naomi dari ruang tamu.
Setelah itu keadaan hening, shania sendiri sibuk dengan pikirannya.
"Ma" panggil naomi pada shania sambil menggenggam tangannya erat.
Shania yang sudah berkaca-kaca ingin sekali menangis, namun genggaman kuat dari naomi pada tangannya seolah menguatkan shania untuk tidak menangis.

10 menit melody pergi ke dapur, melody pun kembali dengan membawa dua gelas minuman untuk shania dan naomi.
"Maaf ya nunggu lama, ayo silahkan diminum" sambil berkata, melody meletakan dua gelas minuman itu di depan shania dan naomi.
"Gapapa kok tante, makasih ya" ucap naomi yang diangguki oleh melody.
Kini melody bergabung bersama dengan shania dan naomi.
"Maaf sebelumnya kalau saya lancang, apa itu suami anda?" Tanya shania, yang menunjuk ke arah figura foto di dinding ruang tamu.
Melody pun melihat ke arah tunjuk shania.
"Iya, dia suami saya. Namanya deva mahenra"

*Deg!*

Detik itu juga dada shania terasa sesak dan begitu sulit untuk bernapas. Setelah mendengar jawaban dari melody, bahwa apa yang naomi katakan ternyata benar.
"Ma" naomi kembali menyadarkan shania dari rasa keterkejutannya. Sedangkan shania mencoba meredam rasa sakitnya dengan meremas kuat tangan naomi. Sehingga membuat naomi meringis kesakitan.
"Naomi, kamu kenapa?" Tanya melody, ketika melihat naomi meringis kesakitan.
*Naomi menggelengkan kepala sambil menyengir paksa*
"Gapapa kok tante, ini tadi ada semut gigit tangan aku" jawabnya bohong.
Sementara shania yang sudah tidak bisa lagi menahan air matanya berpamitan kepada melody untuk pulang. Naomi yang bingung pun ikut berpamitan dan memohon maaf karena belum sempat melihat lidya di kamar.
"Saya permisi dulu ya tante, mama soalnya lagi hamil jadi suka pusing dan mual tiba-tiba" pamitnya yang diangguki heran oleh melody.
"Ya udah kalo gitu kalian hati-hati ya" pesan melody pada naomi dan shania yang sudah lebih dulu ke mobil.

Setelah berpamitan, naomi langsung masuk ke dalam mobil menyusul shania yang sudah menangis kencang.
"Ma" panggil naomi sambil menyentuh pundak shania yang bergetar.
Shania yang menundukan kepala di stir mobil mengangkat kepalanya lalu melihat naomi di sampingnya yang menatapnya sendu dan sedih.
"Gak seharusnya mama tau sekarang tentang ini semua. Apalagi dalam kondisi mama yang lagi hamil. Naomi takut mama kenapa-napa sama calon dedek yang ada di perut mama itu" tanpa sadar, naomi pun ikut menangis. Lebih tepatnya naomi menangis karena takut terjadi apa-apa pada shania dan calon adiknya. Karena dokter nadila berpesan jika kehamilan shania masih muda dan rentan untuk keguguran.
"Sayang, mama dan calon adik kamu ini baik-baik aja kok. Jadi kamu jangan khawatir dan jangan pernah merasa bersalah seperti itu. Justru mama sangat berterimakasih sama kamu, karena berkat kamu mama jadi tau tentang papa kamu di belakang mama selama ini" kata shania, sambil menghapus air mata naomi.
*naomi mengangguk, lalu memeluk shania erat*
"Naomi sayang mama, naomi akan selalu jaga mama dan adik-adik" ucap naomi, membuat shania yang mendengarnya tersenyum dan senang.
"Makasih sayang, mama juga sayang banget sama kamu" balas shania, lalu keduanya saling memeluk erat. Setelah itu mobil milik shania meninggalkan kediaman rumah lidya.





*tbc*

Kira-kira naomi bakal ngelupain ve gak ya??? Atau malah terjadi sesuatu sama ve?? Hmm 🤔

I love you, bunda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang